Puisi Cinta – Puisi merupakan bentuk ekspresi dan cinta adalah perasaan yang banyak diperbincangkan. Maka dari itu, puisi cinta kerap dicari ataupun dibuat. Puisi-puisi tersebut dibagikan dan semakin abadi. Kepopulerannya didasarkan sebab banyak yang mengalami kisah serupa. Mendapatkan puisi cinta pasti membuat Anda atau pasangan berdebar.
Walau demikian, ada kalanya Anda tak ingin mengutip tokoh ternama di dunia puisi. Selain banyak dipakai, sebagian puisi relatif rumit ditafsirkan. Sesekali Anda pun ingin memberi puisi yang lebih terus terang agar lebih mudah tersampaikan. Di bawah ini terdapat puluhan contoh puisi cinta untuk menjawab keinginan Anda. Selamat menikmati!
Contents
- Mencintai Sahabat
- Karena Kamu
- Diam dalam Sepi
- Telepon Tua
- Rintihan Hujan
- Biarlah
- Suatu Ungkapan
- Pukul 8 Malam
- Hentakan Api Asmara
- Badai dan Balada
- Danau Purnama
- Sinar Wajah Bidadari
- Alunan Senja
- Kita pada Sebuah Lagu
- Debar Asing
- Bunga dalam Pot
- Memori Bulan Sabit
- Tatap Aku
- Melepasmu
- Cinta yang Bebas
- Sebab Aku Percaya
- Menjadi Cermin
- Cinta yang Beda
- Ketika Jatuh Cinta
- Doa-doa Cinta
- Cinta yang Universal
- Cinta adalah Misteri
- Mencintai Khayalan
- Pagi untuk Kekasih
- Cinta yang Luka
- Saputangan Jingga
- Dering Telepon Istimewa
- Mendefinisikan Cinta
- Bukan Kupu-kupu
- Panggil Aku
- Halo, Mantan
- Hanya Kita yang Tahu
- Gombal
- Berbalas Pujian
- Tentang Pergi
- Terima Kasih
- Matahari Tak Tahu Hari
- Di Dalam Cangkir Kopi
- Melukis Rasa
- Sebuah Nama
- Salam dari Jauh
- Samudera
- Hari Kamis Turun Gerimis
- Inikah yang Disebut Cinta?
Mencintai Sahabat
Sahabat, ingatkah saat kau bersandar di pundakku?
Meminjam telingaku untuk cerita harianmu
baik susah, senang, maupun biasa saja
Dan meminta penilaianku untuk penampilanmu,
kue buatanmu, lukisanmu, dan banyak hal lain
Sejak lulus kita jauh terpisah
Aku di pulau ini, kau di pulau sana
Bekerja di profesi berbeda
Punya teman-teman sendiri
Dan kau bercerita kau jatuh cinta
Sebagian dariku bahagia, sisanya mati rasa
Kau tidak tahu, aku mencintaimu sejak dulu kala
Saat kita masih remaja ingusan ringan tawa
Karena Kamu
Karena kamu… aku bertahan atas segalanya
Yang selalu kucinta tak akan berlebihan
Merajut asa demi bibit cinta yang kita tanam
Bersama kita mengarungi derasnya arus kehidupan
Karena kamu… aku bersabar untuk bertahan
Meladenimu ketika penat melanda jiwa
Menenangkanmu atas segala kesedihan yang datang
Menjalin hubungan tanpa pamrih hingga akhir waktu
Aku mencintaimu, selamanya hingga jadi debu
Tak peduli seberapa kencang topan yang melanda
Tak dihiraukan seberapa keras kilat yang menyambar
Aku akan selalu bersamamu, untuk selamanya dan sampai kapanpun
Diam dalam Sepi
Keheningan akan terus datang
Tanpamu yang aku cinta
Tanpa dirimu yang selalu aku puja
Denganmu yang selalu tersimpan dalam lubuk hati yang paling dalam
Mengapa engkau selalu tak bersamaku
Ketika diriku merindu dan mengharap kehadiranmu
Tak ada kabar yang berhembus dari dirimu
Batang hidungmu juga tak pernah kembali ke hadapanku
Entah apa yang merasukimu
Hingga kau tak ingin bersahaja denganku
Aku terus merenung apa yang sebenarnya terjadi
Atas kehilangan ini yang tiba-tiba datang tiada terduga
Semua ini tiada berarti
Hanya keheningan yang selalu menemani
Tanpamu kini aku menyadari satu hal
Impian hanya ada dalam kesepian
Telepon Tua
Ingatkah engkau dengan telepon tua ini
Kita sering bencengkerama dengan telepon ini
Sedari dulu sering untuk bertukar kabar
Atau hanya untuk melepas rindu yang sama-sama terasa
Hentakan detak jantung yang kian berirama
Terenyuh hati yang sedang kasmaran
Saat itu.. masih bersua bersamamu
Hingga kini tak akan pernah lenyap dari dunia
Masih bersuara cantik ibarat bunga mawar
Suaramu nan lembut mengingatkanku tentang segalanya
Tentang arti hidup yang sebenarnya
Engkau telah membuat duniaku berputar dengan indah
Berjanjilah selalu untuk selalu tinggal di hati
Mengingatkan tentang seluk beluk yang tak akan padam
Mengiyakan segala tantangan untuk dihadapi bersama
Demi keyakinan atas nama cinta suci kita
Rintihan Hujan
Terkaan hujan kembali menangkap rasa
Hening melahap rasa yang tak tergantikan
Terpikat melewati jelaga
Terpesona tak akan dihiraukan
Kendati masih terasa jua
Masih padat dalam suatu bejana
Apalah daya lisan yang kian melemah
Sebab melihatmu sudah sangat bahagia
Tentang dirimu yang masih berdikari
Melewati rintangan masa yang kian pelik
Tentang dirimu yang masih segar dalam bayangan
Tentang dirimu wahai jelita
Biarlah
Lembut dan cantik sapamu menyapa jiwa
Kelopak nuranimu menyentuh hati
Laksana lembutnya sutera mengelus lena
Hingga terbuai dan hanyut di jiwa yang lembut
Kini … kelopak nurani menutup
Tercemar asa duga yang mencekam
Untaian lisan tiada berdaya menerka
Mengurai soal pun hingga berprahara
Alunan melodi merdupun kini berlalu
Sirna serta cerita di masa dahulu
Jiwa terluruh di dalam hati yang pilu
Dimakan arah jalan yang buntu
Biarlah…. Biarlah…
Semua berlalu sendirinya
Lekang oleh zaman
Suatu Ungkapan
Tulisan ini menceritakan suatu hal
Maka ingatlah, Bumi kering tak berisi kelak
Tak ada yang datang dengan berbisik
sunyi bisu menyayat jiwa dan kalbu
Saat bulan kian bersinar terang
matahari berusaha memberi bantuan
saat itulah sang Dewi datang ke bumi
menyapa bumi lewat mega luas nan tangguh
Bumi lantas mendendangkan syair merdu
Mengisyaratkan isi hati yang sumringah
Memberi nada yang merdu
Bergema, menyapa melodi yang tertidur
Saat nada dijuluki pria, melodi adalah wanitanya
Saat tarian dijuluki wanita, gerakan adalah prianya
Itulah cinta dari segala arti
Mewujudkan keabadian walau nestapa melanda
Pukul 8 Malam
Pukul 8 malam
Sebuah kerinduan yang kian membara
Kau menungguku dalam renungan
Kita bertemu dalam penantian
Setelah sekian lama tak bersua
Rambutmu yang panjang
Suaramu yang lembut
Parasmu yang begitu rupawan
Tak ingin begitu saja kulepas
Lagi…
Duduk saling berdampingan
Sandaran kepalamu mendarat di bahuku
Sesekali melantunkan kata-kata nan indah
Menasbihkan perasaan diantara kita
Malam tak kuasa menahan dinginnya
Siratan kata yang kau ucap
Meluapkan gelora dalam jiwa
Tentang kehadiranku yang langka
Dan tatapan mata yang begitu kau rindukan
Katakanlah…
Katakan segalanya
Tentang apa yang ada diantara kita
Tak perlu menjaga rahasia
Ragu tak berpeluang muncul
Kini… diriku telah menetapkan
Ketetapan untuk hidup kita selanjutnya
Dengan sebuah cincin dan lembaran aksara
Kau telah memperoleh risalahku
Hentakan Api Asmara
Panas masih terasa dalam jiwa
Merasakan akan kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa
Menyiratkan akan takdir yang begitu mulia
Tak terasa akan melanda nestapa yang sumringah
Masih terasa hangatnya cinta
Menuju diri yang kian bahagia
Rasa menjelma menjadi cinta
Keabadian sejati itu yang begitu didambakan
Merenung jiwa tentang rasa yang fana
Hari terus menggelegar menyuarakan rasa
Lain waktu tak akan datang hal yang sama
Kesempatan pasti tak akan datang untuk kesekian kali
Rasakanlah api asmara yang dahsyat
Dengan gelora yang begitu menggebu dengan hebatnya
Menyatukan dua insan manusia
Menjadi satu dalam mengarungi kehidupan
Badai dan Balada
Tak terasa hampa telah menggerogoti sukma
Menyisakan sengsara yang dalam
Tak henti tubuh beranjak kesana kemari
Mencari dirimu, wahai cinta sejati
Sudah berapa lama? Entahlah
Sukma masih berusaha menerjang badai nan kencang
Mencari jawaban atas segala kerisauan yang ada
Berhenti untuk beristirahat menjernihkan pikiran
Balada timbul dari keresahan dalam hati
Dari kemunafikan naluri yang egois
Sekat antara dua rasa yang saling bercinta
Membuyarkan segala harapan yang tercipta, sirna sudah…
Badai ini tak akan henti berlalu
Balada akan selalu tertulis dengan tinta merah
Yang melambangkan kepatahan dari rasa ini
Dariku yang tersakiti atas pengkhianatanmu
Danau Purnama
Saat itulah aku bertemu dengannya
Seorang yang begitu menenangkan jiwa
Di kala kepenatan dan riuhnya dunia menyelimuti
Bulan purnama yang menjadi pelipur lara atas segalanya
Di kala malam yang melembutkan itu
Danau yang tenang menjadi saksi
Tak lupa dengan sinar purnama yang bersahaja
Dengan semilir angin yang semerbak
Kita bersama menghabiskan malam yang panjang
Perahu membawa kita menuju gelombang asmara
Menyeruak ke permukaan menjadi api cinta
Yang bergelora diantara dua hati yang bersatu
Takdir telah kutemukan kala malam itu
Orang yang begitu dipercaya datang ke hidupku
Mendampingi diri menuju sinar surya yang cerah
Hinggap dalam lentur dan wanginya kehidupan
Sinar Wajah Bidadari
Sinar rembulan yang kupandang
Sekana membawa jiwaku menembus alam kahyangan
Menerka kenikmatan yang tiada tara
Kesegaran dari nafas alam nan sejuk
Hadirnya memalingkan duniaku
Tatapan alam tak aku hirauan
Karena dia yang telah membawaku kedalam surga dunia
Begitu indah nan mempesona
Wajah senandu tembang merdu
Manisnya serasa matangnya madu
Dari matanya yang menghipnotis dan biru
Membawa diri untuk bersenandung
Alunan Senja
Senja kini telah datang kembali
Semilir angin nan lembut menuju kalbu yang dingin
Sinar jingga masih membentang dalam tatapan mata yang kosong
Senja ini..
Entah apa yang aku rasakan
Merasakan hal yang tak begitu nyata untuk diterka
Namun menyesakkan dada dan memenatkan pikiran
Di bawah senja ini
Aku menunggu dirimu yang tak kunjung kembali
Menebar benih cinta dalam hati dari tempat nun jauh di sana
Hinggap rindu selalu mendera di setiap waktu
Wahai senja
Sampaikan salam kasihku kepada dirinya
Pujaan hati yang selalu mengisi hati dan menemani hari dahulu
Kita pada Sebuah Lagu
Nada-nada menguntai memori
Lirik-lirik meresapi nurani
Bersamamu, tercipta lebih dari harmoni
Bernyanyi bersamamu memupuk kasih
Tenggelam di imaji yang sama
Di mana hanya ada kita di sana
Bermusik denganmu menambah arti
Dan lagu pada hari itu
adalah kuci pintu rinduku
Di mana aku bisa instan mengingatmu
pun perasaanku di hari itu
Kita pada sebuah lagu
yang menyanyikan kisah kita
saat menyanyikannya bersama
Debar Asing
Mungkin kau tak ingat kapan pertama jatuh cinta
mungkin saat terperosok senyumnya
Atau terpaku oleh matanya
Atau saat debaranmu tak lagi kaukenali temponya
Yang pasti, kau merelakan hatimu ditangkapnya
hingga otak tak berhenti memikirkannya
menyanding rindu yang tak terhitung jumlahnya
Bersamamu, debaran terasa paling asing tapi familiar
menyesakkan tapi membuat aman
Bunga dalam Pot
Ia bertanya, kenapa aku tak pernah memberinya bunga
Buket tanaman warna-warni dililit kertas, kain, dan pita
Katanya, semua temannya pernah mendapatkannya
Dari kekasih mereka
Ia tidak tahu jika aku tak ingin
Cintaku tidak serupa bunga potong yang dirangkai
Cintaku adalah akar yang menguat, batang yang membesar,
Daun yang melindungi, dan bunga yang menghiasi
Yang takkan layu dan mati begitu mudah
Aku bertanya, apa ia ingin bunga?
Ia antara ingin mengangguk dan mengelak
Aku pun memberikannya bunga, dalam pot bertanah
Kuminta ia merawatnya
Memori Bulan Sabit
Sehabis kelas malam, kita pulang bersama
Bertukar cerita
Berbagi tawa ceria
Sepanjang jalan yang tak terasa
Kamu membuatku hilang lelah
Sebab bahagia kini mengalahkannya
Aku ingin berjalan denganmu lebih lama
Bercerita denganmu lebih panjang lagi
Kita melihat ke atas langit
Kanvas gelap. Titik cahaya tersebar
Lalu bulan sabitnya seperti tersenyum
Tatap Aku
Aku bertaruh mentari bahagia melihat kita
Bicara dan tertawa tanpa topeng
Hati kita kini mekar berbunga
Tatapan bersinar dan langkah seirama
Di bawah, semut seolah ikut menari
Walau jalan cinta berliku, kisah kita berakhir indah
Tak lagi ada duri
Tak lagi jumpa pahit
Semua sudah kita lampaui
Memijak tanah yang sama ke masa depan yang sama
Dua tangan saling genggam
Berbagi kehangatan yang erat seperti gembok dan kunci
Tatap aku, Cintaku
Bersama mari menuju hari esok
Aku, kamu, dan keluarga kecil kita
Melepasmu
Bukan apa-apa yang pernah menjadi hampir segalanya
Jarak jauh yang tampak pendek antara langkah kita
Aku jatuh cinta, kukira kamu juga
Dugaanku tampak salah, tapi mencintai tetap tak apa
Kau pergi untuk bersamanya
Aku berpura-pura tak ada apa-apa
Berlagak tak pernah ada cinta
Kurasa, melepasmu adalah tanda cintaku
yang terakhir, sebelum aku mencari lain hari
Cinta yang Bebas
Aku akan memberimu cinta yang mengalahkan segala stigma
Dan mari kita bangun cinta setara
Tak ada yang lebih berkuasa dari yang lainnya
Tak ada yang lebih lemah dari yang satunya
Aku ingin menjalani cinta yang bebas
Tak sebatas kau, aku, dan romantisme berdua
Aku ingin kita sekaligus menjadi saudara, sahabat, dan rekan juang
Aku ingin kita kian mencintai alam, takdir, dan keadilan
Aku ingin cinta kita bebas menjadi bunga, godam, rumus, atau nitrogen
Sebab Aku Percaya
Denganmu, aku melampaui apa yang sebelumnya tak kuduga
Berkembang menjadi aku yang saat ini
Masih berproses menjadi aku yang entah bagaimana kelak
Aku berharap di masa itu masih bersamamu
Memulai denganmu, aku belum jatuh cinta
Sekadar firasat yang coba kuikuti
Sekadar rasa percaya yang bingung kujelaskan
Namun denganmu, aku yakin memilih jalan itu
Mengikuti suara aneh di kepalaku
Membawaku menjalani semua denganmu
Cinta lekas tumbuh, dan tumbuh semakin besar
Mungkin dulu sudah kautebar benihnya
Mungkin bersamamu menumbuhkan pohonnya
Menjadi Cermin
Cinta tak peduli kau kurus atau gemuk
Kau hitam atau putih
Kau anggun atau serampangan
Kau modis atau kampungan
Kau pintar atau pemalas
Yang benar-benar cinta takkan peduli
Takkan menuntut atau memaki
Cinta adalah cermin yang membuatmu bisa melihat diri sendiri;
Diri yang sejati
Cinta yang Beda
Kita berbeda, tapi bisa jatuh cinta
Pencipta kita sama, kita yang sebut Dia berbeda
Kita yang berbeda sekarang saling jatuh cinta
Pencipta kita sama, kita masih sebut Dia berbeda
Kita berbeda, tapi disatukan cinta
Entah sampai kapan, sesaat atau selamanya
Kita berbeda, tapi sama perihal cinta
Bolehkah kita berharap bisa terus bersama?
Sebab Sang Pencipta ciptakan pembeda
Dia pun ciptakan cinta
Kita tak bisa menerka melampaui keterbatasan ini
Tapi bolehkah kita berharap bisa terus mencintai?
Ketika Jatuh Cinta
Aku melihat notifikasi ponsel, tersenyum
Aku melihat barang kesukaanmu, teringat
Aku melihat foto media sosialmu, terkesima
Aku melihat apapun tentang kenangan kita, rindu
Ketika jatuh cinta, dunia terasa berbeda
Tapi aku bersyukur karena kau orang yang tepat
Kau bilang, tak perlu sampai jatuh untuk merasakan cinta
Dan cinta tak sepatutnya membuat jatuh
Aku melihat dirimu, aku jatuh cinta
Selalu, berkali-kali
Padamu, orang yang sama
Ketika jatuh cinta, biar logika pecinta yang bicara
Doa-doa Cinta
Cinta, kudoakan kau sabar akan ujianNya
Kudoakan kau taat pada perintahNya
Kudoakan kau teguh jauhi laranganNya
Kudoakan kau berbaik sangka tentang takdirNya
Kudoakan kau percaya terhadap janjiNya
Kudoakan kau bertambah mencintaiNya
Kudoakan kau selalu
Kudoakan kau selamanya
Cinta yang Universal
Aku mencintaimu meski tak mengenalmu
Kau yang lantang menyuarakan kebenaran
Kau yang gagah mengawal kekalahan
Kau yang tak henti memperjuangkan yang kauyakini
Aku mencintaimu meski tak pernah bertemu
Kau yang gugur di medan perang
Kau yang dibunuh karena membela keadilan
Kau yang terus menanam meski diancam
Kau yang terus melaut meski disingkirkan
Kau yang terus membara dan selalu gagal dipadamkan
Cinta adalah Misteri
Sayangku, cinta adalah misteri
Entah dari mana ia datang
Entah ke mana ia pergi
Sains bilang otak amat kompleks
Tapi orang bilang kita memang punya hati
Sayangku, cinta tak perlu dipecahkan
Cukup mengalir bersamanya
Cukup berjuang karenanya
Cukup menjadi diri sendiri dengannya
Cukup bertekad ke versi sebaik-baiknya
Sayangku, cinta hanya perlu dialami
Jangan coba mengingkari
Sebab hanya akan timbulkan sesak hati
Jangan coba memaksa
Atau kau bisa kehilangan diri
Mencintai Khayalan
Bagaimana aku bisa menyatakan cinta ini
Aku tak berani menyapamu
Memandangmu saja tak mampu
Apalagi bicara mendalam denganmu
Aku hanya bisa mencintaimu dengan benar di lamunanku
Di sana aku bisa memandangmu
Bercanda denganmu
Menyatakan perasaanku setiap waktu
Pagi untuk Kekasih
Akan ada pagi untuk kita bersama
hingga siang kita harus sekolah
saat sore kita beraktivitas di rumah masing-masing
bertukar foto senja dari jendela
saat malam kita mengerjakan PR untuk esok hari
bersua lewat sambungan telepon
Tak apa jika tak bisa sepanjang hari
Selalu ada pagi untuk kita
Saling tersenyum dan menyapa
bergandengan tangan sejenak
Terpisah ke kelas masing-masing
Tak apa jika tak bisa setiap pagi
Lima dari tujuh lebih dari cukup
Untuk saling ekspresikan cinta
Sebelum fokus mengejar cita-cita
supaya nanti menjemput cinta kembali
Supaya nanti untuk kita tak sebatas lima pagi
Kita punya semua pagi
Kita bisa bersama sepanjang hari
Cinta yang Luka
Dahulu, mencintaimu adalah pasti
Sekarang pun masih
Bahkan nanti aku yakin sama
Yang berbeda adalah cintaku sudah luka-luka
karena jarak ini, karena waktu ini
Yang sama adalah luka-luka takkan kalahkan cinta
karena kepercayaan ini, karena kesetiaan ini
Kelak, mencintaimu adalah obat
bersamamu sembuhkan luka perlahan
Mencintaimu memang luka-luka
tapi tak apa, ini bukan mau kita
sungguh tak apa, kita bisa menyembuhkannya
Saputangan Jingga
Pekan olahraga membuat lelah
Cuaca cerah menambah lelah
Kausodorkan saputangan jingga
Kainnya lembut dan wangi aroma
Kupakai mengelap muka
sekalian sembunyikan merah
karena merah muda
suaramu adalah hijau paling teduh
semangatmu kuning yang lebih cerah
Saputanganmu kubawa
Hendak kucuci setulus jiwa
di bawah langit paling biru
unguku kini terhapuskan
Dering Telepon Istimewa
Seminggu belum berjumpa
Memang sibuk dirinya
Harusnya sudah biasa
Kenapa rindu tak sepenuhnya terima?
Seminggu belum bertukar kabar
Susah sinyal di sana
Harusnya bisa bersabar
Kenapa ego mulai menyiksa?
Aku ingin tidur saja
Suara panggilan mengagetkanku
Dering ini hanya untuknya
Hatiku sudah gembira
Mendefinisikan Cinta
Gara-gara membaca buku, kita ingin mendefinisikan cinta
Membaca pendapat para tokoh
Merasa itu benar semua
Kita ingin punya definisi sendiri
Cinta adalah, cinta bagaikan
Cinta ibarat, cinta merupakan
Cinta yakni, cinta yaitu
Cinta cinta cinta, sebenarnya apa?
Bukankah kita saling cinta?
Tapi rumit sekali menjabarkan cinta
Padahal cinta sesederhana kita
Bukan Kupu-kupu
Kalau metamorfosis nyata pada manusia
Perasaanku bukan ulat yang menuju kupu-kupu
Memang indah, tapi kurang tepat untukku
Perasaanku bukan kecebong yang menjadi katak
Memang bisa lebih dari satu alam, tapi masih kurang terasa benar
Cintaku adalah rayap yang menjadi laron
Tak ada sesal berubah
Mencintai takdir meski hanya hidup sehari
Damai bersama cahaya bernama kamu
Panggil Aku
Kalau kau sedih, kabari aku
Kalau kau marah, ceritakan padaku
Kalau kau gusar, ungkapkan saja
Kalau kau sakit, sampaikanlah
Kalau kau bosan, cari aku
Kalau kau takut, aku siap bersamamu
Kalau kau kesepian, ada aku
panggil aku kapan pun kau mau
sebab kau tak boleh terluka sendiri
sebab aku ingin menemani
Halo, Mantan
Halo dari partner “Kita”mu yang sudah pensiun
Apa kabar?
Kudengar besok kau menikah
Aku ingin datang tapi tidak kau undang
Kau tahu, aku masih aku dua tahun lalu
Yang masih menyayangimu
Yang masih kausalahpahami
Aku melarangmu ini itu sebab bahaya untukmu
Pergaulan tidak sehat hanya akan merugikanmu
Bukannya aku tidak menerima apa adanya
Tapi tidakkah kau ingin menjadi lebih baik bersama?
Sudahlah, kau salah menafsirkan sikapku hingga sekarang
Kau memilih dia yang bagimu pengertian
Aku mendoakan kebaikan untuk kalian
Hanya Kita yang Tahu
Ya, hanya kita yang tahu
Kacapiring di depan fakultas itu kita yang menanam
Cuilan di tembok laboratorium karena aku tak bisa menangkap bolamu
Di taman kita mengubur alat laboratorium yang pecah
Biar hanya kita yang tahu
Pernah tersesat ke ladang saat mencari jalan pintas untuk pulang
Mencampur teh dan cokelat ternyata manis yang menyengat
Berbalas lagu di motor takkan jelas
Sebab pendengaran terhalang helm dan angin
Tetap hanya kita yang tahu
Tapi entah siapa dari kita yang terus ingat
Tetap bersamamu adalah yang terpenting
Dari semua yang bisa terkenang
Gombal
Jangan percaya jika ia tak bisa hidup tanpamu
Jangan terbujuk jika kamu mengalihkan dunianya
Jangan tergoda jika katanya kamu paling indah
Rayuan klasik semacam itu biasanya terbukti dusta
Pilih saja aku yang sungguh-sungguh
Yang juga jijik menggombal pasaran
Aku bisa hidup tanpamu, tapi tanpamu takkan terasa sama
Kamu tidak mengalihkan duniaku, kita punya dunia masing-masing
Kita hanya membuat ruang baru untuk cinta
Kamu bukan yang paling indah, tapi untukku kamu adalah yang paling tepat
Aku tak peduli kamu di mata yang lainnya
Berbalas Pujian
Kamu tak perlu seimut idol Jepang
Jangan kuruskan dirimu selangsing girlband Korea
Jangan termakan godaan alat kecantikan agar sesuai standar Asia
Jadilah dirimu, lakukan secukupnya saja
Aku cinta kamu tak memandang hal itu
Kamu tak perlu selucu artis-artis ibukota
Jangan berusaha setampan oppa Korea
Jangan terhasut guyonan roti sobek yang katanya paling disuka
Jadilah dirimu, lakukan secukupnya saja
Aku cinta kamu tak memandang hal itu
Tentang Pergi
Jangan jauh-jauh
Jangan lama-lama
aku gampang rindu
Tapi tak apa pergi
Asal kelak kembali
Aku selalu cinta
Terima Kasih
Kau datang ke hidupku, membawa arti
Kau mengisi hariku, jadikan berwarna
Kau menemani langkahku, menambah alasan berjuang
Kau doakan suksesku, aku pun demikian
Kau menghalau sedihku, aku tak sendirian
Kau lengkapi bahagiaku, terasa makin berkesan
Kau redakan amarahku, pikiranku jernih kembali
Kau mencintai diriku, aku pun demikian
Terima kasih telah ada
Terima kasih sudah nyata
Terima kasih untuk cinta
Matahari Tak Tahu Hari
Siapa yang menyangkal jika kau bercahaya
Hangat bagi sesama
Bahkan bagi yang berbeda
Hanya kamu yang merasa dirimu berharga
Kau seperti matahari yang tak bedakan hari
Sinarmu sama, hangatmu juga
Kau adalah matahari yang membuatku jatuh hati
Tertarik gravitasi, terbakar reaksi
Di Dalam Cangkir Kopi
Menyeduh cangkir kopi berisi asmara
Meski pahit tapi nikmat
Sedikit manis walau gelap
Terasa ada candu
Barangkali di dalam cangkir tersebut terdapat cinta
Melarut dalam tubuh
Menembus dalam hati
Barangkali hadirmu lebih bermakna
Di dalam cangkir kopi
Terkandung cerita
Tentang dua anak manusia
Obrolkan masa depan di warung kopi
Melukis Rasa
Aku tidak tahu bagaimana cara melukismu
Seindah apa yang kurasakan padamu
Warna apa yang paling mewakilimu
Goresan seperti apa yang tepat menggambarkanmu
Pada akhirnya, kanvasku bersih tanpa apa-apa
Namun warna putih itu menyimpan segalanya
Lebih mengerti dari yang kuduga
Biar kau kulukis di hati saja
Sebuah Nama
Namamu adalah kata paling indah
Yang terucap dari lisanku
Namamu adalah suara paling lembut
yang kudengar di telinga
Namamu adalah doa untuk semesta
yang kuharap aku adalah salah satu muaranya
Salam dari Jauh
“ada salam dari dia,” kata temanku
Wajahku tersipu karenamu
Aku merindukanmu
Samakah yang kaualami?
Kita yang jauh berbeda kota
Dalam setahun hanya jumpa beberapa kali
Salam yang kuterima adalah salah satu pelepas rindu
Selain komunikasi kita di layar maya
Samudera
Memilikimu adalah keberuntungan terbaik
Bersamamu adalah berkah terindah
Kau adalah samudera tempat mengalir seluruh cinta
Yang menyimpan kekayaan misteri
Dan keindahan bagi yang menyadari
Mencintaimu sesulit menjaga samudera
Tapi tak ada kata mustahil untuk cinta
Kau menjadi rumah segala gundahku
Pun masih tujuan semua harapku
Hari Kamis Turun Gerimis
Kamis sering gerimis
Kadang tak terduga, kadang bisa dikira
Langit memang suka bermain
Tak sampai hujan
Cuma basah mewangi
Namun keberadaanmu membuatnya romantis
Sepayung denganmu teramat manis
Tak apa jika terus gerimis
Kita tak kehilangan apa-apa
Kita punya lebih banyak bahan cerita
hingga tak habis-habis
Inikah yang Disebut Cinta?
Sorot indah dari bola matamu
kerlingan genit menawan hati ini
hadirmu seperti petir membelah bumi
Aku terperanjat
Sejenak rotasi seolah berhenti
Dikarenakan pesonamu, kekasih
Aku seperti jatuh ke palung terdalam di lesung pipimu
Terkesima akan keanggunan perilaku
Kau seolah-olah ciptaan yang sempurna
Tak bisa berhenti ku melihatnya
Aku bertanya pada hatiku, apa ini namanya cinta?
nyatakah cinta pandangan pertama
saat aku belum tahu namamu
Bolehkah aku mengenalmu lebih jauh?
Bila mungkin ku ingin mengisi relung hatimu
Sekian puisi-puisi cinta dengan berbagai jenis cerita. Anda bisa menyampaikannya langsung atau memodifikasi dahulu. Pilih puisi yang Anda rasa terbaik untuk kisah cinta yang dijalani. Dari puluhan puisi di atas, mana yang paling mewakili perasaan Anda?
49 Puisi Cinta Untuk Kekasih, Orang Tua , Dll (Lengkap)