Puisi alam – Imajinasi tentang tanah hijau, laut biru, dan langit senja otomatis membuat kita teringat pada alam. Ketenangan nuansa alam kerap membuat kita ingin berpuisi untuk mengabadikan momen. Sebaliknya, dengan membaca puisi tentangnya dapat membuat kita membayangkan lalu melepas rindu.
Kali ini terkumpul sejumlah puisi tentang alam, mulai dari keindahan sampai kepedihan yang dirasakan oleh sang Alam:
Contents
Kumpulan Puisi Alam
Senja Yang Indah

*****
Aku menyaksikan sinar keemasan yang hadir di garis cakrawala
Netra terkesima ketika menatap keelokannya
Keindahan dari karya tangan Sang Maha Kuasa
Mentari sudah menyiapkan diri untuk terbenam
Menjemput lembut damai malam yang tenang
dan menelan sinarnya dalam-dalam
guna sempurnakan pesonanya
Lembayung terlihat indah dengan semburat kuningnya
Gradasi yang terbentuk mirip lukisan buatan tangan pelukis andal
Di ujung-ujung langit itu lah
lukisan agung telah diciptakan untuk sepanjang zaman
*****
Lukaku Diusap Sang Bulan

*****
Aku menatap senyuman anggun rembulan seolah-olah menyapaku
Senyumannya tampak amat cantik membuat hatiku menjadi mekar
Aku lantas mematung
Menatap anggunnya sang Bulan yang tiada pernah membosankan
Cahaya seolah-olah menepis kelam malam ini
Kurasakan sinarnya menghangatkan badan dan malamku
jua hatiku terasa senang sebab ia menerangi malam ini
*****
Bulan, mengapa engkau melihatku dengan tatapan itu?
Aku jadi tidak paham dibuatnya
Setidaknya aku tahu jika keindahan tak wajib selalu didekati
dan keelokan tak harus selalu dimiliki
tetapi cuma sekadar tuk dilihat dan dikagumi dari jauh
*****
Potongan Indahnya Surga Nusantara

*****
tetap dalam lamunan paska subuh
Nyanyi para burung jua masih kudengar merdu
melagukan sendu syahdu mengenai damainya alam pagi itu
*****
Di sana, bentangan surga tampak amat indah
menggambarkan keindahan yang tak ada bandingannya
Angkasa pun terpampang elok dengan selimut biru
disertai dengan arak-arakan awan yang ditiup oleh bayu
Padi-padi merunduk berwibawa
membentang dalam guratan kuning suasana sawah
Tegaknya gunung tampak menjulang ke angkasa
Jajaran pohon hijau berayun kagumi sang surya
*****
Inilah Indonesiaku
Sedikit serpihan surga yang diletakkan Tuhan di Bumi
Inilah Indonesiaku
Luhur karya yang diciptakan Tuhan
Inilah Indonesiaku
Bentangan alam menghias kehidupan nusantara
Inilah Indonesiaku
Tanah air tercinta hingga ajal memisahkan
*****
Awan

*****
Aku adalah yang selalu bertebaran di langit
Warnaku putih, abu-abu, atau kadang hitam
Monokrom yang buatku kian menawan
Wujudku yang bergelombang ibarat air di lautan
Tebal tetapi bagus sekali
Bahkan matahari kadang tak tampak
Dan keindahan pelangi kadang tak tampak sempurna
karena si selimut langit menutupinya
*****
Tinggi di atas dunia
selimuti luasnya alam raya
berukuran baik tebal atau tipis
tersebar dan bergerak ke mana-mana
pesona kami bukan buatan saja
halus dan tampak menawan
Keindahan nan tiada terelakkan
Yaitu diriku, awan
*****
Kemana Perginya Alamku yang Lestari

*****
Kerap aku melihat bentangan hijau sawah berpayung langit biru, tetapi itu dulu
bagian kiri dan kanan sawah menghijau luas, tetapi itu masa lalu
Di teduh gunung sang surya terbit malu-malu, tetapi tidak lagi
*****
Kini? Ke manakah mereka?
Tanah selalu becek cokelat tiap hujan berlalu
ia kini bagai abu
Tidak kudapati kembali sawah menghampar
Burung-burung turut kehilangan habitatnya
Mahoni dan jati dibabat hingga gundul
Cemara sudah tidak sehijau cerita lampau
*****
Kini yang ada hanyalah longsor dan banjir
Gempa bumi dan tsunami
Kekeringan yang terjadi berkepanjangan jua
Oh alam yang lestari, ke manakah kau pergi?
*****
Pantai

*****
Ketika di pinggir pantai
Aku mencoba pejamkan mata
Melepaskan segala lelah dan beban yang ada
Berbaring di bentangan butiran pasir
dan dihias dengan cangkang-cangkang kerang yang cantik
Sapuan ombak yang menghempas pasir amat indah dilihat
Nelayan tengah menjaring ikan, menambah bagus pemandangan
pantai saat ini
*****
Di Atas Bentangan Langit Itu

*****
Di atas hamparan langit yang maya itu
Kemarau lahir hadir kepadaku
Diam-diam tumbuh pelan dan berhembus sangat panjang
*****
Ia pun menerpa lautan
meresap lapisan tanah
jua menembus rimba
*****
Kemarau tersebut datang padaku
Dari Tuhan yang selalu diam bisukan kata
Dari tangan-Nya nan belum pernah menyapa
Dan dari Dia yang sepi tidak menengok
*****
Keindahan Alamku, Alam Indonesia

*****
Begitu diriku membuka mata
belum seutuhnya aku percaya
Ku menyangka aku sedang bermimpi
Tetapi faktanya, aku lantas sadar jika
keindahan yang kusaksikan sungguh nyata adanya
*****
Betapa elok kepulauan yang kuhuni ini
Di mana pulau saling berjajar satu dengan yang lainnya
untuk merangkai suatu gugusan pulau yang mengagumkan
Mulai ujung timur hingga ujung barat, ku menyaksikan pegunungan berjejer
Luas laut pun turut menghampar
Airnya nan bening ditinggali oleh warna-warni makhluk yang Tuhan ciptakan
*****
Aku bangga jadi anak Indonesia
Anak bumi pertiwi yang amat kucinta
*****
Desaku Yang Permai

*****
Hijaunya petak sawah telah menguning
Matahari digandeng oleh sang pagi
Para ayam siap saling berkokok
*****
Para petani pun telah bersiap untuk berangkat ke sawah
Padi-padi yang berwarna kekuningan
telah siap buat dipanen
Para petani pun bergembira ria hatinya
Mereka bergotong royong memanen padi
*****
Aliran air di kali
tampak begitu bening
seperti suatu zamrud khatulistiwa
inilah alamku, desa yang permai.
*****
Rembulan Dan Matahari

*****
Waktu hari siang
Aku selalu ingat kepada matahari
Tetapi pada waktu malam datang
Aku selalu ingat pada kawannya, rembulan
*****
Di antara keduanya bekerja saling melengkapi dalam rentang dua waktu ini
Matahari tak sedikit pun lelah menerangi
Ia selalu curahkan cahayanya waktu siang hari
Sementara si rembulan selalu menyinari malam panjangku
*****
Oh rembulan
Oh matahari
*****
Derai Cemara Udang

*****
Di antara rinai gerimis, angin pantai bertiup
Sesaat, aku ikut berteduh di bawah pohon cemara udang
Aku lalu mulai berlari ke arah gubuk bambu nan reyot
Gubuk yang tidak beratap yang ada di pinggir jalan itu
*****
Pada senja yang sekarang
Tak ada lagi hal manis atau tak ada lagi yang sanggup biuskan angan
Merasuk ke dalam dunia khayalku yang beku
Sebab pantai ini sudah sunyi
Cuma ada derai cemara udang di sini
dengan rinai gerimis yang tidak lekas reda
*****
Bencana Telah Melandaku

*****
Dari gelegar guruh dan hujan debu bangunan yang roboh ini
Tanah di mana diriku hidup terlibas habis
Ratusan rumah dan harta benda serta jiwa yang tidak berdosa musnah
*****
Kau sudah memakan habis, dan aku jadi kehilangan segalanya
Segenap penjuru mata dunia terpaku menatap heran
sebab peristiwa yang amat dahsyat
bermacam-macam pertolongan dan bantuan tak henti mengalir
dari mereka, para manusia yang berhati nurani
*****
Oh Tuhan, kenapa segalanya terjadi
barangkali kami sudah banyak ingkar janji
barangkali kami terlampai bangga berbuat salah
Oh Tuhan, maafkanlah kami dari seluruh dosa
*****
Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?

*****
Dulu aku kerap menonton hamparan sawah yang hijau sejauh mata memandang
Dan di tengah-tengahnya terdapat sungai yang mengalir jernih
Mentari pun terbit malu-malu di antara asrinya gunung-gunung
*****
Akan tetapi, kini, mereka sudah tak tampak
Tiap usai hujan, tanah yang tersisa berubah becek berwarna kecoklatan
Tanahku tidak sesubur dan penuh tanaman seperti dahulu
Padahal sejak lama ingin kujumpai lagi tanah asriku
*****
Akan tetapi, kini, ke mana mereka?
Eksistensi cemara nan tumbuh menjulang
Rumah tinggal para binatang buatan Tuhan
Kini alam tidak hijau dan rindang lagi
biarpun tinggi, tetapi banyak jendela bangunan dan kerlip lampu-lampu
*****
Mengapa, mengapa segalanya bisa begini?
Banjir di mana-mana, longsor ikut menyertainya
Asap yang memancing emosi tetangga bermunculan di hutan dan barat
Padahal dahulu bumi tidak demikian
Kita cuma tersedu tetapi tidak juga tahu malu
Tetapi kini, kini ibu pertiwi terluka, menangis
Ia memanggul pilu dan seraya tertatih
*****
Pesona Alam Hijau

*****
terbius oleh bentangan hijau
terjerat dalam suasana manja ilalang
Tunggu! hendak aku hirup pelan-pelan wangi rumput ini
Karena, ku tahu ini merupakan buatan Tuhan yang patut kita syukuri
Nun jauh di ufuk yang kehijauan
dengan basis cokelat yang berpadu sebagai komponen penting
wujudkan kesuburan, yang terikat pada indah tumbuhan liar
Sebut ia Bunga.
*****
Bunga membuat sepasang tangan ingin meraih
sentuh lembut jari yang mungil
bersiap tuk abadikan momen mekarnya
Bidikan kecil akan menangkap momen indah buat diingat
sebagai satu karya Tuhan yang terindah
*****
Melodi Senja

*****
Menunjukkan diri bukan hal yang sukar
Senja, tak akan lupa di mana ia perlu tampak indah
Oranye yang tergambar, terpahat dalam jiwa kasihnya
Satu, dua detik, dia akan dibenci
Akan tetapi, kebencian itu senantiasa dirindukan
Penikmat senja senantiasa menunggu kedatangannya
suasananya merajai Nabastala seantero semesta raya
*****
Puisi Pantai

*****
Gelombang bergoyang dalam luas samudra
Menepikan kangen terhadap bumi pertiwi
Pepohonan menari diiringi angin yang berhembus
Belungsang jagat makin terdengar liar
*****
Kubiarkan gelombang membelai
Kaki-kakiku terusap lembut bersama pasir putih yang halus
Keheningan ini perlahan menusuk dalam kalbuku
Jauh di ufuk biru terhampar batas laut dan langit
yang sekarang menjadi daya idola tiada duga
*****
Lautan Bumi Pertiwi

*****
Terhampar luas alam negaraku
Puisi ini … melaluinya kuberikan sayang buatmu
Desir angin di pesisir pantai
Mencerahkan tentang makna suatu keanekaragaman
*****
Rimpuh … ceritamu sekarang
Nestapa yang makin meluap
Paham jika umurmu sekarang telah menua
Namun hasrat … engkau senantiasa digenggam
*****
Pohon, danau, samudera mulai menyalakan industri alam yang baru
Mengisi cinta pada penghasilan yang nantinya takkan jadi kekal
Nabastala berucap.
kalau bumi kita kelak akan menjadi bumi yang abadi
dengan pancaran agung dari pesona Sang Ilahi
*****
Kaulah Senjaku

*****
terselip rona pada nabastala
Sepasang aksa terfokus ke titik itu
Aku! Aku yang sekadar pecinta senjamu
Apa dayaku yang senantiasa iri terhadap kecantikan di kala
bidikanmu tampak indah
*****
Senja …
Kalau kamu cuma muncul beberapa waktu saja
Walau kamu juga selalu memperoleh cacian
Namun kamu, tidak pernah merasa berduka untuk tetap datang
Ronamu memang menjadi sasaran
Indahmu pula menjadi kebahagiaan
Tenangmu membuat kalbuku kian damai
*****
Senja …
Kumohon tetap jadilah indah yang tiada pupus
Menari ditemani burung-burung yang terbang
Hiaslah langit di penjuru jagat raya.
*****
Tentang Alam yang Mengisi Damai Negeri

*****
Indonesiaku …
tenang alunan melodi terdengar
Aneka budaya
Beragam bahasa
Berbagai musik dan tari
Indonesia yang elok memikat hati
Indonesia kepingan surga dari Sang Maha Kuasa
*****
Hijau di padang rumput
Birunya samudera
Melatari berbagai kisah tanpa batas
Aneka budaya
tunjukkan keragaman suku yang terdapat di sana
Macam-macam musik
sajikan ciri yang khas dari setiap wilayah
*****
Indonesiaku ….
Terima kasih, kami sampaikan terhadap ibu pertiwi
yang sudah penuh mengisi keindahan nusantara
*****
Namai Aku Si Hijau

*****
Halo, kenalkan namaku Hijau
Seseorang gemar menyebutku Hijau
karena, aku senantiasa menyajikan oksigen di pagi hari
demi kesegaran oksigen yang dihirup manusia
*****
Bahkan manusia juga senantiasa menjagaku
memberiku makan buat asupan hidupku
mengulurkan bantuan saat aku memerlukannya
*****
Maka, aku jua patut berteman dengan manusia
memberikan energi, sebagai kekuatan untuk mereka manfaatkan
karena mereka sudah melindungiku
sampai aku jadi sumber kehidupan mereka
*****
Lautan yang Indah dan Tenang

*****
Angin pantai terbentur oleh gerimis
kokohkan rasa terhadap hentakan cerita alam
Lereng bertingkat, mengantomgi nada dan lukisan sarat arti
rona hijau, wujudkan ladang yang siap menuju panen
*****
Orang-orang yang memandangku tentu terpesona
dengan daya tarik yang siap menyemai dalam kalbu
Serentak diri ini takluk terhipnotis
kesegaran air perlahan membawaku ke arah kegembiraan waktu kecil
*****
Aku pasti bertaruh nyawa demi kelestarianmu
Bertahan layaknya gunung
Demi terus saksikan ciptaan Tuhan yang sangat indah
*****
Alam yang Damai

*****
Bersiul seperti burung yang melambung bebas
menghayati warna cerah pada nabastala
Si Raja Bumi mulai memberikan sinar hangat
menerangi bumi ketika siang tiba
*****
Sendiri aku mengamati pesona dunia
Dibarengi rumput ilalang yang bersedia membelai hari muramku
Kicauan burung di atas terdengar amat nyaring
berjajar panah, diiringi koloni para awan berwarna putih
*****
Jaga dia, lirihku pada siapa saja
Saksikan pesona Bumi yang terlihat megah
Kelestarian alam yang tetap suci
dilapisi kasih tentang alam
*****
Tanah Airku

*****
Duduk terpaku memandang bangsa yang kaya akan arti
semburat coklat dan hijau, punya maksud kekuatan masing-masing
Semua unsur pendukung hadirkan rasa cinta pada tanah air yang kian menguat
*****
Indonesiaku…
sebagai tema kebanggaan bangsa
sebagai salah satu pemeran dalam ketangguhan negara
menjadi orang tua bagi hal keragaman budaya
menjadi bukti negara yang rukun dan sejahtera
berkomitmen membangun bangsa
*****
Apakah kau bangga?
Banggakah kau berdiri di tanah air ini?
Apa kau bangga menghirup aroma frasa pada degup jantung Indonesia?
*****
Ujarku menjawab “Bangga”.
negaraku tentang alamku.
yang sadarkanku tentang berbagai pesona alam dari Sang Maha Indah
Sayangku pada alam kian lekat dengan adanya wangi khas penyejuk hati.
*****
Tentang Rasa dan Frasa Alamku

*****
Dari pojok kota yang penuh hingar bingar
kuturunkan radar pada puncak seantero alam
Tragis! tukasku mendengung
memanen perolehan buruk usai dijajah oleh penguasa tanpa tuan
*****
Air mata!
Alam perlahan menangis
memahami bumi yang kian bergoyang
Tetapi, laut menanggapinya
dengan gelombang yang semakin menari
*****
Elok kalau kugabungkan dibarengi lembayung senja
Tropisnya tanah air, meminang aksa untuk datang
Degupmu sekarang jadikanku semakin percaya
pada hal di alam yang menuntunku agar bersujud.
Terima kasih, Alam
Terima kasih, Planet Bumi
Kau adalah penguat dari rasa,
Kasih sayang manusia terhadap senoktah cerita dari manis lautan hijau
*****
Inilah Desaku

*****
berbeda dengan cerita perkotaan
suasana biru menjadi dominasi latar warga yang rukun
hijaunya pohon hadirkan rasa sejuk
menghibur dari tetesan peluh yang deras mengucur
Inilah aku
Suatu daerah kecil yang ditempati oleh sebagian kaum bawah
*****
Akan tetapi, aku tidak menangis
sebab aku sanggup membawa mereka pada alamku
tanah desa yang ada untuk kedamaian
Desa yang menyuguhkan kekuatan pada ibu pertiwi
Airku senantiasa terasa segar
Tidak ada polutan, tidak ada pencemaran, dan tidak ada ramai pemberontakan
*****
Inilah aku …
Desa yang penuh ketenangan
Desa yang memiliki beragam poin kerinduan
Desa yang punya setiap hal
dari makna jauh mendalam mengenai alam yang amat damai
*****
Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah

*****
Kudengar teramat merdu nyanyian burung di pagi hari
melambangkan hari baru sudah berganti
Keindahan alam yang kusaksikan ini membuat terperangah
Seolah-olah bumi tengah kumiliki seorang diri
*****
Aku lantas menutup mata sesaat
Kemudian kubentangkan tangan lebar-lebar
Segar, damai, serta suatu kebahagiaan yang kurasakan
Hingga diriku seolah-olah bisa terbang kegirangan
*****
Duhai, Zat yang menciptakan alam
Aku tak kuasa mengubur kekaguman
Sejak hari siang hingga malam
Pesona yang Engkau ciptakan tidak pernah padam
*****
Semilir angin yang berirama dari arah gunung
Beserta para tanaman yang menari-nari
begitu indah ketika kulihat
*****
Keindahan ini bagai taman di surga
Pemandangan alam pun kian sempurna disebabkannya
membuat siapa pun yang menyaksikan akan terpaku dan terkesima
*****
Lautan yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang

*****
Laut ini tampak indah dan begitu tenang sekali
menampakkan ikan yang lagi bercanda satu dengan yang lain
Di balik tangguhnya batu karang
Ditemani para tumbuhan laut yang bergerak ke kiri dan kanan sungguh harmonis
*****
Pemandangan ini, merupakan pesona bagi mereka yang mengetahuinya
Ikan-ikan jua terus berenang dengan ceria
Air laut pun amat tenang dan tidak berombak ganas
Nuansa sang laut sangat nyaman dan damai
Oh lautanku yang amat tenang dan sungguh indah
*****
Tangan-Tangan yang Tak Bertanggung Jawab

*****
Semuanya hancur luluh lantak
Tingkah laku sederhana memang
tetapi akibatnya teramat fatal, amat besar
Terlihat begitu biasa tetapi sangat membahayakan
*****
Udara yang dahulu sejuk, sekarang terasa penat
Burung-burung yang sebelumnya berkicau kini sudah tak lagi terdengar
Api pun terus menyala dari masa ke masa
Serupa serangan rayap pemusnah
menjadikan banyak orang menanggung pedih yang sangat dalam
*****
Isak tangis yang menyayat hati terdengar tiada henti
Nestapa yang hadir terus bertubi-tubi
ibarat beban yang diletakkan di atas gunung menimbun padat
ibarat bentangan padang rumput yang asri dan hijau
kini sudah berubah menjadi hitam dan tidak tampak rindang
*****
Beningnya air pun telah tak bisa lagi kujumpai
beragam habitat memilih pergi mencari tempat yang aman ke sana ke mari
Jangan coba menyalahkan mereka
kalau mereka mengancam masyarakat dan memakan binatang ternaknya
Timbulkan kerusakan di mana-mana padahal sekadar mencari rumah, mencari makan
sebab kehidupannya sudah diganggu oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
*****
Alamku Menjadi Gersang

*****
Dahulu diriku lahir di alam yang permai
dan di buai oleh lindungan lingkungan yang damai
yang senantiasa mengingatkanku terhadap belaian ibu pertiwi
dengan lagu rindu dalam rengkuhan alam
*****
Tetapi semua, sekarang cuma pandangan
Entah lenyap ke mana dan menjadi apa di masa kini
Ia sekadar merupakan memori silamku
Sekarang ia seperti ditelan oleh keserakahan manusia
yang jauh dari rasa kasih dan iba di dalam hidupnya
*****
Ke mana akan kucari kembali?
kelestarian alam yang kukenal sejak lahir dan turut membesarkanku
Ke mana juga aku bisa mengadukan semua perlakuan buruk yang diterimanya itu?
supaya bisa pulang ke alam hijauku
Kini alam sudah gersang
dan tak tahu lagi kapan ia kembali indah layaknya sedia kala
*****
Alam, Itulah Namaku

*****
Alam, ya, itulah namaku
Aku adalah tempat hidup bagi binatang dan tanaman
Bagi para binatang, aku merupakan rumah dan habitat mereka tumbuh hingga besar,
beranak pinak, serta lahan buat mencari makan
Bukan hanya binatang belaka, tanaman pun merasakan hal yang serupa
Bagi diriku sendiri, tanaman seperti perhiasan
dan hewan menjadi peliharaan
*****
Kesegaran selalu kuberi terhadap mereka serta untuk penduduk bumi yang lain
Aku juga memberikan oksigen pada seluruh manusia
Tidak lupa kuberikan pula sumber daya alam melimpah buat mereka
memberi energi, kekuatan, perhiasan, serta hal lain yang dibutuhkan merupakan tugasku
*****
Tetapi ini cerita dulu, waktu di mana bumi masih stabil kondisinya
ketika bumi belum dijejali oleh orang-orang yang rakus terhadap sesuatu
dan saat pemanfaatan sumber daya yang kusimpan dipakai sesuai dengan kebutuhan saja
*****
Sebab di masa kini, kisahnya sudah berbeda
Para manusia cuma memikirkan kehidupan mereka sendiri
Mereka tidak pernah peduli tentang kehidupanku
Kerakusan menjadikan mereka ingin mempunyai yang lebih
Ketamakan, keserakahan, serta pemborosan para manusia yang tak bertanggung jawab
sudah menyeretku pada kerusakan
*****
Lihat, apa yang telah mereka perbuat padaku
Sesudah apa saja yang aku berikan untuk mereka,
malah mereka membalasnya dengan menyiksaku tiada henti
Mereka membabat pepohonanku
Mereka suapkan polutan kepadaku
Memburu para binatang yang sudah kubesarkan
bahkan melubangi ozonku dengan zat kimia asing yang tidak pernah kukenal sebelumnya
*****
Hatiku amat pedih
Benarkah hati mereka takkan pernah sadar
Apakah nurani mereka tak bisa iba
Sungguh aku merasa sangat miris dalam hidup, oh alam
*****
Indonesiaku, Tanah Airku

*****
Daya pikatnya memang kuat, inilah Indonesiaku
Yang membuat dunia terpesona dengan keindahannya
Budaya yang beraneka
Musik yang berbagai macam
Tari dan bahasanya pun tak kalah beragam
*****
Inilah tanah airku
hutan yang terjaga asri
Gunung yang tinggi menjulang kehijauan
Lautan luas yang biru membentang
dan berbagai kekayaan yang tersimpan di alam nusantara
*****
Teruslah kau terjaga dan hijau lestari
Negeri yang dikenal dari sejuta simponi
Begitu indah bangsaku ini
Oh Indonesia
Engkau adalah negara yang sangat mempesona, tumpah darahku
*****
Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau

*****
Aku selalu menunggu seberkas harapan
menyaksikan Indonesiaku tetap tumbuh hijau
walau ia kian tua
*****
Oh Indonesiaku
Aku merasa kau kian memutih
dan tergerai dengan dentuman heboh industri
Kamu pun tampak perlahan meredup
*****
Oh Indonesiaku
Kapan kamu bisa kembali menghijau?
dengan bayu yang sepoi-sepoi
Aku ingin menghabiskan sisa usiaku
dengan menyaksikan dirimu tersenyum lagi
*****
Inilah Tanah Airku

*****
Di pinggir pantai bayu semilir
Kicauan merdu suara camar terdengar saling berbalas
Rumput berkilau dibasahi sang embun pagi
*****
Inilah tanah airku
hijau pemandangan sawah
gunung-gunung yang tinggi menjulang
serta masyarakat yang aman dan sejahtera
*****
Inilah tanah airku
Jaga dan lestarikan alam selalu
sebab di sana lah aku dilahirkan, tumbuh, serta dibesarkan
Dan di sana pula lah aku ingin memejamkan usia
Oh tanah airku, inilah Indonesia
*****
Ketika Alam Murka

*****
Kasus perusakan alam terus bertambah
Padahal yang lalu belum usai
Bentangan luas alam terus diintai
Padahal masa depan bukan semata tentang materi
*****
Pembela kelestarian alam silih berganti di penjara
Sedangkan para perusak masih berjaya
Kebijakan terkait alam berulang direvisi
Demi eksploitasi atas nama investasi
*****
Sadar, Tuan
Sebelum alam tak bisa menahan amarahnya
Sebab saat alam murka, yang terdampak adalah kita
Jangan apatis pula, Tuan
Hanya karena tak ikut merusak
Sebab murka alam tidak bisa membedakan
Mana yang baik dan jahat padanya
*****
Alamku Luka-luka

*****
Ibuku, Bumiku, Pertiwiku
Turut bersedih diriku mendengar ratapmu
Ketika pelan tapi pasti hijaumu ditiadakan,
Birumu dicemari, beningmu dikotori
*****
Kata rindu mereka terdengar omong kosong
Sebab mereka pula yang menyiksamu
Demi kesejahteraan semu
Yang sebetulnya membenarkan perut sendiri
*****
Alamku luka-luka
Masa depan kita juga
*****
Kau dan Aku Jangan Palsu

*****
Bunga plastik kauberi tiap minggu
Tanaman plastik kau pajang di meja
Wallpaper hutan kaupasang di kamar
Lengkap dengan wangi bunga-bunga
Dan hiasan kepala serta taring hewan
*****
Tetapi apa lakumu pada yang asli?
Kau injak-injak tanaman
Kau babat dan bakar hutan
Kau habisi hewan tak bersalah
Kau tukar tanah demi bahagia semu
*****
Lalu kau berkata cinta
Sedangkan pembantaian alam ada di setiap harimu
Cukup, kau dan aku jangan palsu
Sebelum sesal mengetuk pintumu
*****
Pinta Sang Alam

*****
Kuberi kau semua
Tetapi jangan serakah
Atau kau tanam duka
Buat dipanen anak cucumu
*****
Ku izinkan kau tinggal
Tetapi anggap aku rumah
Sebab kerusakanku
Pintu pertama kepedihanmu
*****
Berhenti menyakitiku, Manusia
Berhenti menjahati makhlukku yang lainnya
Aku menyayangimu
Menyakitiku juga akan melukaimu
*****
Semoga Abadi

*****
Kicau burung yang kudengar kini
Semoga masih ada seratus tahun lagi
Rindang hutan yang kulihat di sana
Semoga tetap terjaga lima puluh tahun lagi
Damai laut dan segenap makhluknya
Semoga tak kalah dari sampah plastik tiga puluh tahun lagi
Hangat sawah yang menghidupi manusia
Semoga belum musnah sepuluh tahun lagi
Kelestarian alam ini, semoga abadi
*****
Baca Juga Kata Kata Bijak
Itulah kumpulan puisi alam yang memberi berbagai pesan. Apa yang kalian pikirkan setelah membacanya? Apapun itu, mari kita terus menjaga alam agar tetap terjaga dan lestari. Sebab alam bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya dan para generasi penerus manusia.