Contoh Teks Negosiasi : Pengertian, Struktur, Kaidah Dll (Lengkap)

Contoh Teks Negosiasi – Negosiasi adalah cara mencapai kesepakatan antara dua pihak atau lebih dengan berunding dan menawar. Negosiasi menjadi bagian dari kehidupan yang sudah ada bahkan sejak peradaban purba melalui sistem barter.  Zaman modern justru semakin tidak terlepas dari negosiasi. Bukan hanya negosiasi lisan, tetapi juga tertulis atau melalui media tertentu. Di bawah ini tertulis beberapa contoh teks negosiasi dengan berbagai jenis topik.

Contoh teks negosiasi akan Anda butuhkan sebab negosiasi tertulis amat membutuhkan kecakapan dan ketaatan prosedur negosiasi karena tidak bertemu langsung. Untuk negosiasi lisan pun Anda tetap perlu membacanya. Anda perlu mengetahui struktur, kaidah, serta arus pembicaraan ketika bernegosiasi. Untuk lebih lanjutnya dapat Anda simak sendiri di bawah ini.

 

Contents

Pengertian Negosiasi

PENGERTIAN NEGOSIASI

Berdasarkan penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, negosiasi merupakan kegiatan berunding untuk mencapai kata sepakat, yang di dalamnya diisi dengan tawar menawar antar kedua pihak. Negosiasi bukan hal yang hanya dilakukan dalam tataran formal seperti di sekolah atau tempat kerja. Kegiatan ini juga dapat Anda lakukan secara non formal seperti di rumah dan di pasar. Bisa dibilang, negosiasi sangat dekat dengan kehidupan masyarakat meski bisa jadi tidak semua sadar bahwa mereka bernegosiasi.

 

Sistem barter pada zaman purba menganut prinsip negosiasi sebab mereka menentukan penyetaraan antar barang, contoh; daging A setara berapa buah B, biji C sama dengan berapa biji D. Hal itu akan dicapai usai perundingan pihak-pihak yang terlibat. Ketika manusia mulai menggunakan alat tukar berupa uang, bentuk negosiasi yang paling tampak adalah tawar menawar,  yakni barang bisa dimiliki dengan uang tertentu. Pihak pertama akan berusaha mendapatkan harga rendah, dan pihak satunya akan berusaha tetap untung sehingga tercipta kesepakatan di antara mereka.

 

Struktur Teks Negosiasi

STRUKTUR TEKS NEGOSIASI

Teks negosiasi yang banyak ditemui rata-rata mencakup tiga aspek yakni negosiasi umum, jual beli, dan permohonan. Pada negosiasi umum, strukturnya lebih sederhana karena berupa salam sebagai pembuka, isi yakni bentuk dan maksud negosiasi, serta penutup yang memuat ucapan terima kasih, salam, atau tanggapan sejenis. Akan tetapi negosiasi jual beli dan permohonan tidak sesederhana itu. Meski secara umum struktur negosiasi memiliki pembuka, isi, dan penutup, tetapi terdapat rincian-rincian lain yang harus dipenuhi.

 

Adapun struktur negosiasi jual beli dan permohonan adalah sebagai berikut:

  • Orientasi

Orientasi adalah bagian paling awal yang memuat salam serta jangan lupa memberikan ucapan terima kasih atas kesempatan untuk bernegosiasi.

  • Permintaan

Sesuai namanya, permintaan merupakan penyampaian maksud sebuah negosiasi. Contohnya; barang yang ingin dibeli, harga atau permohonan yang ingin didapatkan.

  • Penawaran

Sesi ini menjadi pokok negosiasi, sebab permintaan belum tercapai dengan sepakat. Masing-masing pihak berupaya tetap diuntungkan tanpa merugikan pihak yang lain.

  • Persetujuan

Persetujuan adalah puncak proses negosiasi yang dapat dicapai dengan kesepakatan semua pihak. Para pihak akan sepakat jika merasa apa yang mereka keluarkan telah sebanding dengan yang diterima.

  • Pembelian

Kelanjutan dari persetujuan yang meliputi bagaimana teknis pembayaran atau mekanisme berikut untuk memperoleh permintaan.

  • Penutup

Akhiri negosiasi dengan salam dan ucapan terima kasih. Agar lebih harmonis, katakan jika Anda senang bekerja sama dengan lawan negosiasi.

 

Kaidah Negosiasi

KAIDAH NEGOSIASI

Dikarenakan negosiasi bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dengan kesepakatan, tentu Anda tidak ingin salah bicara atau bertindak. Meski berhadapan sebagai lawan, ingat jika kalian akan bekerja sama jika negosiasi berhasil. Jika tidak pun bukan berarti kalian tidak akan kembali berhadapan di masa mendatang. Jangan sampai negosiasi menyulut pertengkaran atau menyinggung salah satu pihak.

 

Terdapat beberapa kaidah yang harus Anda pegang untuk bernegosiasi:

  • Gunakan bahasa yang sopan dan menyesuaikan dengan kondisi lawan bicara.
  • Gunakan nada atau intonasi bicara yang terdengar terbuka dan rendah hati.
  • Selipkan ungkapan-ungkapan persuasif untuk memengaruhi lawan bicara.
  • Jangan mengeluarkan argumen di satu waktu (keluarkan bertahap) sebab dapat terdengar arogan, jika tidak pun ungkapan yang terlalu panjang relatif lebih sulit dicerna.
  • Argumentasi harus disadari fakta logis atau bukti yang kuat, bukan karangan semata.
  • Ketika beberapa tawaran masih tidak disetujui, Anda bisa menanyakan alasannya, berlaku pula sebaliknya. Anda juga bisa menanyakan apa yang diinginkan pihak tersebut agar negosiasi berlangsung lebih komunikatif.
  • Jangan berani memotong argumentasi atau tanggapan dari lawan bicara Anda.
  • Ciptakan kesepakatan terbaik bagi semua pihak, bukan pihak Anda saja.
  • Taati peraturan dan kesepakatan negosiasi secara bertanggung jawab.

 

Teks Negosiasi Naratif

TEKS NEGOSIASI NARATIF

Fiona adalah cosplayer sekaligus calon desainer. Pada suatu hari ia ingin membuat kostum karakter orisinil untuk festival Jepang di kampusnya tiga bulan lagi. Dikarenakan penjahit langganan sedang libur karena patah tulang, Fiona berusaha mencari penjahit baru. Seorang teman merekomendasikan Fiona untuk datang ke Azure Shop.

 

Fiona pun datang ke sana dan bertemu Mikha. Ia menjelaskan desain pesanan berupa gaun panjang gothic lolita, dengan warna utama hitam, aksen merah marun di beberapa bagian, dan ornamen dari pita warna-warni di kedua lengan. Bila ada, Fiona juga ingin menambah pesanan asesoris berupa bando merah marun berenda hitam dan bunga mawar kain hitam. Supaya Mikha lebih paham, ia juga menunjukkan desain buatannya.

 

Mikha menyanggupi pesanan Fiona tetapi tidak bisa menjamin jadi dalam dua setengah bulan. Hal ini menyulitkan Fiona karena ia berencana mengikuti kontes cosplay. Peraturan festival menyatakan bahwa peserta harus mengirim rencana foto cosplay maksimal dua minggu sebelum acara. Selambat-lambatnya kostum yang ia pesan harus jadi pada hari itu.

 

Fiona mencoba menawar dengan menambah biaya agar pesanannya menjadi salah satu prioritas. Akan tetapi, Mikha tetap tidak menyanggupi. Menurut Mikha, yang lama adalah pemesanan salah satu jenis kain untuk gaun. Stoknya sedang kurang dan butuh waktu hampir seminggu untuk mendapatkannya karena harus impor.

 

Mikha mengusulkan Fiona mengubah desain menjadi lebih pendek atau mengganti warna atau malah jenis kain. Kebetulan di tempatnya banyak kain tersebut dengan warna abu-abu. Akhirnya Fiona memilih opsi pertama untuk memendekkan gaun menjadi selutut. Mikha menyanggupi gaun jadi dalam waktu dua bulan. Usai membayar lunas secara tunai di muka, Fiona pun berpamitan.

 

Teks Negosiasi di Sekolah

TEKS NEGOSIASI DI SEKOLAH

Bu Irma           : Anto, saya melihat bahwa kamu akan mendaftar kuliah di Universitas Gajah Mada        dengan jalur SNMPTN ya?

Anto                 : “Iya, benar Bu.”

Bu Irma           : “Oh, begitu ya. Begini Anto, dalam jalur SNMPTN sekolah kita hanya memperoleh satu jatah kuota untuk program studi yang sama. Akan tetapi, di angkatanmu sudah ada tiga peserta didik lain yang mendaftar. Mereka adalah Elvira dan Yuniar. Apakah kamu sudah mengetahuinya?”

Anto                 : “Oh, Elvira dan Yuniar. Benar, saya sudah mengetahui mereka akan mendaftar juga di UGM. Tapi untuk kuota, saya belum tahu.”

Bu Irma           : “Baik kalau begitu. Dan tahun ini setiap peserta didik hanya boleh mendaftar pada satu universitas saja.”

Anto                 : “Oh begitu, Bu. Dari informasi terakhir masih dua universitas Bu.”

Bu Irma           : “Sayangnya saya juga baru dapat informasi ini dari pusat tiga hari yang lalu. Lalu, bagaimana tindak lanjutmu, Anto?”

Anto                 : “Jujur tidak ada pilihan lain, Bu. Saya dan orang tua saya sudah menghendaki untuk berkuliah di UGM, Bu. Dan tidak ada universitas yang cocok bagi saya selain UGM.”

Bu Irma           : “Hmm… begitu, ya. Lalu, bagaimana tindakanmu selanjutnya, Anto?”

Anto                 : “Kalau begitu, saya akan coba berdiskusi dengan Elvira dan Yuniar terlebih dahulu, Bu. Jika memang harus mencari universitas lain, saya akan berdiskusi lagi dengan orang tua saya.”

Bu Irma           : “Baik. Untuk berdiskusi dengan Yuniar dan Elvira, bisa kamu selesaikan dalam waktu tiga hari? Mengingat tenggat waktu pendaftaran SNMPTN tinggal satu minggu lagi.”

Anto                 : “Iya, Bu. Saya bisa melakukannya.”

Bu Irma           : “Baik, Anto. Saya tunggu kabarmu di ruangan saya.”

Anto                 : “Baik, Bu. Terima kasih.”

Bu Irma           : “Sama sama, Anto.”

 

Teks Negosiasi di Kampus

TEKS NEGOSIASI DI KAMPUS

Yohan              : “Selamat siang, Pak Rusdi.”

Pak Rusdi         : “Selamat siang, Yohan. Silakan duduk!”

Yohan              : “Baik, pak. Terima kasih.”

Pak Rusdi         : “Jadi, bagaimana dengan laporan hasil magangmu, Yohan?”

Yohan              : “Sudah selesai, Pak. Sudah saya kirimkan lewat email.”

Pak Rusdi         : “Baik, Yohan. Saya sudah membaca draft yang telah kamu kirimkan. Sebenarnya, draft laporan magangmu sudah baik. Hanya saja, masih ada data yang kurang dari perusahaan tempatmu magang.”

Yohan              : “Apa itu, Pak?”

Pak Rusdi         : “Ini, sistem kerja dan managerial dari perusahaan magangmu. Seharusnya itu dapat kamu jabarkan dalam laporanmu dan dapat dilampirkan juga. Jadi, saya meminta kamu untuk kembali kesana dan mencari data tersebut.”

Yohan              : “Hmm.. Baik kalau begitu, Pak. Untuk tenggat waktunya sampai kapan, Pak?”

Pak Rusdi         : “ Saya memberi tenggat waktu hingga besok lusa, tanggal 25 April.”

Yohan              : “Uhm, maaf Pak. Dari informasi yang saya peroleh dari perusahaan tempat magang saya, pada tanggal tersebut sedang ada agenda rapat direksi, Pak. Tepatnya dari tanggal 24 hingga 25 April.

Pak Rusdi         : “Wah, jadi kapan kamu akan mencari data dan mengumpulkannya? Karena pada tanggal 26 hingga 29 April saya sedang di luar kota untuk menghadiri konferensi internasional.”

Yohan              : “Apabila saya mengumpulkan data sekaligus melakukan revisi pada 30 April, apakah diperbolehkan, Pak?”

Pak Rusdi         : “Apa kamu yakin sanggup melakukannya.”

Yohan              : “Siap, Pak. Saya rasa saya sanggup.”

Pak Rusdi         : “Hmm.. kalau begitu tidak masalah.”

Yohan              : “Baik jikalau begitu, Pak. Saya akan mulai mencari data pada tanggal 26 dan mengumpulkannya pada 30 April.”

Pak Rusdi         : “Baik, Yohan. Saya akan menunggu data tambahan dan revisi laporan magangmu. Tolong kirimkan lewat email saja, dan temui saya pada tanggal 1 Mei di ruangan saya.”

Yohan              :  “Baik, Pak. Terima kasih.”

Pak Rusdi         : “Terima kasih kembali, Yohan.”

 

Teks Negosiasi saat Mencari Sponsor

TEKS NEGOSIASI SAAT MENCARI SPONSOR

Surya               : “Selamat sore, Pak Hamdan! Saya Surya dari Organisasi Himpunan Mahasiswa Mager Universitas Wakanda. Saya yang kemarin menghubungi Bapak untuk mengajukan dana sponsorship acara Festival Gebyar Mager se-Indonesia 2020. Terima kasih sudah memberi kami kesempatan untuk memaparkan secara langsung.”

Pak Hamdan    : “Oh, Selamat sore! Oh Surya toh, mari silahkan masuk!”

Surya               : “Baik, Pak. Terima kasih!”

Pak Hamdan    : “Sama sama, Nak! Jadi, apa yang bisa saya bantu?”

Surya               : “Jadi sesuai yang di telpon kemarin, Pak. Saya ingin mengajukan permohonan dana sponsorship untuk acara Festival Gebyar Mager se-Indonesia 2020, yang akan dilaksanakan di Auditorium Universitas Wakanda pada Sabtu, 20 Juli 2020 mendatang. Untuk Mager sendiri adalah singkatan dari Mau Gerak.”

Pak Hamdan    : “Ah, baik baik. Kelihatannya menarik. Jadi, apa inti dari acara tersebut dan apa keuntungannya bagi perusahaan saya?”

Surya               : “Jadi, acara tersebut adalah acara festival yang berisi tentang kebugaran dam motivasi seluruh mahasiswa yang ada Indonesia, mulai dari kompetisi mager, festival kuliner, bazar pakaian bagi pemuda,  dan konser yang akan mendatangkan salah satu artis ternama Indonesia. Keuntungan apabila perusahaan roti Bapak menyumbangkan kontribusi bagi acara kami, maka omset penjualan Bapak akan naik dan perusahaan Bapak akan menjadi semakin terkenal di Indonesia.”

Pak Hamdan    : “Hmm… Lalu, bisa dijelaskan sedikit tentang kompetisi mager tersebut?”

Surya               : “Kompetisi mager dalam acara kami nantinya akan dihadiri oleh 100 peserta. Setiap peserta akan menyajikan gagasan-gagasan segar tentang beberapa sub tema. Pemenang dari acara tersebut ditentukan oleh lima juri dari berbagai bidang untuk kemudian dikoreksi dan diberi tugas lanjutan berupa pembentukan kelompok kerja.”

Pak Hamdan    : “Oh, jadi begitu. Bagaimana penawaran sponsorship yang Anda berikan?”

Surya               : “Jadi untuk penawaran kami terdapat tiga kategori, pertama dengan total Rp 20 juta, kedua dengan nilai sebesar Rp 15 Juta, dan ketiga dengan nilai sebesar Rp. 10 juta. Dan kami mengutamakan fresh money, Pak.

Pak Hamdan    : “Hmm.. apakah harus fresh money?”

Surya               : “Betul, Pak.”

Pak Hamdan    : “Begini, bagaimana bagaimana jika saya mengambil kategori pertama dengan nilai sebesar 10 juta dan menanggung konsumsi snack untuk keperluan kontes mager tersebut?”

Surya               : “Dengan penawaran tersebut saya belum bisa menerima karena belum sepadan dengan nilai sponsor yang sebelumnya kami tawarkan.”

Pak Hamdan    : “Oh.. sayang sekali, ya.”

Surya               : “Bagaimana bila Bapak menyumbang sebesar RP 12 juta ditambah snack konsumsi festival?”

Pak Hamdan    : “Saya bisa menyanggupinya, dengan catatan logo dan nama perusahaan saya ditampilkan di setiap media promosi acara dan dibacakan oleh MC saat seluruh rangkaian acara berlangsung. Bagaimana?”

Surya               : “Hmm.. Baik, saya menyanggupinya, Pak.”

Pak Hamdan    : “Baiklah, kita sudah bisa bersepakat dengan penawaran tersebut, bukan?”

Surya               : “Sudah, Pak.”

Pak Hamdan    : “Baiklah kalau begitu. Lalu, bagaimana dengan proses selanjutnya?”

Surya               : “Bapak bisa mengirimkan uang kontribusi lewat transfer bank dengan nomer rekening yang nanti saya kirim. Setelah melakukan transfer, Bapak dapat mengirimkan logo dan nama perusahaan Bapak ke email saya. Dan untuk pengiriman kasurnya harus sudah tiba di lokasi festival pada tiga hari sebelum acara, atau paling lambat satu hari sebelum acara dimulai.”

Pak Hamdan    : “Baiklah, akan saya penuhi semua persyaratan tersebut.”

Surya               : “Baik, Pak. Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.”

Pak Hamdan    : “Sama sama.”

 

Teks Negosiasi Tilang

TEKS NEGOSIASI TILANG

Polisi    : “Permisi, Mas. Bisa lihat SIM dan STNK nya?”

Aca      : “Bi, bawa kan?”

Bian     : “Mohon maaf, Pak. Saya lupa tidak membawanya.”

Polisi    : “Kalau begitu Anda saya tilang.”

Bian     : “Saya tidak melihat peringatan ada tilang ratusan meter sebelum ini.”

Polisi    : “Itu bukan alasan untuk tidak membawa surat-surat penting. Keberadaan SIM dan STNK bisa membantu Anda untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.”

Aca      : “Aduh, bisa nanti tidak, Pak? Kami ada janji wawancara kerja siang ini.”

Polisi    : “Tidak, Mbak. Proses tilang tidak selama dugaan Anda kok.”

Bian     : “Tapi ini saja kami hampir terlambat.”

Polisi    : “Maaf, Mbak, Mas. Hal tersebut sudah menjadi risiko kalian. Semakin kita berlama-lama di sini semakin besar kemungkinan kalian terlambat.

Bian     : “Baiklah. Kalau begitu kita bertemu lagi di sidang tilang saja, Pak. Kami mau berangkat naik taksi online.”

Polisi    : “Baiklah jika itu pilihan kalian. Ini surat tilangnya.”

Bian     : “Terima kasih, Pak.”

Polisi    : “Sama-sama.”

 

Teks Negosiasi Kerja Kelompok Empat Orang

TEKS NEGOSIASI KERJA KELOMPOK EMPAT ORANG

Mail     : “Jadi untuk praktik seni musik, kelompok kita mau menampilkan lagu apa? Aku bisa main drum sedikit-sedikit.”

Ayu      : “Aku bisa main gitar, tapi jangan kunci yang susah-susah.”

Ussy     : “Kalau aku pegang bagian keyboard boleh?”

Ayu      : “Boleh banget, Sy. Berarti Okan vokalis ya?”

Okan    : “Hmmm bisa sih, tapi lagu yang rock atau metal gimana?”

Ussy     : “Waduh, Kan, susah mengiringinya. Lagu Indonesia saja bagaimana?”

Okan    : “Aku yang kurang update dengan genre lain, susah.”

Mail     : “Kalau lagu barat lawas bagaimana?”

Okan    : “Yah, Il, rata-rata pengetahuanku yang nge-rock.”

Ussy     : “Eh tapi kalau vokal bisa dilatih lagi kok seminggu ini.”

Ayu      : “Menurutku tetap agak susah sih, apalagi kalau bahasa asing.”

Mail     : “Kan, kalau lagunya Joan Baez kamu hafal kah?”

Okan    : “Beberapa.”

Ayu      : “Joan Baez itu yang mana?”

Mail     : “Penyanyi sekaligus aktivis anti perang dan mendukung kesejahteraan alam. Genre-nya lebih ke folk sih.”

Ussy     : “Aku cuma tahu yang Donna Donna.”

Ayu      : “Oh itu. Kalau itu sepertinya aku pernah belajar di les-lesan.”

Ussy     : “Kamu tahu juga kan, Okan?”

Okan    : “Aku hafal lagu itu.”

Mail     : “Baiklah. Kita jadi pakai Donna Donna ya, teman-teman?”

Ussy     : “Iya.”

Ayu      : “Sepakat.”

Okan    : “Oke.”

Ayu      : “Yuk latihan mulai nanti sore. Kita dengarkan lagunya bareng-bareng dulu.”

Mail     : “Sip. Nanti jangan langsung pulang ya.”

 

Teks Negosiasi di Pasar

TEKS NEGOSIASI DI PASAR

Pembeli 1        : “Permisi, Bu. Kalau buah naga sekilo berapa?”

Penjual buah   : “25 ribu rupiah, Bu.”

Pembeli 1        : “15 ribu bagaimana, Bu? Biasanya kan harganya segitu.”

Penjual buah   : “Wah saya yang bakal rugi, Bu. Belinya saja lebih dari itu. Sekarang buah naga sedang tidak musim panen jadi harganya memang tinggi.”

Pembeli 2        : “Kalau buah yang sedang panen apa?”

Penjual buah   : “Alpukat. Cuma 12 ribu sekilo untuk alpukat yang besar dan 14 ribu untuk ukuran yang lebih kecil.”

Pembeli 1        : “Ya sudah kami ambil alpukat yang besar dua kilo. Untuk buah naga tidak bisa lebih murah lagi, Bu?”

Penjual buah   : “Kalau 23 ribu rupiah bagaimana?”

Pembeli 2        : “Turun sedikit lagi jadi 20 ribu bagaimana?”

Penjual buah   : “Misalkan 22 ribu kalian mau?”

Pembeli 1        : “Harga terakhir yang kami ajukan adalah 21 ribu rupiah.”

Penjual buah   : “Baik. Harga tersebut masih bisa saya terima.”

Pembeli 2        : “Buah naga sekilo ya, Bu.”

Penjual buah   : “Iya, Pak. Sebentar ya.”

Pembeli 1        : “Oke.”

Penjual buah   : “Ini belanjaannya. Total 50 ribu rupiah.”

Pembeli 1        : “Ini uangnya, Bu. Terima kasih.”

Penjual buah   : “Sama-sama. Lain waktu belanja ke sini lagi ya.”

Pembeli 2        : “Iya, Bu.”

 

Teks Negosiasi Antar Perusahaan

TEKS NEGOSIASI ANTAR PERUSAHAAN

Agen tanah      : “Selamat siang, Pak. Saya dari PT Seratana Jaya yang tempo hari menghubungi Bapak. Terima kasih sudah membuka pintu untuk pertemuan kali ini.”

PT Konstruksi   : “Selamat siang juga. Selamat datang di PT Happyland Construction?.”

Agen tanah      : “Terima kasih atas sambutannya.”

PT Konstruksi   : “Sama-sama.”

Agen tanah      : “Perusahaan kami menawarkan tanah seluas 50 hektar di kawasan Bukit Duri dengan harga 7 juta per meter persegi.”

PT Konstruksi   : “Bisa Anda jelaskan lebih lanjut tentang kondisi dan potensi kawasan?”

Agen tanah      : “Dari jalan raya hanya butuh waktu tempuh 7 sampai 10 menit dengan menggunakan mobil. Di kawasan sana terdapat dua cabang kampus ternama yang sedang tahap pembangunan. Sudah pasti akan potensial untuk bisnis perumahan, kos, atau asrama.”

PT Konstruksi   : “Saya tahu mengenai kampus-kampus tersebut, tetapi bukankah untuk benar-benar beroperasi secara maksimal butuh tiga sampai lima tahun? Setahu saya di sana masih daerah sepi.”

Agen tanah      : Tidak juga, Pak. Saya rasa orang-orang sudah mulai mengincar tanah di sana sebagai bentuk investasi. Akses ke jalan raya serta fasilitas lain masih tergolong mudah. Toh tidak apa-apa Anda beli dulu, nanti harganya akan meroket.”

PT Konstruksi   : “Saya bisa menerima alasan tersebut, tetapi saya tidak bisa menerima harganya. Bagaimana dengan 6,5 juta per meter persegi?”

Agen tanah      : “Baiklah, Pak. Mari meninjau lokasi secara langsung sebelum meresmikan pembelian.”

PT Konstruksi   : “Mohon maaf, sebentar lagi saya ada meeting. Bagaimana dengan besok?”

Agen tanah      : “Tidak masalah. Untuk detail waktu silakan Anda hubungi saya nanti.”

PT Konstruksi   : “Baiklah, seusai meeting akan saya kabari.”

Agen tanah      : “Saya tunggu. Terima kasih. Senang bekerja sama dengan Anda.”

PT Konstruksi   : “Terima kasih kembali. Saya juga senang bekerja sama dengan Anda.”

 

Demikian contoh teks negosiasi yang memuat berbagai topik mulai dari negosiasi antar kelompok di sekolah hingga negosiasi antar perusahaan. Sebagian contoh berbentuk dialog dan ada pula yang narasi. Tidak semua negosiasi hasilnya sesuai harapan, tetapi paling tidak Anda dapat meminimalkan hal buruk yang mungkin terjadi.

Contoh Teks Negosiasi : Pengertian, Struktur, Kaidah Dll (Lengkap)

 

Satu pemikiran pada “Contoh Teks Negosiasi : Pengertian, Struktur, Kaidah Dll (Lengkap)”

Tinggalkan komentar