Puisi malam – Ketika malam tiba, sunyi akan menyusup ke hati sebagian orang. Suasana ini cocok untuk menulis puisi. Malam itu sendiri pun sarat akan inspirasi. Puisi malam bisa membahas berbagai tema yang bisa kita angkat. Justru di malam hari, semua inspirasi akan muncul.
Berikut adalah kumpulan puisi malam:
Contents
Kumpulan Puisi Malam
Aku Bersama Sebingkai Foto

*****
Sejenak napas yang kuhirup terasa berat,
Seolah turut mencekik di setiap tarikan napas yang kubuat
Kepadamu yang dinamai malam, kini kuadukan
Segelintir pahit racun hati yang bersamamu kian kebas
Yang mati tidak cuma memberi air mata
Perjuangan seumur hidupnya tinggalkan hal bernama warisan
Yang mati, mereka akan abadi terkunci
Kemudian, bagaimana dengan dirimu yang sekadar pergi?
Menebar paku si bawah selimut kasur yang wajib aku tiduri
Mengisi malam-malam sebagai sepi
Lekat-lekat menempel dekap, menyiksa
Sungguh berat jika harus kusebut kau sebagai pengkhianat
Barangkali kau cuma seorang pencuri
… pencuri yang konon paling beruntung
kaubawa semua hal yang kumiliki hanya dengan sebingkai foto
yang terjaga dalam kotak berlapis doa
Sisakan sedikit aroma pada kasur yang berpagar
Bersama sebingkai foto, kau akan kembali
atau selamanya aku sendiri
*****
Terlambat

*****
Seolah-olah lari, dengan cepat hari berganti gelap
Membawa penat yang diemban penduduk bumi untuk diadukan
Aku, manusia yang mengadu penat dalam kotak berlabel prioritas
Berharap bisa sampai ke langit tertinggi
Terbaca dengan segera
Namun aku terlambat,
Kotakku tergeletak di ambang pintu
Seolah-olah lupa kalau aku punya pesan pengetuk pintu surga
Malam mungkin terlalu lelah hari ini
menghamparkan karpet hitam di langit dengan sisa energi
Ia pun malas memasang bintang-bintang sebagai kerlip lagu selamat tidur
Asa yang kubungkus rapi bersama kotak menguap
Berubah menjadi ringan seperti asap
*****
Esok Hari Terasa Lama

*****
Ingin aku menegur segalanya di jagat raya malam ini
Mereka seakan-akan bersekongkol bagai penjara
yang hendak menahanku hingga di sana kuhabiskan masa tua
godaan untuk marah kian menjadi sebab di sini aku hanya sendiri
ditemani sunyi malam yang kuharap ia lekas berganti
Aku menginginkan matahari
Hangatnya lunturkan setiap daki masa lalu
Melecut semangat bersama kokok ayam
Yang sudah bangun mencari sang surya
Aku benci kalian, segenap alam raya
Kalian licik menahan putaran jarum jam agar tak lekas meninggalkan petang
Kalian tahu maksudnya?
Aku setengah mengeluh …
diri akan kian tersiksa dalam sunyi yang terasa lama
Bahkan, bayangan itu kian tampak jika lampu dimatikan
Menghantui dalam bentuk kengerian tanpa toleransi
Jantungku yang tua kian terengah
Napas pun mulai tersendat
Namun aku mencoba tetap bertahan
Kepada matahari, kini aku berteriak
Bangunlah, ajak serta jagat ini semangat bersamamu
Aku benci malam sepi
*****
Berteman Lamunan

*****
Telah terkunci pilihan-pilihan yang bijak
Aku yang memilih pergi, berharap kau bergegas menyusul kaki ini
Pada sehampar tanah yang sudah ditakdirkan
Aku tak menginginkan air mata yang tertumpah
Tersebab ego yang tak seorang pun sudi mengalah
Tinggi, lalu meninggi … marah, penuh emosi
Aku berada di pihakmu, atau aku sebenarnya musuhmu
berbisik sampai berteriak
Dan malam ini, kubawa masuk pilihan terkunci dalam dipan bergembok
Meyakinkan diri ia adalah kebaikan
Nanti kita akan diantar menuju jalan benderang
Menggali pembenaran atas setiap kata yang kau bisikkan
Hingga gendang telingaku robek tersayat
Nyatakan sumpah, lekas ia bertumbuh menjadi keramat
Perpisahan seakan-akan panah tajam
Tetapi dalam lajunya telah kau isi dengan bisa dan racun
Melesat, lalu Menancap
Aku tertidur abadi hanya dengan kesendirian
*****
Petaka

*****
Deras hujan yang turun tak kenal ampun
terlalu beringas untuk dianggap jabat tangan persaudaraan
Mungkin, sekarang langit dan bumi tengah bertentangan
Dengan atau tanpa adanya kibar bendera perang
Terdiam
Tangis menelusup lembut
menyela bunyi lantang sang hujan
Mengharapkan kasih
Menawarkan damai
Langit menolak
Tanpa tumbal pertentangan masih akan dikobarkan
Menuju petaka
Langit kini begitu arogan
Menukar dosa manusia yang cuma dapat menangis pilu
Menukarnya dalam kesunyian malam
*****
Pengharapan

*****
Katanya, masih ada kesempatan bagi yang bersungguh-sungguh
Kata ini diselipkan berulang sampai puluhan kali
Mamak bilang kita harus selalu sertakan pengharapan
Bersama lapar dan kantuk yang coba dihadapi
Malam yang dingin merayu untuk terus meringkuk
Terputarlah kenangan akan bayangan lembah berapi
Sirnalah bersama sembah yang di haturkan
Dan untuk cambukan kejam,
Melembutlah … kuusahakan manis laku untuk melunakkan
*****
Bila Matahari Enggan Bangun

*****
Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari
Untuk berdiskusi dengan angsa pertanda cinta
Mencari merpati setia
Dan mendatangi sarang buaya
Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari
Jika tempat yang kau tuju takkan kautemui
Ia pencuri yang amat ahli sembunyi
Mungkin ia ada di balik bola mata
Atau tersamar dalam aliran pembuluh Vena
Tanpa pencarian, ia sudah ada dalam tubuhmu
Berkamuflase sebagai Mitokondria
Terus menipu untuk bisa menemukannya
Pertemuan hanya jika matahari bangun pagi
Namun malam sangat enggan untuk beranjak
Menggulungnya secara paksa cuma akan mengobarkan percikan api esok hari
Bila matahari enggan bangun
Selamanya aku akan dalam pencarian agar bisa menemukanmu
*****
Rengekan Sunyi

*****
Samudera, aku mencoba untuk menirunya
Tenang walau memikul jutaan Titanik yang membuat pungung menjadi geli
Tertantang badai, tapi dia pun enggan untuk bergeming
Samudera, aku mencoba untuk menirunya
Langkahku bersama Parkinson ingin membuat samudera tertawa
Tenang dalam teriakan lantang
Ingatkan aku
Tentang hal yang kubisikkan
Jika ada pertentangan rahasia antara diriku dengan aku
Memberontak ibarat perang dingin dalam satu atap
Umpama satu kapal yang bergerak menuju dua arah mata angin
Aku
Menanggung gemetar yang makin parah
Tinggalkan jejak jemari agar dijadikan prasasti
Saat mulai beranjak dewasa
Semoga tulisan itu masih layak dibaca
Aku
Menuju tua yang tidak dapat sebentar saja ditunda
Kuharap mereka nantinya mengingatku sambil berdoa
*****
Segerakan

*****
Untukmu, 24 tahun sudah aku menanti
Merajut harap sejak pertama kudengar banyak bunyi
Takut dan perih, ku awali perjalanan panjang
Tiada henti
Untukmu, 24 tahun ku jalani mengharap penopang nadi
Warisi ketakutan yang sama
Telah menjadi tradisi sejak awal bumi berdiri
Tangis berganti tangis yang lebih dramatis
Senyum seolah menghina kedatangan jiwa yang menyesakkan bumi mereka
Untukmu, 24 tahun aku menanti dengan setia
Menggabungkan dua mantra
Bersatu penuhi separuh agama
Aku tidak wajib tidur malam ini, kan?
Bibirku terlalu memberontak untuk tak sedetik pun tersenyum
Aku tidak wajib tidur malam ini, kan?
Waspada awasi jam pasir yang terasa berjalan perlahan
Aku tidak wajib tidur malam ini, kan?
Karena kupastikan datang pagi-pagi
*****
Aku Telah Berkencan

*****
Sudah … sudahi saja sunyi ini
Aku tak sanggup menahan hingga pagi hadir mengetuk mataku
Sekarang saja
Biar waktu terusir karena aku tidak suka menunggu
Aku punya gaun indah dan lengkap dengan sepatu
Ayolah
Sekarang saja
Rinduku membuncah seolah tak kuat lagi terbendung
Memasungnya dalam kerdil aku menanti
Usai sendiri lewati belasan purnama
Bunga berwarna-warni bermekaran, berikan wangi menggoda
Mengapa tidak sekarang saja?
Bahkan di waktu yang paling sunyi aku sudah siap untuk datang
Memamerkan jutaan foto
berisi aku dan kamu
Di belahan bumi yang tak sama
*****
Sudut Langit

*****
Di sudut langit
Warna memancar menembus kabut
Di sana nampak beribu cahaya
Senantiasa setia menghias hitam
Di kala hari tenggelam
Di sudut langit
Kusimpan sebuah rindu tuk seorang hamba
Yang jauh rimbanya
Hingga mata kian buta memandangnya
Di sudut langit
Bintang bintang terus menari
bersama dingin setia
Sepi dan sunyi mendukung malam
hingga subuh berdikari
Menanti sang surya kembali
Di sudut langit
Bisa terlihat kerlap kerlip
Manik langit menyanyi bernada bisu
Melipur hati hamba yang remuk
Di sudut langit
Bintang bulan bersanding mesra
Bercengkrama dalam jarak
Hingga jasad tak dapat merengkuh
Di sudut langit
Bintang masih mencumbu dingin
Hitam kembali menghantar kantuk
Menutup mulut yang masih terbuka
Membawa ke alam mimpi
Di sudut langit
Hitam mencekat
Menutup warna
Membawa deru angina nan sepoi
Di sudut langit
Mataku memandang buramnya langit
Jauh di sana kulihat bintang bersama bulan
Bersama hanya saat hitam nampak didepan pandangan mata
Di sudut langit
Kita menanti di bawah
Menikmati malam hingga kita larut terbawa
Berdiri di bawah tempat
di mana bintang masih mengoyahkan langit
Di sudut langit
Terasa sangat indah
Menusuk mata hingga otak
Keindahannya hanya malam
Bersama hitam yang punya.
*****
Tangisan Malam

*****
Di bawah pekatnya langit,
Aku duduk di antara rembulan dan lampu taman
Berharap keajaiban datang
Membawa pergi alunan sedih
Dibelai angin, pohon-pohon menari
Dan di antara sepi, para jangkrik bernyanyi
Aku masih menatap langit
dengan penuh harapan semu
Sebuah bintang akan jatuh di hadapanku.
*****
Suasana Malam yang Indah

*****
Kulihat berjuta bintang di atas awan hitam
berkedip menawan bak bunga di dalam taman
Bertemankan angin yang berderus kencang
Menanti sang dewi malam datang
Agar menghiasi malam yang remang
Suara burung malam bernyanyi merdu
Memuji kebesaran Illahi
Yang telah menciptakan kemegahan alam ini
Sempurna dan patut kita syukuri
Rembulan hadir warnai dunia yang fana
Hiasi alam yang senantiasa gelap gulita
Kini indah nan kian mempesona
Menyejukkan hati dengan pandangan mata
Bintang kian semakin cemerlang
Ikut gembira menyambut sang rembulan yang telah datang
Mewarnai langit yang beranjak malam
Hilangkan hitam dan kelam yang terus mencekam
*****
Menjarah Hatimu Lewat Pekat

*****
Ada yang kurasakan saat malam tiba
Di saat keterpurukan menjerat hati
dirimu hadir seperti kilas bayang-bayang
Adakah lintasanmu telah merajai sukmaku?
Padahal pekat ini kian membahana
Hampa merengkuh sunyi
Mencabik lara atas nama rindu
Tak bisa ia coba menjarahmu
Aku dan kamu ditelan bayang
Ku pikir itu yang terbaik
Ketika hati menjarah pekat
Ketika aku menjarah hatimu
*****
Merambah Malam

*****
Malam menepati janji lagi
Larutkan pada jiwa gumpalan pekat dan sunyi
Coba ku untai sebentuk diri
Merambahkannya lewat bait sepi
Gelisah, bimbang, dan penat
seakan-akan saling balap menuju relung hati
Sepanjang jalannya mematri goresan luka
Yang belum jua pergi
Haruskah aku memilih malam
Kala hati kecilku harapkan terang
Ke mana ia bisa letakkan risalah?
Pada sang Kegelapan ataukah cahaya?
Dan malam ini
aku akan tegap merambah malam
Mungkin inilah kiranya takdir.
Aku mencintai malam
Serta kegelapan kita
… Sangat cinta
*****
Kau, Aku dan Ujung Malam

*****
Di tepi malam
Gundah di sisi
pekat masih saja ku gauli
angin membuaiku yang di rengkuh sunyi
lamat makin merambat ke dasar hati.
Langit pun meluruhkan gerimis
Rintik gerimis antarkan melodi sendu
Khayalku makin dalam berfantasi.
kamu dimana mala mini?
Lelapkah dalam buaian mimpi indahmu?
Masihkah terjaga memandangi cakrawala
Layaknya kita pada dahulu kala?
Tiadamu membuat riakku meradang
Hati memekik tak berirama
Aku terbiasa dengan hadirmu
Jangan biarkanku sendiri
Jangan biarkan gelap menguasai,
Sebab aku kian serasa mati
*****
Hidup dalam Untai Kata

*****
Terkadang dengan aksara,
bisa mengungkap rasa terpendam
Karena dalam untai kata,
terselip makna tanpa bias
Dan aku masih mencoba mengukirnya lewat malam
Menyatu bersama hati dan jiwa, diantara pekat dan dingin.
Semoga saja bisa menaburkan sedikit kenangan
Agar sepahit apapun, bisa menjadi hikmah
Inilah hidup yang berarti perbuatan
Inilah hidup yang berarti perjalanan.
Sementara waktu terus memberi kenangan
Tanpa kepastian, hidup kian terasa sempit
Seperti lomba yang menjauhi akhir
Namun tetap pada penantian tiada bertepi
*****
Indahnya Malam

*****
Malam terbenam di ufuk barat
gumpalan asap kini berganti menjadi langit hitam
angin berhembus menggoyang dedaunan
suara adzan manyambut hadirnya malam
Aku duduk dibawah dekapan pohon jambu
seraya melihat indah dan heningnya malam
bintang kecil bertaburan di langit
bak cahaya lampu menerangi jagat raya
Dan di langit malam
ada sebuah bola lampu terang nan besar menemani bintang
orang bilang bulan namanya
Suara jangkrik saling bersautan
bagaikan nyanyian merdu nan berirama
kunang kunang menari dengan eloknya
dengan cahaya kecilnya
sungguh indah malam ini
terima kasih Tuhan, engkau telah menganugerahkan semua ini kepada kami
*****
Harapan Tengah Malam

*****
Aku ingin menyatu dengan malam,
Merelakan dingin menusuk tulang,
Merasakan sejuk sisa tetesan hujan,
Menunggu langit meneteskannya kembali,
Membasahi raga ini,
Merendam jerit hati,
Dan membuat bulir air mata ini luruh deras,
Hingga ragaku melemah, dan lelah,
Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah gemuruh sukma,
Berbalut dekapan hangat Tuhan yang menghantar keteduhan,
Menunggu esok hari, tubuhku menjelma menjadi embun pagi
Yang menetes indah seolah tiada duri menghiasi setiap cerita hidup
*****
Angin Malam

*****
Andai aku bisa bernyanyi bersamamu
Kan ku nyanyikan sebuah puisi
Bait bait nan indah di setiap rima
Kata cinta bersulam indah
Burung yang terbang pasti menghalang
Untuk meminta pesan rinduku tersampaikan
Lewat si burung yang terbang entah kemana
Agar rindu ini mampu tersampaikan
Wahai angin yang bertiup sepoi sepoi di kala malam
Bisakah engkau sampaikan
Bisikkan lantunan risalah di telinganya
Bahwa diriku kini sedang menderita
Duhai rembulan malam
Berilah aku cahaya kasihmu
Agar bayangnya bisa aku raih
Dan ku rengkuh dirinya penuh ceria
Aku kah ini?
Atau kah kau berada disana?
Merasakan rasa yang sama
Rasa cinta yang berbunga bagai di taman nirwana
Telah sirna segala kata
Bersama lemahnya segala asa
Terlihat rinduku yang makin menggila
Menantimu duhai Adinda
*****
Purnama

*****
Wahai Purnama …
Purnama yang elok berkilauan
Menghiasi langit biru dan dinding hati
Memantulkan sinar terang membawa salam damai
Semoga engkau ikut merasakannya
Menghayati dan merenungi langit malam ini
Agar kau melihat dirinya
Ada purnama disana
Ada bintang-bintang kecil disana
Yang senantiasa menemani dan mengawasi cinta kita
Pada masa kita terlelap.
Ada purnama elok berkilauan
Dilangit hatiku yang merah
Yang kian berkilauan dengan cintamu
Kasih sayang nan syahdu, utuh dan bulat
Antara kita
Maka untuk dirimu seorang ingin kutuliskan
Puisi-puisi yang indah nan mempesona
Yang membawa damai dan menyejukkan jiwa
*****
Malam Ini

*****
Malam ini …
Angin terasa kian dingin
Mencumbu kulit hingga ke tulang belulang
Menyisahkan bahwa sepi harus kandas
Malam ini…
Bintang dan bulan terlihat indah
Menari riang di atas langit
Merangkai puisi untuk kekasih di sana
Malam ini …
Sinar bulan
Sinar bintang
Jatuh ke akar bumi
Malam ini …
Mereka sinari hitam jiwa
Sampai mata dapat melihat
Sampai jari dapat menggenggam
Malam ini …
Hatiku ingin terbang ke atas
Menelan jarak nan jauh
Hingga bisa menyatu dengan bulan
Melepas semua beban yang memenatkan jiwa
Malam ini …
Pada bumi dan langit
cuma sunyi yang mendera
cuma bayang gelap yang menyala
Malam ini …
Suara jangkrik kian bergelora
Rasa sepi membalut tubuh yang sakit ini
Tertancap pilu pada sekujur jasad
Malam ini …
Dunia ciptaan Tuhan terlihat jujur
Bagi mereka yang hidup berpura-pura
Lantas lelap ditelan kantuk
Bumi sangat jujur
Malam ini …
Tak terhitung jumlahnya
Doa-doa terbang menembus laksa
Menuju tempat Yang Maha Kuasa
Malam ini …
Terlihat indah, dan kuharap
Indahnya selalu bisa kusaksikan
Dan semoga Tuhan menjawab doa-doaku
Selamat malam
Sunyi
Rindu
Mewujud hati kaku
Selamat malam
Untukmu yang ada di sana
*****
Mencumbu Hitam

*****
Mencumbu hitam
Hingga bibir kuning membeku
Sirnalah rasa yang mendera hati
Terasa sakit di sini
Di akar hati
Malam terasa begitu sepi
Hening, hilang membawa hilang cahaya
Meninggalkan bintang
Yang enggan sendiri
Terasa indah malam ini
Bintang bulan menghias langit
Bumi menjadi saksi bisu
Terhadap Cahaya yang pernah pergi
Di sudut malam
Terdengar deru nafas terengah
Jangkrik berteriak memanggil kegelapan
Hanyut terbawa dengki dan khianat
Malam yang sepi
Malam yang dingin
Terasa sepi di dada
Hening mencekam rindu
Indah kulihat di mata.
*****
Malam Tanpa Bunyi

*****
Tak semua menyenangi gemericik air, Nak
ada yang menganggapnya berisik
Jadi, matikan saja air terjun di kolam ikanmu
ada yang ingin malam ini sunyi
ada yang ingin malam yang hening
supaya malam ini ia bisa mendengar
suara air terjun dalam hatinya sendiri
*****
Di Pojok Iklan Satu Halaman

*****
Di pojok iklan pada satu halaman lelaki itu duduk
mencangkung sepanjang hari, menunggu perempuan
yang pernah ia temui di sebuah mimpi
Aku menunggumu di sudut taman ini
Ia gemar mendongak ke langit
Saksikan pipit mencecar senja dengan ramai cericit
Meringkas waktu dalam sebuah jerit
Ia hanya mencangkung sepanjang hari
Hingga seorang perempuan datang
Lalu membangunkannya
Aku ingin bersenang-senang denganmu
Di taman yang hening ini.
*****
Malam Sepi

*****
Di kala malam datang dengan kesunyian
Aku bertanya pada relung hati terdalam
Mencari sebuah makna kata, yang mengorek kalbu
Mencari sebuah makna di balik rahasia-Nya
Ketika mata ini telah terpejam
Ditemani dengan alunan musik yang syahdu
Diriku tetap terpikir akan arti sebuah cerita
Dari lubuk hati ini
Adakah yang aku rindu saat ini?
Tak kuasa bayangan dirimu kini hadir singgah dalam sukma
Hingga melarutkanku dalam sebuah mimpi nan indah
Lautan bintang-bintang yang indah dalam fantasi
Membawaku dalam suasana yang tak mampu diungkapkan
Suara hati kecil ini seakan memberontak
Memberontak demi menyikap tebalnya tirai yang menghalang
Membelenggu dan memenjarakan hati yang suci
Ketika cinta datang mendera
Namun hati ini masih terbelenggu akan sebuah tanya..
Apakah itu engkau wahai sang malam …?
Apakah itu kamu sang wanita idaman …?
Apakah itu yang lain, yang tak pernah kutahui …?
Kutitipkan salamku ini padamu wahai sang angin malam
Mohon jaga dia untukku
Hadirkan diriku dalam mimpi-mimpi indahnya
Selamat malam, cintaku
Aku akan lelapkan mata ini untuk sejenak
*****
Puisi Kerinduan Malam

*****
Senja yang akan pergi
Menyalami malam yang sedang menanti
Perlahan diriku melantunkan rindu ini
Di relung hatimu yang hangat menanti
Aku adalah sang perindu
Yang merindu tiada henti
Menarikan tarian hati
Yang bernada resah dan pilu
Ku di sini mengalunkan rindu dan resah
Aku disini memuja bayanganmu
Tiap detik degup nadiku hanya menyebut namamu
Cinta membara seiring jiwa yang bergelora
Malam yang perlahan menjelang
Terasa begitu panjang dalam waktu berjalan
Hingga layu jiwa dan harapan
Menanti hadirmu memeluk diriku
*****
Setia

*****
Andai aku melupakan
Ingatkanlah diriku
Akan indahnya cinta
Saat aku bersamamu
Andai aku ingat
Ajarkanlah aku tentang cinta
Agar kenangan yang pahit itu
Takkan pernah datang mengenang
Kau mengajarku
Tentang semua rasa itu
Bisa terkumpul menjadi satu
Hingga alunannya adalah rindu yang menggebu
Selagi rasa setia itu berpadu
Selagi itu kasih sayang terpatri jitu
Melambai lambai tanpa rasa jemu
Siang dan malam terbuai syahdu
Kau adalah satu
Dewa Bisikan Asmaraku
Dan rindu ini
Hanyalah untukmu
*****
Mimpi Malamku

*****
Engkau bagai udara
Yang ku hirup tiap waktu
Sesaat ketika kau tiada
Sesaknya nafas yang ku rasa
Engkau bagaikan titisan hujan
Yang membasahi bumi nan gersang
Walau dinginmu sampai ke tulang belulang
Tetap deraianmu yang mendinginkan amarahku
Jadilah matahariku
Moga sinarmu
Kan bisa menghangatkan
Indahkan hari-hariku yang berat
Saat malam kian menjelang
Jadilah rembulan yang terang
Suluhlah mimpi malamku
Biarlah indah seindah kejora yang bersinar
Tapi cinta kita…
Ku mohon janganlah kau berubah rupa
Menjadi Taufan yang membawa petaka
Hingga semua kasih dan setia
Terhempas bagai badai yang mengila
Dewa Bisikan Asmara … kaulah segala rasa atas cinta ini
Love you cintaku … sepenuh jiwa dan ragaku
*****
Indahnya Rembulan

*****
Saat malam mulai menjelang
Ku renungi jauh ke atas awan
Ku mengira bintang yang berkerlipan
Rupanya wajahmu
Mengalahkan indahnya sinar rembulan
Ku coba mengapai sang bintang
Yang berkerlipan dengan kegemerlangan
Ingin ku petik bintang-bintang di langit
Ingin ku sematkan di dada yang ku cinta
Tanda kasih ku yang tiada ternilai
Kau kekasih pujaan
Kan ku renung wajahmu di rembulan
Biarlah aku bergelora akan sejuta kerinduan
Hanya bayanganmu yang bisa meredakan
Gelisah dan resah yang kian menerjang
Engkau laksana bulan
Tinggi di atas kahyangan
Hatiku telah kau tawan
Dalam hidupku yang tak berarah
*****
Malam

*****
Gemercik gema suara syahdu
Entah, kemanakah ia?
Terlalu banyak goresan
Semilir angin yang membawa debu,
mungkin mengabarkan rindu
Atau?
Pucuk ranting yang usang
Lumat di giling kejamnya waktu
Sembari kulipat harapan
Ku simpan, di sela nada
Bukan puisi yang membuatku gila kata
Senyum itu tak luruh dalam genggaman
waktu …
Sajak rindu
Masih menghantarkan lelapku
*****
Baca Juga Pantun Romantis
Itu adalah kumpulan puisi malam yang dapat dijadikan contoh. Selain mengadaptasi puisi-puisi tersebut, kita juga bisa menulis puisi sendiri. Malam adalah saat yang cocok untuk menulis setelah penatnya hari. Apabila bingung menulis tentang apa, puisikan saja malam yang kita saksikan.