Puisi Pahlawan – Merdeka adalah sebab mereka yang berjuang dengan teguh melawan para penjarah penjajah negeri. Oleh karena itu mengenang jasa pahlawan adalah penting adanya. Sehingga tiap pada tanggal 10 november disematkan sebagai hari pahlawan di Indonesia.
Ungkapan mengenang jasa pahlawan juga dapat diwujudkan melalui meneladani keteguhannya, tidak pantang menyerah dan nasionalis. Untuk mengenang pahlawan pula Anda bisa membuat beberapa puisi yang akan memberikan kesadaran tentang bagaimana sulitnya perjuangan menuju kemerdekaan.
Contents
Puisi Pahlawan Generasi Muda
Kami seorang pemuda bangsa
Yang kan melawan jajahan bodoh para petinggi Negara
Tuk balas jasa pada mereka
Yang selalu terkenang dalam ukiran-ukiran Indonesia
Selama tangan masih bergerak
Selama nafas belum berhenti berhembus
Selama jantung berdetak
Takkan kami serahkan Negara pada yang tak bertanggung jawab
Hormat kami pada sangsaka
Yang berkibar dengan gagahnya
Di tiang-tiang tanah Indonesia
Dan hadir membawa suka mengikis duka
Kami malu pada mereka
Yang gurgur melawan penjajah kota-kota
Maafkan akan kami sebagai pemuda
Yang kadang memberi coreng
Juka luka pada negara
Puisi Pahlawan Gagah
Terpatri gemuruh juang yang terwariskan
Lewat kebebasan yang terbayar korban raga ksatria
Tak ada tanda semat di bahu sang Kusuma
Pada pusara beku terucap bakti bertabur aroma puspa
Menguar dengan gagah perkasa
Meski dahulu bersenjata bambu tanah Indonesia
Meski kadang tak terpungkiri
Tercabik meronta terisak dalam nestapa
Mengayun langkah meniti asa
Sejenak raga lelah membendung luka
Namun kalah akan longlongan jiwa merdeka
Meski rata tanah bumi pertiwi
Akan darah gelora juang kusuma bangsa
Tertotereh luka memar dalam raga
Tak menyurutkan langkah sang perkasa
Demi duka yang kan terkikis
Demi bahagia yang kan abadi
Tak ragu mengangkat pedang bambu ke depan musuh berdiri
Kini meski tak dapat bersua lagi
Kan tetap terpatri perjuangan
Walau belati telah mengoyak sukma
Tak rasa sakit walau mengucur air anyir
Beradu dua kubu
Berperang tiada gentar
Pahlawan yang gagah perkasa
Badan tegap tiada dusta
Contoh Puisi Pahlawan Bagus
Teruntuk ibu pertiwi
Yang tersiksa manusia asing
Mereka penjajah negeri
Bagaimana kami bisa
Balas budi akan jasa Sang Kusuma
Haruskah raga menghunus pedang tajam pada mereka
Para tikus berdasi yang kini menggerogoti negeri
Haruskah diri berlumur darah
Ataukah aku harus terbilah pisau penjarah
Bagaimana bisa ku balas jasa
Relakan nyawa dami merdeka
Pahlawanku
Engkaulah puspa yang sesungguhnya
Andai ku bisa balas jasa
Andai ku ksatria gagah perkasa
Takkan kubiarkan Indonesia menangis nestapa
Takkan kubiarkan pergolakan terjadi
Namun semua hanya mimpi
Tampak raut wajah tanpa takut menghinggapi
Tekat dihiasi bunga api
Meski tertikam tajam belati
Tak mampu runtuhkan tebing semangat juang
Kini merdeka indonesiaku
Sejahtera jadi nyata
Bukan angan semu dalam bayang-bayang
Meski kini telah merdeka
Punyailah semangat juang mereka yang bertabur aroma puspa
Kini pemuda mulailah melakukan perubahan
Dengan terus berkorban tuk bangsa
Bersatu utuh ambil peranan
Puisi Pahlawan Bikin Semangat
Datang dan pergi selalu memiliki arti
Mereka para pejuang yang pernah hidup
Kini tak berbekas raga hanya jasa
Meski mentari bersinar terik
Tak ayal kadang turun rintik
Ketika perpisahan menjadi pilu
Kadang jalanpun dengan rasa keraguan
Namun takdir adalah ketetapan Tuhan
Meski tak ada raga namun kan selalu terkenang
Meski susah dirasa
Walau tak mungkin kadang terbersit dalam jiwa
Namun perjuangan tetaplah berlaku
Walaupun berat langkah mengangkat
Walau curam jalan setapak
Perjalanan harus tetap dilanjutkan
Hanya untuk menggapai impian tentang kemerdekaan
Apapun yang terjadi pada lampau
Berupa fase yang bermetamorfosa menjadi sayap
Yang menerbitkan kepakan indah
Pompa kesadaran tuk perubahan
Tunjukkan potensi diri dan buktikan
Halusinasi hanya kesemuan yang menyengsarakan
Setiap pahlawan adalah pemenang meski gugur di medan perang
Keyakinan bahwa tak ada yang terlalu sulit di dunia ini
Keraguan membuat tumpul semangat perjuangan
Oleh karenanya percayalah
Ada suka dibalik jalan terjal
Hidupkan semangat perjuangan
Karena roda kehidupan akan terus berjalan
Puisi pahlawan pejuang Indonesia
Terkenang dalam sebuah negeri
Yang katanya ada di puncak tertinggi alam
Tertutup kabut perjuangan dan angan dalam keberadaan
Aku mengadu pada Tuhan yang mencipta
Apakah ada beda mereka dengan rakyat?
Lau siapa yang lebih bersalah
Mereka yang bermoral arang
Ataukah manusia yang berfikir telanjang
Tak sudikah bergenggaman dengan Tuhan
Teruntuk sang pemilik jiwa juang
Yang mengajar agar tak mudah percaya pada kenistaan
Teruntuk sang pemilik jiwa juang
Yang mengajarkan agar tak menaruh harapan dalam angan
Disini aku terpatri
Di negeri yang katanya puncak tertinggi
Negeri para pahlawan pendamai bangsa
Yang rela patahkan tulang untuk merdeka
Namun saat ini manusia begitu terlupa
Bermain dadu menjadi nyanyian di negeri tertinggi
Jasamu yang kekal abadi
Takkan terlupakan walau hancur mati raga ini
Puisi pahlawan semangat
Hujan
Memberi genang pada tanah nan gersang
Dulu kala..
Terjadi hujan tembak di negeri yang kusebut awan
Ada rintihan dalam tiap tombak yang menikam
Merdeka
Sorak sorai suara menggema di negeri itu
Napak tilas Sang kusuma
Persatuan jiwa yang bergemuruh itu
Bagai petir menghujam para penjarah negeri awan
Merdeka
Dalam kata terdapat makna penuh harapan nyata
Seakan menyambut cerah
Sang kusuma rela bermandikan darah
Bertahta sebuah tekat dalam relung dada
Hanya untuk berjuang mengambil negeri yang kusebut negeri awan
Semangat yang membakar
Asapnya membumbung tinggi pada garis khatulistiwa
Seolah berhasil menyambut jaya
Kini hasil jerih payah anak negeri awan
Ketenangan hidup berhasil diraih jua
Lalu kabarkan pada dunia
Bahwa negeri awan telah kembali jaya
Bahwa Indonesia telah kembali paripurna
Untuk melambai pada dunia
Menunjukkan kita adalah MERDEKA
Puisi pengorbanan pahlawan
Perjuangan
Waktu yang tak kau hiraukan
Sanak keluarga yang ditinggalkan demi juang
Meski nyawa dapat melayang
Kau taburkan semangat perjuangan untuk kemerdekaan
Kau seolah menantang malaikat maut
Namun candaan seakan kau pertaruhkan dalam hidup
Kering tubuh sebab peluh
Lautan darah deras di sisi tubuh
Namun kobaran tak semudah itu untuk padam
Meski rintik hujan sebab sakit kau kucurkan
Tak gentarkan langkah
Dengan tombak senjata dari tanah nusantara
Perjuangan
Kaki yang telanjang kadang tertusuk pedang
Lusuh pakaian yang tak kau hiraukan
Sungguh peluh jasamu kan terkenang
Mengikat raga pada setapak yang kau pijak
Perjuangan
Hanya untuk sangsaka yang terus berkibar
Merah putihnya melambai indah pada sang pejuang
Nanar mata di kala menyaksikan
Harmoni dunia untuk kemerdekaan
Puisi pahlawan tumpah darah indonesia
Negeriku
Saat nadi terasa hampir mati
Harapan tetap saja kunanti
Agar bisa melihat indahnya negeri ini
Ingin saja kulihat pagi berisi hamparan hijau dedaunan
Bukan robot bising penuh dengan auman
Ingin kupahat kembali negeri ini
Agar tak mati sisa juang pahlawan itu
Kapan bisa kudapati lagi
Di negeri yang semakin tua ini
Negeriku
Angin sepoi kini jarang terasa
Hanya ada panas dan terik yang menerpa
Jangan menangis wahai negeriku
Kan kuukir lagi semburat hijaumu
Kan kuhilangkan racun dalam lautmu
Jadi, bicaralah pada mendung
Agar tak murka pada kami
Yang tak mengindahkan tuturan petinggi
Negeriku
Harap kemakmuran melingkupi
Harap rakyat bersatu padu
Mengukir kembali jaya nusantara
Juga beragam budaya yang telah ada
Negeriku
Sampai maut datang menjemput raga
Penjagaan terhadapmu takkan pernah putus
Jayalah kembali ibu pertiwi
Makmur rakyat semoga selalu abadi
Ucapan syukur pada yang Kuasa
Atas jayanya negeri Indonesia ini
Puisi pahlawan melawan para penjajah
Penjajah adalah mereka yang telah membuat indonesia mengalami keterpurukan selama bertahun-tahun. Mereka adalah penjarah negeri yang harus dibasmi. Kala itu pahlawan negeri ini berjuang sampai mati.
Berliter-liter darah telah tertumpah
Ribuan jiwa telah menjadi taruhan kemerdekaan
Tulang berserakan tak tahu siapa sang tuan dan kemana ia
Hal ini seolah memberi makna
Bahwa merdeka adalah harga mahal yang dibayar dengan nyawa
Demi pembasmian terhadap mereka si bedebah dunia
Demi cinta tanah nusantara agar senantiasa membumbungkan kata merdeka
Tepat tahun 1945
Merdekalah negeri tercinta
Proklamasi menggema di tempat singgah sang Kusuma bangsa
Belenggu pun telah lebur menjadi abu
Layaknya lahir kembali indah, asri nan suci
Terbayarlah segala peluh serta kucuran air mata darah
Pengorbanan anak bangsa tak sia-sia pula
Bumi pun bergemuruh
Langitpun berbahagia
Meski tak lagi hidup dalam dunia yang fana
Namun jiwa penuh senyum itu masih melekat disana
Sebab bangsa yang dicintainya
Kini bisa tertawa dangan bahagianya
Puisi pahlawan dari istri
Sang pelita keluarga suamiku tercinta
Tak berperi rasa gelisah yang menghampiri
Ketika kau berpamitan untuk lekas pergi
Sering kuingat masa bahagia dalam diri
Kau suguhkan pundakmu sebagai sandaran dikala aku penat
Pelipur lara dikala sedih menerpa
Penyemangat jiwa yang berharga
Meski lama sudah kita bertahta
Bagiku kau adalah definisi lain dari kesempurnaan dan kebahagiaan abadi
Sejenak kusadari bahwa kau tak benar-benar pergi
Kuyakin kau kan kembali
Kembali dari tanah pertempuran yang menjadi pijakanmu saat ini
Sering nanar menghinggapi diri
Dikala anakmu merindu sang pahlawan pelindungnya
Wahai sang pelita
Kutahu harapan takkan sia-sia
Lelah juga takkan berani berkhianat pada kita
Teruslah berjuang untuk kebebasan
Walaupun manusia tak tahu kapan jiwa diambil
Namun terlindung doa kuyakin akan baik-baik saja
Rasa hati yang berkobar membara
Mengiringimu dengan doa-doa
Semoga tanganmu tak ragu menikam penjarah bangsa
Semoga tekatmu lebih membara dari neraka
Puisi pahlawan garuda harga mati
Garuda bangsa
Lambing prinsip Negara Indonesia
Lahir dari gagasan para pejuang kala itu
Peluh rakyat seakan ada dalam jiwamu
Sang garuuda
Penghembus nafas merdeka
Tubuhmu mengukir symbol penuh makna
Seakan harapan ada dalam gagasan garuda bangsa
Sang garuda
Gagah dan mulianya dirimu yang menjadi keteguhan bangsa Indonesia
Dimatamu yang tajam nan menusuk itu
Kulihat amarah untuk mereka sang penjarah
Kulihat nanar untuk mereka yang gugur di tanah nusantara
Sang garuda
Perawakanmu merupakan bukti kekuatan bangsa
Tak ada kecewa
Tak ada sesal yang merambat
Seperti mereka yang terpisah dari raga
Sebab sebiji peluru yang memusnahkan segalanya
Hanya bahagia dan suka cita
Sebab semangat yang terus berkobar dalam diri sang garuda
Sang garuda
Bukan sebuah dongeng sebagai pelipur dahaga
Bukan kisah fiktif yang dibuat para manusia
Memang nyata adanya
Dikehidupan berpuluh tahun silam
Layak menjadi percontohan
Dan kenang yang takkan fana
Puisi senyum para pahlawan
Fajar baru saja menyingsing
Rembulan bentuk sabit pun masih enggan pergi dari langit
Pukulan air dari langit-langit pun telah memberi genangan
Alangkah tegap langkah mereka pagi itu
Tak surut meski dingin menerpa dan menusuk kulit
Tenggok terbawa di tangan-tangan para perempuan itu
Menyusuri tapak dengan alas lusuh
Menanjaki lereng gunung yang curam itu
Sebagai bentuk semangat dan sarana syukur pada sang Kuasa
Akan roda kehidupan yang masih menggiring
Wanita pembawa tenggok yang mulia
Bercucur peluh membahsahi tanah nestapa
Bertukar jual dengan tamu-tamu
Walau tak sedikit dari mereka yang kadang pulang membawa kekosongan
Sebab tak ada tamu yang sedia tukar
Pahlawan luar biasa yang diciptakan Tuhan
Gigih sudah tekatmu
Menyangga beban yang berat bak beton tertanam
Namun senyuman selalu menenangkan
Luka kaki bukanlah derita
Pahlawan tanpa tanda jasa
Yang padamu terdapat nilai berharga
Menggulirkan roda perekonomian bangsa
Agar terus dapat sesuap dahaga
Untuk berTuhan pada pencipta
Puisi pahlawan saat pertempuran
Saat hewan kaki dua itu baru berteriak
Kau terbangun dengan mata sayup membara
Kau sampirkan tonggak bambu di bahu
Masih terkenang oleh ibu pertiwi
Kabut sepi yang dulu kau lalui
Juga jalan gelap yang dulu kau tapaki
Deras hujan mengguyur
Melebur perasaan dan hati nurani
Tak ada pelipur dahaga selain merdeka
Ikrar yang terpanjat dalam dada manusia
Serang!
Ucapan lantang sang pejuang
Merdeka atau mati!
Lagi-lagi seruan itu yang meletupkan semangat juang
Yang mampu merasuk dalam dada manusia
Menajam bambu seketika
Beradu dengan peluru yang menggores luka
Allaahu Akbar!
Seruan lantang kembali terdengar
Sayup sayup mulai hilang
Demi bangsa kau torehkan
Demi keluarga terkasih yang menanti kepulangan
Untuk ibu pertiwi yang kau agungkan
Kerelaan tubuh tertikam senjata tajam
Cobalah kau saksikan
Darah bagai lautan kala itu
Lukisan Tuhan berserakan
Negeri berkabung
Tuk mereka yang telah gugur
Penjajah yang tak berperikemanusiaan
Nyawa melayang dengan mudahnya
Waktu tuk bahagia telah tersita
Walaupun begitu
Ketakutan telah sirna
Yang terlintas hanya semangat membara
Sadis!
Bunga-bunga api itu meletup menembus raga
Kering sudah tubuh tanpa darah
Hanya karena penjajah yang tak peduli
Akan tangisan dan jeritan pemilik tanah pertiwi
Kini berbahagialah
Hanya untuk Indonesiaku
Kini bertahta sebab juang mereka
Gemelut yang tak sia-sia
Berbekal hati yang tulus tuk memberi
Puisi pahlawan mengharukan
Teruntuk para penjarah
Pergilah kau ke negeri para bedebah
Tinggi hatimu memusnahkan peradaban
Pergilah kau penjarah
Hadirmu mengusik ketenangan tanah airku
Pergilah kau penjarah
Berhenti memporak-porandakan rakyat nusantara ini
Menyingkir
Pahlawanku telah banyak gugur
Bumi pertiwi mulai menyerah
Benda panas yang kau hujamkan pada para pahlawan kami
Menguliti sisi nurani
Menyingkir!
Musnah kalian dari bumi nan asri
Tenggelamlah kau di dasar bumi
Nyawa dibalas nyawa
Pahlawanku telah sirna satu demi satu
Cucuran keringatnya tak kau tahu
Bahasa kalbunya tak kau hiraukan
Musnah!
Tak malu kah kau pada negerimu yang miskin itu
Kau menghancurkan harapan kami
Bagai kepingan tulang yang dipukul martil
Tak berbentuk
Udara berdesir menembus tulang rusuk
Hanya hawa dingin yang menusuk
Sebab penjarah yang tak tau malu itu
Tanah airku..
Pahlawanku..
Harapanku..
Nanar kami menatap keadaan ini
Merah menatap nyalang para penjarah negeri
Meruncing malam mencari musuh
Tak kenal lelah pahlawan bertaruh
Hanya untuk sebersit senyum yang teduh
Tak lagi terasa sakit di tubuh
Hanya ada gelora tuk menyambut bahagia
Indonesia merdeka
Puisi dongeng perjuangan pahlawan
Masih teringat sahutan kata sore itu
Duduk di pangkuan rentamu
Kau dengungkan kalimat-kalimat indah
Katamu dari leluhur bertahun-tahun yang lalu
Namun tiba-tiba kau berhenti berucap
Lalu menetes deras kucuran peluh dari matamu
Katanya kau teringat masa suram dulu
Tuturmu
Usia masih belia kala itu
10 tahun kau berkata padaku
Namun banyak darah yang kau saksikan
Korban angkaramurka manusia
Kebiadaban iblis bumi
Keganasan tak berperi
Namun sebab belia umur dikandung
Kau belum paham akan ambisi dan kekuasaan
Tak pernah ada manja dalam pelukan
Terasa derita sebab bahagia hanya kenangan
Baku tembak yang terdengar riuh di jalan-jalan
Oleh tangan tak bernurani
Oleh tangan yang rakus akan kekuasaan
Tak ada cita-cita yang bisa didengungkan
Harap pun hanya merdeka
Bapak terenggut oleh peluru iblis itu
Memusnahkan kesempatan akan waktu bersua
Bagai kedipan mata musnahlah segala
Lalu kulihat keriput yang semakin terlihat itu
Di akhir ceritamu kau tersenyum haru
Dan aku pun tersedu
Dia kakekku
Pahlawan dikala itu
Semoga tenang dalam nirwana Tuhanmu
Bahagia selalu di tempat barumu kini
Inilah sajak sendu
Dariku dan kakekku
Pahlawan juang kala itu
Puisi pahlawan jejak para pejuang
Wahai pejuang kata
Yang menjadi harapan bagi rakyat Indonesia
Mereka terus berlatih
Jiwanya terus berfikir
Juga semangat juang yang tak luntur
Dan kemenangan pun terbawa dengan riang
Indonesia
Negeri yang asri
Diukir dari prestasi juang para rakyatnya
Oleh semangat yang terus berkobar
Bagai api yang siap menerkam
Agar terwujud mimpi sekian jiwa yang hidup
Dilakukan tuk melawan halang rintang yang menghadang
Semangatmu kau tularkan
Pada anak belia yang masih butuh bahagia
Hanya untuk Indonesia
Agar jaya menuju puncak tertinggi dunia
Pejuang..
Menebar wewangian di pelosok negeri
Menyulut tekad untuk jaya
Mengambil pelita agar Indonesia Berjaya
Pejuang…
Setapak yang kau pijak kan jadi saksi
Seberapa gigih usaha tuk meraih piala
Untuk Indonesia merdeka
Engkaulah pahlawan Negara
Yang senantiasa memberi usaha pada raga
Untuk tak menyerah
Untuk terus berusaha
Agar Indonesia mencapai Jaya
Puisi pahlawan kemerdekaan
Mendung
Redup terasa tiap haring
Meniti kenangan napak tilas sebuah bangsa
Bau anyir kian tercium
Tak bisa dihitung entah yang keberapa kalinya
Hujaman demi hujaman
Tikaman demi tikaman
Tak kenal lelah tuk pergi ke medan perang
Meski ingin kau timang bayi dalam pangkuan
Namun kau pergi tuk menerbitkan senyum semua orang
Darah bagai embun yang selalu ada
Pelindung sejati tanah air nan indah permai
Bagi kami
Untuk negeri
Yang katanya kaya dan makmur
Tak ingin nestapa berdiam lama
Hingga harus terkucur peluh
Mengiringi langkah tuk wujud merdeka
Setetes darah yang jatuh bagai tangisan anak bangsa
Meski hanya bambu sebagai senjata
Keluh kesah tak pernah bertahta
Tak ada sesal meski mati di medan juang
Pahlawan kemerdekaan itu
Akan selalu ada
Meski waktu terus bergulir
Meski zaman akan berbeda
Namun semangatnya menular pada siapa jua
Puisi Pahlawan Tentang Keadilan
Adakah yang bertanya
Mengapa tak menyerah saja ?
Belanda tak seburuk itu bukan?
Oh,, sungguh dengarlah ini kawan
Kebebasan adalah segalanya
Indonesia bangsa yang kuat
Takkan menyerah begitu saja pada orang asing yang mengacau negeri
Keadilan adalah hak manusia
Ketenangan semu tak kan memberi bahagia sejati
Kehancuran adalah milik mereka si putus asa
Secara perlahan dan lebur
Kebebasan adalah keindahan
Bukan lagi tentang tangisan dan jeritan
Atau menyatu dengan budaya yang bobrok
Tutur pahlawan..
Tak apa mati dalam pertempuran
Dari pada menyerah tanpa perlawanan
Sirna sebab menjunjung kebebasan
Sirna sebab menuntut keadilah
Dirasa mulia dari pada kekangan
Berdiri bak tameng melawan musuh
Jauh lebih baik dari pergi terbirit
Keadilan..
Menuntutnya adalah lebih baik
Dari menjadi koban penjara kesemuan
Keadilan
Kesungguhan akan memberi kobaran
Semangat juang yang tak pernah surut
Sungguh keadilan dan kebebasan
Melebihi bahagia dalam dada
Jiwa teguh yang dimiliki pejuang
Takkan ada rasa khawatir dan kebimbangan
Hati penuh luapan semangat
Dengan tabah menembus haling rintang
Kebikjasanaan bak tongkat dalam keadilan
Yang dijunjung tinggi demi kemerdekaan
Puisi Pahlawan Realita Hari Ini
Hari ini ada suka cita dalam kalbu
Ada syukur dan doa terpanjat
Sebab merdeka yang diraih
Terima kasih tuk pahlawan nusantara
Yang membuat kami bisa nikmati indahnya Indonesia
Mereka pahlawan tanpa tanda jasa
Tanpa perintah kau angkat senjata
Bubarkan para penindas dan hancur leburkan
Semangat yang tak kunjung padam
Genggaman bernanah tak kau hiraukan
Kuat mencengkram tonggak bambu yang runcing itu
Jantung berdetak tangan pun gemeretak
Sampai hari ini
Kebanggaan selalu terpaut dalam diri
Yang rela korbankan milik diri
Sampai tubuh terbujur sunyi
Bahkan menciptakan nisan tak bernama
Sampai hari ini
Kutautkan terima kasih yang tulus suci
Kau mengajarkan kami
Membangun ibu pertiwi nan asri
Sampai hari ini
Upacara pagi sebagai bukti
Bahwa kenangan adalah abadi
Meski raga serta jiwa tak lagi sudi menapak bumi
Sampai hari ini
Kucoba menyusuri napak tilas mu di bumi Indonesia ini
Puisi Pahlawan Ibu Kartini
RA kartini adalah salah satu pahlawan perempuan bangsa Indonesia yang terkenal dengan buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’. Juga gagasan beliau tentang kesetaraan atau emansipasi wanita. Oleh karena itu setiap tanggal 21 April diperingati Hari Kartini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.
Dinginnya udara fajar
Seolah musnah hilang tak berbekas
Para wanita seolah terkungkung dalam peraduannya
Menjadi budak istana sendiri
Terkekang dalam tingkah lakunya
Namun kau
Berjuang memungut hak perempuan yang tersisa
Mencoba memerdekakan wanita dari belenggu nestapa
Dirimu yang mulai berduka
Sebab kaummu yang katanya tak bisa apa-apa
Dewi puspa…
Kau rubah semua hingar bingar ketidakadilan
Dengan juang yang dikandung badan
Perempuan pemberani penakluk sengkuni
Harkat martabat yang telah terpatri
Jasa yang kan terkenang abadi
Tak gentar melawan aturan kebebasan
Kini sudah terbukti
Kau hapuskan segala pembata pembelenggu raga
Dengan menggagas tiada beda
Antara kami dengan mereka
Bahwa dengan semangat juang yang sama
Kita bisa lakukan segalanya
Maafkan para wanita hari ini
Yang dulu kau perjuangkan mati-matian
Kami yang tenggelam dalam kesibukan tak berarti
Maka hadirmu cerahkan nurani
Serta wujud penghormatan pada mu
Takkan kami menangis pedih
Hanya karena goresan kecil sang belati
Puisi Berterima Kasih Untuk Pahlawan
Pahlawan
Terima kasihku atas jasa yang tlah kau torehkan
Untuk duka bangsa yang kau tanggung
Teruntuk tangan yang selalu bertekad
Menggenggam bebas tanah air
Pahlawan
Segala jasa kan terkenang selalu
Tak peduli akan seperti apa bangsa ini
Namun jasamu tetap terpatri dan abadi
Pahlawan
Sebagai tanda terima kasih kami
Ku kenang kau kala upacara di hari yang terik ini
Mengheningkan cipta untuk mu
Sebagai sebuah penghargaan dari diri yang nista ini
Terima kasih telah berjuang sekuat itu
Dan terimalah salam maaf dari kami
Puisi Pahlawan Tentang Perjuangannya
Kala matahari belum Nampak sinarnya
Burung pun belum enggan melambaikan sayap pada langit
Sebab gemuruh senjata tela terdengar samar di daun telinga
Adu tombak dengan peluru itu berbuah kemenangan anak bangsa
Para ulama pun ikut serta
Memerdekakan negeri yang diterpa kabut pilu
Saat itu lelah sudah tak berasa
Penghianatan kaum sendiri menjadi duka
Berkawan dengan penjarah adalah penghianat bangsa
Halal tumpahan darah atasnya
Bukan kawan nusantara
Hanya kacung-kacung belanda
Kemana jiwa cinta tanah airnya
Sudahkan hilang di saput kabut ketamakan
Tapi, ia yang setia pada bangsanya
Semoga nirwana tempat kembali untuknya
Puisi Mengenang Jasa Pahlawan
Cintamu untuk Indonesia
Tersemat dalam raga
Yang menghadang tak putus asa
Bagai baju besi pelindung Negara
Kini nikmat kemerdekaan telah kami rasa
Sebab semangatmu kala itu
Impian kami seakan dapat terwujudkan
Kau juga mengukir tawa di negeri ini
Urung kau beri canda
Kepada keluarga tercinta
Hanya satu tujuan kala itu
Membuat negaramu dan rakyatnya berbahagia
Sejenak cinta kan abadi selamanya
Mengukir di tanah negeri tercinta
Takkan bisa kami balas jasa
Takkan kami bisa seperti mereka
Hadir suka setelah duka
Penjarah lari terbirit di ujung tombak merdeka
Tak lagi berani menjajah negeri kita Indonesia
Tetaplah jaya sangsaka warna
Puisi pahlawan menyentuh jiwa
Sang Kusuma bangsa
Kau kucurkan peluh ke sekujur badan
Kau relakan tulang lebur dengan tikaman
Meski jiwa tak lagi dikandung badan
Jayalah kau Sang bukti perjuangan
Sang pahlawan
Bukan hati tak berperi
Namun cinta lebih berarti untuk ibu pertiwi
Sesaat layu kau di muka Bumi
Namun berkat kau damai negeri ini
Sesaat jiwa bergeming pergi
Rintik air mata membasahi Bumi
Mengiringi pejuang ke titik terakhir
Terdengar sayup-sayup doa
Yakin berikan tempat terbaik di sisi Tuhan
Indonesia kini merdeka
Sebab peluh yang terus membasah
Sebab ingin jaya dalam dada
Mengangkat berat tongkat bambu
Menusuk sadis para penjarah nusantara
Tak berperi rasa ini
Kobaran semangat bagai api
Bagai matahari di kala terik menghampiri
Rela berkorban demi tanah Bumi ini
Pahlawan negeri
Padamu cinta dalam sanubari
Sesaat tak pernah layu
Para pejuang yang hebat itu
Sesaat Indonesia berkabung
Mengawal langkah terakhirmu menuju peraduan
Semoga ada tenang dalam jiwa yang kini terbujur kaku
Sebab juang tanah Indonesia
Puisi-puisi di atas dipersembahkan untuk pahlawan-pahlawan yang telah mendahului kita. Serta yang gugur di medan juang tanah Negara. Juga jadi bahan perenungan kita semua semoga sadar tentang suka duka Negara yang kita sebut indonesia
44+ Puisi Pahlawan Yang Mencerminkan Kebanggan Kita Pada Pahlawan