Puisi senja – Senja merupakan satu momen pergantian waktu yang memberikan sejuta keindahan bersamanya. Menurut Julita manurung, senja merupakan suatu bagian waktu malam hati atau keadaan dimana setengah gelap di bumi usai terbenamnya matahari, ketika piringan matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawala.
Senja, menjadi satu kata sederhana yang mengandung banyak arti. Ada yang pernah menuliskan bahwa senja adalah waktu yang paling indah di sepanjang hati. Memang benar adanya hal tersebut jika kita dapat menikmati senja.
Ada banyak tempat yang dapat digunakan untuk menikmati senja misalnya saja gunung, pantai, bukit. Namun tempat yang biasanya paling banyak disukai untuk menikmati senja adalah di pantai. Senja mungkin menjadi salah satu hal yang sangat di sukai oleh setiap orang.
Kala senja, langit sedang menunjukkan ke elokannya pada semesta. Siapapun akan terpikat ketika melihat pesona sang senja. Bahkan, bagi sebagian orang senja membawa sejuta kenangan bagi sebagian orang. Banyak orang mencari momen momen indah senja.
Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang menikmati senja. Ada yang suka berfoto, kemudian di posting pada akun media sosial. Ada yang hanya merenung atau memandangnya saja.
Contents
- Kumpulan Puisi Senja
- Hujan dan Senja
- Malam
- Hujan
- Senja Kamis Sore di 16 November
- Perihal tentang Cinta
- Lentera Kecilku
- Hujan Gersang
- Aku Bahagia
- Senjaku yang Kau Ambil
- Terlalu Indah
- Hujan dan Senja
- Seperti Matahari Menyayangi Bumi
- Syafaatmu
- Hujan dan Senja
- Masih Tentang Hujan dan Senja
- Senjaku Yang Selalu Ku Nanti
- Teruntukmu
- Terlalu Indah
- Kau Harus Tahu
- Izinkan aku Menyerah
- Usai
- Aku Tak Akan Membenci
- Pergilah Tidak Ada yang Salah
- Air Mataku
- Tidak Ada Yang Salah
- Hujan dan Senja
- Seperti Matahari Menyayangi Bumi
Kumpulan Puisi Senja
Banyak kata kata manis yang tercipta dari seseorang yang terinspirasi oleh adanya senja. Berikut ini kami sajikan puisi-puisi tentang senja yang dapat mengutarakan perasaan pembaca.
Hujan dan Senja

*****
(Oleh : Rosdiana N H )
Seperti mendung tapi tak hujan
Seperti gerimis yang hanya sekilas
Ada apa gerangan?
Memberi tanda tapi tak selaras
Egokah jika aku kecewa?
Dengannya yang bukan siapa- siapa
Bagai bulan dan matahari
Tak pernah menyatu meski berarti
Kehadiranmu menyejukkan hati
Dengan senyum mu yang begitu berarti
Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti
Karena kamu lah yang ku nanti
Meski dengan sekilas perjumpaan
Bersyukur karena ada kebersamaan
Meninggalkan kesan yang indah
Walau hanya sebuah impian
*****
Malam

*****
(oleh: Yan Maulana Muhammad)
Bintang begitu terang
Ditemani cahaya purnama
Di terpa dinginnya malam
Merindukan salam manis darimu
Maukah kau duduk di sampingku?
Kita rangkai indah hidup penuh makna
Dalam naungan berkah Nya
Ku yakin esok akan cerah tanpa ada jeritan kelam
Sapalah mentari esok dengan senyumanmu
Hangatmu begitu sempurna bagi mahluk lemah sepertiku
*****
Hujan

*****
Mata yang selalu bersinar
Indah senyum yang di sunggingkan
Kepiawaian dalam berbicara
Anugerah Tuhan yang sungguh sempurna
Elokkah aku inginkannya?
Langkah hati ingin berada di dekatnya
Alangkah indah bila tak ada benteng
Rasa hati ingin aku sampaikan
Dari perasaan yang terdalam
Yakin ini cinta dalam hati akan ku nyatakan
Aku hanyalah setitik air
yang akan menguap di kala terik
membuat langit mendung berawan
hingga mengundang hujan untuk turun ke bumi
Seperti itulah siklusnya
Hanya dapat memandangimu dari kejauhan
Menyimpan sejuta rasa yang terpendam
Hingga akhirnya hanya menjadi sebuah angan
Tak bisakah aku menjadi hujan?
Yang di setiap rinainya membawa kesejukan
Tak bisakah aku menjadi pelangi?
Yang membuat hidupmu menjadi lebih berarti
*****
Senja Kamis Sore di 16 November

*****
(oleh: Ellieta Al Ghofar)
Di antara rintik- rintik hujan yang mulai mengering
Di sore ini
Di 16 november
Di antara awan yang menggumpal
Dan sang matahari yang mulai tenggelam jauh di ufuk barat
Antara penantian berbuka
Di antara azan dan iqomah
Ingin ku bisikkan beberapa kata pada sang khalik untukmu
Allah menjagamu
Menjaga keluarga kecilmu
Memberkahimu memberkahi keluarga kecilmu
Mewujudkan setiap harapan dan impianmu
*****
Perihal tentang Cinta

*****
Dan aku mengerti satu perihal tentang cinta
Cinta tak pernah bisa dipaksakan
Sekalipun sekuat telah ku usahakan
Sekalipun segalanya telah ku buktikan
Pintu hati tetap tak akan bisa terbuka
Meskipun beribu kali ku telah perjuangkan
Untuk mendapatkan cinta dan kebahagiaan
Tak akan pernah lagi ku paksakan
Jika memang cinta tak pernah kau rasakan
Biarkan dengan doa saja aku berteman
Untukmu agar rasakan kebahagiaan
*****
Lentera Kecilku

*****
(Oleh Yan Maulana Muhammad)
Di kesunyian malam yang pekat
Kabut menyelimuti awan di langit
Di kesepian yang mendalam
Tak tentu arah tujuan
Melintasi alam sukma berjalan
Di keheningan begitu kuat
Tanpa satu yang di dapatkan
Hanya harapan terdalam menancap kelam
Satu kata terucap
Berharap ku menemukan lentera kecilku
Yang entah dimana engkau berada
Sapalah aku hai lentera ku
Jangan kau buat aku jatuh terlalu dalam
*****
Hujan Gersang

*****
Gersang pucat tak bernyawa
Seperti daun di musim kemarau
Ini hati telah mati rasa
Menunggumu yang terus berlalu
Angin berhembus menerjang dedaunan
Terhempas jauh keras tak terarah
Kau yang selalu menjadi kekuatan
Kini tak ada lagi perlahan musnah
Inilah puncak di musim kemarau
Menyambut hujan berhawa dingin
Beginikah rasanya mencintaimu?
Kau yang telah jadi milik orang lain
*****
Aku Bahagia

*****
Aku bahagia mencintai dirimu
Menumpahkan seluruh perasaan untukmu
Memeluk dirimu dengan rasa sayang
Aku bahagia ketika merindukanmu
Saat jarak memaksaku memangkasnya dengan doa
Yang aku panjatkan pada Tuhan
Aku bahagia saat mengenangmu
Mengenang segala tentangmu
Tentang indah dan manisnya pesonamu
Aku tetap bahagia
Meski kau tak punya perasaan yang sama
Dengan perasaan yang aku berikan diriku
Namun biarlah
Aku tetap bahagia walau cintaku
Tak pernah terbalas olehmu
(oleh: Bryan Mahfud A. S. )
*****
Senjaku yang Kau Ambil

*****
Mungkin kau lupa
Bahwa kita pernah melewati saat itu bersama
Di bawah pohon nan menadahi
Di pinggir danau yang menyaksikan
Kita biasa berdua
Menunggu datangnya senja yang elok
Sambil bercerita dengan malam penuh bintang
Atau tentang matahari yang tak pernah meninggalkan bukan
Kau masih ingat bukan?
Kau selalu berkata
Meski hanya sesaat
Tapi senja tak pernah bohong
Bahwa indahnya akan selalu menyertaimu
*****
Terlalu Indah

*****
Kau indah terlalu menyilaukan
Aku yang bukan apa apa di hadapanmu
Tertunduk lesu, tak berdaya memaksa kehendak
Tak jua mampu membuatku lebih berharap
Kecil rasanya aku ketika bersamamu
Menjadi serpihan yang malah mengotori bajumu
Namun, aku tak pernah mampu untuk menahan rasa
Padamu yang terlalu tinggi untuk ku gapai
Benar jika pilihanku terlalu jauh
Tapi satu hal yang ku tahu
Bahwa aku mencintaimu
Terlepas dari apakah aku di perbolehkan untuk itu
(P. A )
*****
Hujan dan Senja

*****
(Oleh : Rosdiana N H )
Seperti mendung tapi tak hujan
Seperti gerimis yang hanya sekilas
Ada apa gerangan?
Memberi tanda tapi tak selaras
Egokah jika aku kecewa?
Dengannya yang bukan siapa- siapa
Bagai bulan dan matahari
Tak pernah menyatu meski berarti
Kehadiranmu menyejukkan hati
Dengan senyum mu yang begitu berarti
Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti
Karena kamu lah yang ku nanti
Meski dengan sekilas perjumpaan
Bersyukur karena ada kebersamaan
Meninggalkan kesan yang indah
Walau hanya sebuah impian
*****
Seperti Matahari Menyayangi Bumi

*****
(Oleh: Elleita AL Ghofar)
Kau tahu matahari?
Yaaa, dia menjauh dari bumi
Agar bumi tetap aman tak terbakar dengan sinarnya
Dan kau tahu bumi?
Bumi setiap pagi merindukan sinar hangat mentari
Yang dengannya kering embun di dedaunan hijau
Yang dengan sinar hangatnya menjadi penerang
Dan menjadi mata untuk sang bumi
*****
Syafaatmu

*****
Begitu rindu dan ku nantikan saat pertemuan itu
Saat- saat yang telah membuncah dalam ubunku
Tuk ku nantikan jumpaku dengan mu wahai manusia sempurna
Sedih ini tak akan padam apabila ku tak dapat syafaat mu
Tiada keindahan yang sempurna tanpamu
Melebihi purnama malam
Ku nantikan pertemuan itu
Terpancar cahaya kebahagiaan yang tak akan padam
Masukanlah aku dalam barisanmu yang cinta sunnah dan janah
(oleh: Yan Maulana Muhammad)
*****
Hujan dan Senja

*****
Karena hujan, kesejukan tercipta
Karena hujan, kenyamanan terasa
Karena hujan, kesunyian terjaga
Sebab hujan adalah kamu
Menghadirkan pelangi dalam hidupku
Memberikan kedamaian dalam hatiku
*****
Masih Tentang Hujan dan Senja

*****
(Oleh: Rosdiana N H)
Kemarau masih saja terus berlangsung
Membawa duka dan juga luka
Meninggalkan perih dan pedih
Lalu pergi tanpa arti
Tiba tiba kamu datang
Seakan dunia kecilku berubah
Berwarna dan bercahaya
Meninggalkan kesan yang indah
Bak hujan turun di tengah kemarau
Membawa kebahagiaan di duniaku
Meski harus melalui badai
Pasti akan ada pelangi di akhir kisahnya
*****
Senjaku Yang Selalu Ku Nanti

*****
Benar kata orang
Ternyata pesonamu begitu melekat
Benar kata orang
Indahmu menyejukkan mata
Benar kata orang
Warnamu menenangkan hati
Bahkan benar pula kata orang
Ternyata hadirmu hanya sesaat
Berulang kali kiranya aku selalu menantimu
Sepulang dari kantorku
Sepulang dari letihku
Ku sempatkan untuk menjumpaimu
Melihatmu membuat letih ini berkurang
Memandangmu membuat mata ini berbinar
Andai kau dapat ku simpan untuk waktu yang lebih lama
Akan ku buatkan untuk mu tempat terindah di ruangku
Agar tak terasa beban yang ku pangku
Agak tak terasa resah yang menggebu
Kau senjaku, yang selalu ku nanti
*****
Teruntukmu

*****
Untukmu Tuan
Kau telah berhasil membuatku jatuh pada rasa nyaman
Dan aku telah terpikat pada perlakuanmu
Hanya bisa termenung pada rasa yang tidak harus semestinya
Tuan, apakah kau tahu
Bahwa kau ketika memikatku untuk bersamamu
Pada saat itulah kau membunuhku secara perlahan
Dalam rasa semu yang memang sengaja kau ciptakan
Aku terlalu meyakini jika kamu adalah pilihan baikku
Namun itu ternyata hanya kamuflase dari pikiranku
Padahal nyatanya, aku menangis dalam tawa
Terluka dalam diam
Lalu hancur dan terbuang
Ya Tuan, aku se terluka itu
Maka jika ku tak mampu membalas rasaku
Setidaknya izinkanlah aku bebas dalam kesesakan
Dan pergi bersama secuil kenangan
(P. A. )
*****
Terlalu Indah

*****
Kau indah terlalu menyilaukan
Aku yang bukan apa apa di hadapanmu
Tertunduk lesu, tak berdaya memaksa kehendak
Tak jua mampu membuatku lebih berharap
Kecil rasanya aku ketika bersamamu
Menjadi serpihan yang malah mengotori bajumu
Namun, aku tak pernah mampu untuk menahan rasa
Padamu yang terlalu tinggi untuk ku gapai
Benar jika pilihanku terlalu jauh
Tapi satu hal yang ku tahu
Bahwa aku mencintaimu
Terlepas dari apakah aku di perbolehkan untuk itu
(P. A )
*****
Kau Harus Tahu

*****
Hei jangan sembarangan
Wanita yang kau anggap lemah itu bukan tandinganmu
Namun ia pun bisa menjadi kelemahanmu
Saat ini, mungkin kau tak pernah tahu
Bahwa dialah yang nanti terus menghantui pikiranmu
Pada cinta yang selama ini belum pernah kau rasakan
Dia yang akan membuatmu tahu bahwa cinta bisa serumit Itu
Oh tidak,
Jangan pula kah coba sakiti hatinya
Bisa jadi setelahnya dia yang menjadi obatmu
Ketika mungkin tak seorangpun mampu mengertimu
Hanya dia yang tahu bagaimana cara menenangkanmu
Ketika kau mengira dirimu kuat malah bisa rapuh
Pada saat itulah kau akan mengerti
Bahwa cinta tulusnya lah yang menguatkanmu
Menyelaraskan hati dan logikamu dengan caranya
Sebagai wanita yang akan selalu menemanimu
*****
Izinkan aku Menyerah

*****
Bolehkah aku menyerah?
Berpura pura itu tidaklah menyenangkan
Tertawa dalam tangis yang tak terlihat
Tersenyum seolah diri paling kuat
Padahal nyatanya
Aku hanya seorang yang gagal melangkah
Bak balita yang tidak bisa berjalan
Terseret dalam angan yang memabukkan
Tanpa pernah terpikir bahwa itulah
Yang akan menimbulkan duka yang tidak terbantahkan
Sekarang, duniaku telah runtuh
Ketika asaku kau buat roboh
Sedang aku hanya ingin bahagia yang hakiki
Bukan luka yang terus menyelimuti
Apakah harapan itu terlalu berlebihan?
*****
Usai

*****
Kesempatan
Sebuah kata yang mampu merubah seluruh hal
Bahkan takdir sekalipun
Tapi ternyata, saat kesempatan itu ku berikan
Pun kau tak memperdulikannya
Mak kehilangan yang kau terima nantinya
Cerita kita telah usai
Saat kata menyakitkan itu terucap
Dan berdamai dengan diri sendirilah yang membuatku menerima
Bahwa tidak akan pernah ada dua waktu yang bertentangan akan bersama
Cerita baru akan ku tulis
Dengan tokoh lain dan latar belakang berbeda
Lalu biarkan aku merajut asaku kembali
Tanpa sedikitpun kenangan tentangmu kembali
Tidak, kau tak perlu berbalik
Aku akan membuat sekat baru
Antara sekarang dan yang lalu
Agar kau tak perlu lagi mengusik kehidupan baruku
Tanpamu, luka karenamu
Dan kenangan tawa denganmu dulu
*****
Aku Tak Akan Membenci

*****
Terserah,
Silahkan kau berpikir sesukamu
Aku membiarkanmu untuk menilai
Dan berkata apapun terhadapku
Aku bahkan mencoba untuk tak peduli
Akan ku tahan semua air mata
Ketika mungkin kata katamu berhasil melukaiku lagi
Aku tak akan membenci
Itu tak pernah menghilangkan sakit
Sebaliknya,
Aku akan meminta maaf padamu
Karena bagaimanapun juga
Kau telah menjadi salah satu bagian cerita
*****
Pergilah Tidak Ada yang Salah

*****
Mungkin kau tak pernah sadar
Ada hati yang terluka ketika kau tinggalkan
Tanpa kata selamat tinggal, atau
Bisa jadi kau malah tak peduli
Maka jangan coba kau muncul lagi
Sekalipun dengan rasa yang menyesal
Sungguh itu tak lagi penting
Sebab luka akan selalu membekas
Pergilah dari hadapannya, selamanya
Biarkan ia bersama ketenangan yang baru di ciptakannya
Agar tak lagi ada linangan kesedihan
Pun tak ada lagi topeng kebahagiaan
*****
Air Mataku

*****
Air mataku memang tidak menetes
Ketika kemarin terluka akanmu
Ku tahan semua luka itu
Mencoba kuat
Walau mungkin aku tak mampu
Tawaku masih ku berikan untukmu
Perhatianku pun tak luput untukmu
Meski duka karenamu
Masih menyelimutiku
Namun, ketika semua itu ku lakukan
Semuanya sangat menyiksa
Sungguh, itu menyakitkan
Hatiku tak hanya menangis
Namun telah sekarat di rundung nestapa
Dan karenamu lah aku pandai bersembunyi
Dalam topeng keceriaan
Sedang hati terluka dalam kekecewaan
Ku semogakan sakit ini
Tak terkurung lama dalam jiwa
(p. a)
*****
Tidak Ada Yang Salah

*****
Aku sadar perpisahan itu adalah takdir Nya
Maka aku tak ingin menyalahkanmu yang pergi
Walau hanya di jadikanmu tempat melepas penat
Bukan kuasaku menghakimi mu
Tidak ada yang salah,
Baik itu kau, aku, maupun rasa itu sendiri
Semua telah tertulis dalam ketetapan
Bahwa terlukalah jalanku selama ini
Aku akan mencoba berdamai
Merelakan kisah lalu, bukan untuk melupakan
Bantu aku bangkit kembali dengan tak peru datang lagi
Setelah semua hal menyakitkan kemarin
*****
Hujan dan Senja

*****
(Oleh : Rosdiana N H )
Seperti mendung tapi tak hujan
Seperti gerimis yang hanya sekilas
Ada apa gerangan?
Memberi tanda tapi tak selaras
Egokah jika aku kecewa?
Dengannya yang bukan siapa- siapa
Bagai bulan dan matahari
Tak pernah menyatu meski berarti
Kehadiranmu menyejukkan hati
Dengan senyummu yang begitu berarti
Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti
Karena kamu lah yang ku nanti
Meski dengan sekilas perjumpaan
Bersyukur karena ada kebersamaan
Meninggalkan kesan yang indah
Walau hanya sebuah impian
*****
Seperti Matahari Menyayangi Bumi

*****
(Oleh: Elleita AL Ghofar)
Kau tahu matahari?
Yaaa, dia menjauh dari bumi
Agar bumi tetap aman tak terbakar dengan sinarnya
Dan kau tahu bumi?
Bumi setiap pagi merindukan sinar hangat mentari
Yang dengannya kering embun di dedaunan hijau
Yang dengan sinar hangatnya menjadi penerang
Dan menjadi mata untuk sang bumi
*****
Baca Juga Pantun Agama
Itulah tadi contoh contoh puisi yang mengungkapkan tentang senja dan kesedihan.