7+ Cerpen Cinta Yang Bisa Anda Jadikan Sebagai Referensi

Cerpen cinta – Sesuatu yang wujudnya tidak diketahui, yang bentuknya tiada yang tahu namun sering menjadi perdebatan, itulah cinta. Ada yang mengatakan adanya cinta adalah anugerah bagi yang mengalaminya. Kedatangannya secara tiba-tiba sering membuat orang bertanya-tanya, apakah ini cinta atau hanya suka sesaat. 

Referensi cerita cinta, menjadi pilihan sebagian orang yang menyukai beragam kisah romantis. Selain kisah tentang asmara, orang yang di mabuk cinta akan memiliki refleks dalam dirinya untuk menciptakan kata puitis yang indah sebagai ungkapan cinta pada orang yang dikasihinya. Berikut ini kisah cinta yang bisa di jadikan referensi.

Contents

CERPEN CINTA ROMANTIS ISLAMI

Hanya Aku Yang Tahu

Hanya Aku Yang Tahu
firahkamal.blogspot.com

Aku hanya mengerti cinta melalui buku-buku yang aku baca, aku tidak tahu apakah aku akan mengalaminya suatu saat nanti dan berakhir bahagia atau malah sebaliknya.

Aku adalah mahasiswa baru di Universitas Islam Negeri yang berada di Semarang. Rara, biasa teman-teman satu angkatan memanggilku. Sebagai mahasiswa baru, aku kerap sekali berkeliling kampus untuk melihat-lihat sudut kampus tempat aku kuliah.

Di sela-sela aku berkeliling, aku tidak sengaja melihat seorang pria yang duduk termenung sendiri di gazebo yang biasa di jadikan tempat nongkrong para mahasiswa. Aku sedikit tertegun saat melihatnya. Ku perhatikan mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan aku peroleh kesimpulan bahwa dia adalah pria yang misterius.

Setelah pertama kali aku melihatnya, rasa ingin tahuku semakin besar, aku mencoba mencari berbagai informasi mengenai dia, hingga aku tahu bahwa dia yang aku kagumi bernama Riyas, laki-laki yang terkenal tampan dan pintar itu merupakan salah satu aktivis dari berbagai organisasi. 

Riyas merupakan laki-laki terkenal di kampus dengan kepiawaian nya dalam memainkan biola. Ada satu hal yang membuat aku kaget, ternyata Riyas adalah teman satu kelas ku, karena masih mahasiswa baru, aku terkadang lupa dengan teman satu kelas ku karena aku jarang memperhatikan mereka. 

Hal tersebutlah yang membuat kami lambat laun menjadi akrab dan kami pun bersahabat, meskipun begitu aku tetap tidak mampu menyingkirkan rasa kagum dan suka ku padanya meski kami telah bersahabat.

Karena kedekatan kami, banyak yang mengira bahwa kami sedang berpacaran, namun hal yang selama ini di anggap oleh teman-teman, tidaklah mungkin terjadi. Aku dan Riyas merupakan aktivis rohis di kampus, dimana kami sangat menjaga dengan ketat pergaulan antara perempuan dan laki-laki. 

Siang itu, aku tak sengaja melihat dia bermain biola, aku sengaja berdiri di tempat yang tidak teduh, agar aku bisa dengan leluasa memperhatikan dia. Rasa kagum ku semakin dalam, seolah lidahku tidak bisa berkata-kata dan aku pun menatapnya tanpa mampu memalingkan pandanganku.

Kepiawaian nya memainkan biola seolah membuatku terbius dalam iramanya, rasa kagum ku padanya semakin dalam, hingga aku bingung apa yang harus aku lakukan.

Pada akhirnya aku menutup mata ingin mengambil beberapa ketenangan. Namun pada saat mataku terpejam, aku kaget dengan suara yang memanggil namaku,

“Ra, Rara .. kamu ngapain di situ?”

“eh, Riyas, emm”

“Sini deh. Kamu berdiri disitu apa gak kerasa panas ra. Sini, temenin aku latihan Ra, biar aku ada temennya”

“hehe, aku lagi nunggu tukang jajan lewat”

Riyas tertawa sambil berkata “kamu ada-ada aja ra, gak ada tukang jajan masuk kampus ra. Sini deh .. aku bisa atasi rasa laparmu”.

Hanya kata-kata itu saja, sudah membuat aku salah tingkah. Aku memang orang yang bisa dibilang cuek oleh teman-temanku, aku cenderung tidak peduli oleh sesuatu yang bagi ku tidak terlalu penting. 

Jadi, meski aku sudah ikut organisasi rohis, aku pun tidak bisa menghilangkan sifat tomboy ku yang sudah ada sejak dulu. Aku merasakan hal yang aneh ketika aku berada di dekat Riyas, aku tidak bisa pura-pura tidak memperhatikannya, aku tidak bisa berlagak cuek, tapi sebaliknya aku selalu merasa salah tingkah dan aku pun jadi pendiam. 

Pada suatu ketika, aku baru tahu bahwa salah satu teman dekatku juga menyukai laki-laki yang sama yang aku sukai, yaitu Riyas. Ada sedikit perbedaan antara aku dan temanku, aku cenderung tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaanku, sedangkan dia selalu mencari kesempatan agar bisa mendekati Riyas. 

Hingga pada suatu ketika, kami bertiga, belajar bersama. Aku melihatnya selalu menanyakan hal-hal yang menurutku tidak perlu di tanyakan kepada Riyas, aku tahu bahwa dia hanya ingin mencari perhatian Riyas. Karena bosan melihatnya, aku meninggalkan mereka begitu saja tanpa sepatah kata pun.

Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan tentang aku. Hingga pada malam hari, aku tidak bisa berhenti memikirkan Riyas, aku pun tidak bisa mengatakan pada Riyas, bagaimana perasaanku terhadapnya, karena dia adalah sahabatku sendiri.

Akhirnya aku hanya bisa menyampaikan melalui syair yang ku buat sendiri tentang perasaanku terhadapnya. Rasa suka ku padanya kadang membuat aku ingin memilikinya, namun aku sadar bahwa perasaan seperti itu, bukanlah perasaan yang baik, sehingga harus aku hilangkan. 

Saat ini, aku putuskan untuk menyimpan perasaanku padanya rapat-rapat. Biarlah hanya aku yang tahu betapa besar rasaku terhadapnya. Karena memang aku mencintainya, dan aku tidak peduli bagaimana perasaannya terhadap ku. Karena yang terpenting dia selalu ada di dekatku walau hanya sebatas sahabat. Itu sudah cukup buatku.

CERPEN CINTA ROMANTIS SEDIH

Kau Tetap Menemuiku

Kau Tetap Menemuiku
duapah.com

Sore itu, aku termenung sendiri. Mataku menikmati senja yang penuh dengan warna dan begitu indah. Sayup-sayup angin seolah membelaiku sebagai pendukung dari keindahan senja.

Kurasakan hawa sejuk hingga masuk ke dalam hatiku. Aku merasakan suasana yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, memang indah, namun mengapa aku tidak bisa menikmati keindahan itu, serasa ada yang membelenggu pikiran dan hatiku. 

Namun aku tak tahu apa itu, aku berusaha menyatukan hati dan pikiranku hanya untuk keindahan senja sore itu. Lamunanku seketika buyar ketika aku mendengar sepatah kata terucap dari suara orang yang sangat aku tunggu kedatangannya.

“perasaan tanpa cinta adalah kehampaan dan hati tanpa cinta tak ubahnya hanya hati yang kosong”

“Ris, kok kamu” tiba-tiba jari telunjuk Riski menghentikan aku melanjutkan perkataanku.

Aku melihat gelagatnya yang aneh, namun aku tetap merasa bahwa dia orang yang sama yang telah mengisi hatiku. Hingga ia mengatakan hal yang aneh.

“senja ini telah menjadi milikmu dan akan tetap menjadi milikmu. Kamu cukup menikmati saja keindahannya” riski mengatakannya dengan raut wajah yang tak biasa dan ia duduk di sampingku.

Aku merasa aneh dengan setiap ucapannya. Mengapa hanya aku yang bisa menikmati senja, dia ada disana, dia pasti bisa menikmatinya juga. Namun aku tidak terlalu memikirkan ucapannya, karena aku senang setelah lama ia pergi ke Surabaya dan akhirnya ia telah pulang dan menemuiku.

“tempat ini sering jadi tempat favorit kita dulu. Apa kamu tidak rindu pada senja yang dulu sering menemani kita menghabiskan waktu bersama?” tanyaku sambil terus memandangi keindahan senja.

“siapa yang tidak rindu dengan senja. Aku pun merindukannya” jawab Riski dengan perkataan yang lemah.

“aku sengaja tidak memberi tahumu tentang keberadaanku. Aku kira kamu tidak akan menemuiku, karena kamu lupa tempat ini. Ternyata kamu masih bisa mengingatnya” ucapku sambil tersenyum memperhatikannya. Aku sangat merindukannya hingga aku terus menatapnya.

Namun lagi-lagi ia menjadi tak biasa, mendengar ucapanku, ia hanya diam tak berkata apapun, raut wajahnya ketika memandangi senja, tidak biasa, tidak sama seperti yang pernah aku lihat ketika aku sama menikmati senja dengannya.

“Ris, …” aku memanggilnya lirih. Namun seolah ia tak mendengarku, ia menatap dengan tatapan kosong keindahan senja. Aku merasa semakin aneh. Hingga senja perlahan telah menghilang.

“ayo ris, kita pulang. Senja milikmu telah pergi. Buat apa kita disini” ucapnya sambil berdiri dan ia memegang tanganku untuk membantuku berdiri.

Aku sedikit aneh dengan kata-katanya. Ia yang biasanya mengatakan senja ini miliki kita, mengapa sekarang hanya milikku. Tatapannya yang hangat, sekarang seolah kosong. Namun lagi-lagi aku mengabaikan hal itu, karena aku sudah terlanjur senang melihatnya kembali dan menemuiku.

Aku dan risky terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setiap aku menanyainya ia hanya memberikan respon anggukan atau gelengan kepala.

dalam perjalanan aku terus bercerita, namun tak sedikit pun kudengar respon darinya. Hingga akhirnya kita sampai pada ujung persimpangan jalan. Disitulah risky mulai bicara yang sebelumnya ia diam seribu bahasa.

“cukuplah sampai disini aku mengantarmu. Nanti kita akan bertemu lagi jam 8 di rumahku. Aku harap kamu datang mar” ucap risky kemudian pergi meninggalkanku sebelum aku sempat bertanya, mengapa harus nanti jam 8, mengapa di rumahnya, mengapa sikapmu berbeda. 

Ketika aku sibuk memikirkan risky, aku tidak menyadari keberadaan Mayang sahabatku yang sedari tadi berdiri di sampingku.

“May, kamu pulang bareng risky? ” tanyaku merasa senang karena sahabatku telaah kembali.

“ayo langsung ke rumah risky mar” katanya padaku tanpa menjawab pertanyaanku sebelumnya.

Aku pun merasa kaget, seingatku aku dan risky janjian pukul 8, dan ini masih belum ada pukul 8, seketika, aku melihat arloji yang ada di tanganku. Betapa kagetnya aku, ternyata arlojiku menunjukkan sekarang pukul 8 tepat.

Aku merasa aneh, tapi aku tidak memperdulikannya, aku berpikir mungkin aku sudah terlalu lama berbicara dengan Mayang, hingga tak kurasa jam menunjukkan pukul 8. Itu asumsi ku. Aku pun berangkat dengan Mayang melewati jalan menuju rumah risky.

Di perjalanan aku pun bertanya mengenai Kota Surabaya pada Mayang, namun ia malah menatap ku kosong dan tidak menjawab apapun padaku. Aku merasakan hal yang aneh lagi, mengapa Mayang jadi pendiam, selama aku kenal dia, dia adalah gadis yang ceria dan selalu memecahkan suasana.

Seolah ada masalah yang sedang di hadapi oleh Mayang, dan aku tak bisa bertanya lebih jauh tentang hal itu, karena sikapnya yang menjadi dingin padaku. Hingga kemudian aku sampai di gang depan rumah Risky, ketika aku akan memasuki gang, Mayang hanya terdiam.

“Ayo May, kita masuk” pinta ku padanya.

“Sudah Mar. Sudah cukup sampai sini aku bisa mengantar mu untuk menemui Risky, Risky sebentar lagi datang, kamu bisa menemuinya. Aku tidak bisa ikut dengan mu” ucap Mayang.

Aku pun berkata dalam hatiku, ada apa sebenarnya, aku terus heran dengan sikap Mayang yang tidak seperti biasanya. Aku pun berniat meminta penjelasan padanya. Namun, ketika aku menoleh kepadanya, ia sudah pergi. Pikirku mungkin ia sedang terburu-buru sehingga tidak bisa menemani ku menemui Risky.

Aku pun memasuki gang menuju rumah Risky sendirian, hingga sampai lah aku di depan rumah Risky, aku melihat banyak orang yang berada di rumah itu, mereka memakai pakaian serba hitam. Langsung perasaanku tak karuan, aku tahu bahwa pakaian itu, dipakai apabila ada orang meninggal. 

Apakah saudara risky atau kerabatnya aku tak tahu. Dari depan aku melihat ke dalam rumah, tak ku temui sosok Risky di dalam rumah, mungkin ia sedang di perjalanan menuju ke sini pikirku.

Aku pun masuk ke dalam rumah Risky dan ku temui ibu Risky menangis sejadi-jadinya sambil memeluk ku. Aku tak tahu apa yang terjadi. Aku hanya menenangkan ibunya Risky agar tak menangis.

“Mar, Risky sudah meninggal” ucap ibu Risky.

Seketika tubuhku kaku dan aku tak bisa mengendalikan emosi ku. “nggak bu, ibu bilang apa, risky sore tadi baru menemui ku bu, ini gak mungkin bu. Aku baru saja bertemu dengannya” 

“kemarin ia sama Mayang baru datang dari Surabaya dan berniat untuk menemui mu, dan di perjalanan mereka kecelakaan. Sekarang ambulance yang membawa Risky sedang menuju kemari” jelas ayah Risky.

Aku tetap diliputi perasaan tidak percaya “ayah, mereka baru menemui ku. Aku tau bahwa itu mereka yah, kalau benar mereka tiada, siapa yang baru saja menemui ku.” 

Aku tidak bisa menahan derita yang besar seperti ini, hingga aku merasa semua pandanganku menjadi gelap dan aku pun tak sadarkan diri.

CERPEN CINTA ROMANTIS REMAJA

Usaha Merelakan

Usaha Merelakan
uprint.id

Cinta pandangan pertama ternyata bukanlah pepatah atau petikan syair belaka, karena hal tersebutlah yang di alami oleh Rio. Rio memiliki kisah cinta unik dengan teman sekolahnya. 

Siang itu, Rio sedang berjalan di halaman sekolah karena kelasnya berada di ujung, ia harus melewati halaman yang luas untuk menuju kelasnya, tak sengaja ia berpapasan langsung dengan seorang siswi yang memiliki kelas berlawanan arah dengan kelasnya. 

Parasnya yang ayu dengan matanya yang indah, membuat hati Rio berdegup ketika melihatnya. Rio merasa bahwa ia telah jatuh cinta pada gadis itu, namun sayangnya Rio tak mengenalnya.

Hari-hari Rio di sekolah, Rio selalu mencari tahu tentang gadis itu, dan akhirnya ia tahu, bahwa gadis yang ia sukai itu bernama Febri dan mereka berada pada angkatan yang sama.

Setelah mengetahui hal tersebut, Rio menjadi sangat bersemangat menjalani hari-hari di sekolah, sesekali ia melewati depan kelas Febri, hanya untuk alasan agar bisa melihatnya. Hingga suatu ketika Rio memberanikan diri untuk berkenalan dengan Febri. Akhirnya mereka berdua bisa berteman.

Hari demi hari, Rio dan Febri pun menjadi semakin akrab hingga mereka sering curhat satu sama lain, tentang banyak hal, curhat masalah asmara, masalah teman dan sebagainya. Rio dan Febri keduanya merasa sangat antusias apabila bertemu.

Hingga pada suatu ketika, Rio sudah tidak bisa membendung perasaan sukanya terhadap Febri, Rio pun ingin menyatakan langsung perihal perasaannya pada Febri. 

Tapi, sebelumnya Rio ingin mengetahui pendapat Febri terlebih dahulu.

“Feb, aku kan sudah sering curhat ke kamu masalah orang yang aku suka. Gimana ya Feb, aku ingin lebih dari teman dengannya, apa yang harus aku lakukan?” tanya Rio berhati-hati.

“kalau menurut ku Ri, mending kamu langsung aja utarakan perasaanmu ke dia. Mending buruan deh,, dari pada udah keduluan orang lain.” Jawab Febri dengan cepat.

Mendengar jawaban dari Febri, Rio menjadi lebih mantap mengungkapkan perasaannya pada Febri, dan hal yang tak disangka, Febri ternyata juga memendam perasaan suka kepada Rio.

Mereka menjadi sepasang kekasih. Hari-hari yang mereka lewati pun selalu di penuhi dengan cinta dan kasih. Hingga pada suatu ketika muncullah seseorang yang juga menaruh hati kepada Febri, namanya Iyan.

Iyan selalu berusaha mendekati Febri dan menggoyahkan hati Febri, hingga kemudian Febri merasa nyaman apabila berada dekat dengan Iyan. Mengetahui hal tersebut, rio pun disulut cemburu, Rio memaksa Febri untuk menjauhi Iyan. Namun Febri tidak mau dan malah bertengkar dengan Rio perihal Iyan.

Karena marah, akhirnya Rio tidak lagi perhatian dengan Febri. Karena semakin renggang dan tidak ada kecocokan, Febri pun memutuskan Rio, dan berganti menjalani hubungan dengan Iyan. Hari terus berganti, Rio sudah memiliki pengganti Febri, dan Febri menyesali sikapnya, karena Iyan mengkhianatinya dan Iyan tidak sama dengan Rio.

Febri ingin memperbaiki kembali hubungannya yang sempat terbengkalai, namun sayangnya, Rio telaah menutup pintu hatinya pada Febri. Hingga Febri mengatakan pada Rio bahwa, meskipun Rio sudah tidak lagi ada perasaan padanya, Febri akan tetap mencintainya.

CERPEN CINTA ROMANTIS DI SEKOLAH

Cinta Tak Bisa di Tebak

Cinta Tak Bisa di Tebak
durex.co.id

Aku siswa baru kelas X SMA. Semua temanku memanggil aku Tari. Meskipun aku baru, namun di hari pertama aku sekolah, aku telah menemukan teman yang sekarang menjadi sahabat baikku yaitu Lili dan Fani. Mereka selalu mengajariku banyak hal dan selalu mau berbagi cerita denganku.

Siang itu, saat jam istirahat tiba, aku mendapatkan tugas dari guru, untuk mencari novel kemudian aku harus menulis resensinya, aku mengajak Lili ke perspustakaan untuk mencari novel.

Ketika aku sedang berjalan menyusuri rak demi rak, aku melihat seorang pria yang sedang membaca buku di bagian kiri sebelah rak dengan raut wajah yang serius. Entah apa yang terjadi, jantungku seakan ingin berhenti  ketika aku melihatnya, sosok wajahya yang tampan dan kalem, membuatku kagum padanya.

Setelah aku perhatikan, aku bisa membaca nama tag nya. Ternyata ia bernama Faid. Ia adalah murid satu angkatan dengan ku. Seketika itu aku menceritakan apa yang ku alami kepada lili, lili pun menanggapi cerita ku dengan antusias. 

Hingga aku memperoleh informasi bahwa, Faid mengikuti olimpiade. Seketika itu, aku langsung belajar dengan giat, agar aku bisa mengikuti olimpiade yang sama dengan Faid. Akhirnya aku pun lolos seleksi olimpiade, dan aku selalu belajar bersama sebelum olimpiade dengan Faid.  

Namun di pertengahan ketika waktu olimpiade telah dekat, aku baru tahu bahwa Faid telah menjalin hubungan dengan adik kelas. Perasaanku pun menjadi hancur kala itu. Dan akhirnya kau pun berusaha menjauhi Faid.

Waktu pun berganti, setelah aku belajar 3 tahun lamanya, aku sekarang tengah mengikuti acara lepas pisah kelas XII, tanpa mengetahui kabar Faid, aku tetap tidak bisa melupakannya. Aku juga tidak berusaha mencarinya. Aku sendiri termenung melamun di gazebo.

“tari, aku sudah mencarimu kemana—mana, ternyata kamu ada disini” ucap Faid, membuyarkan lamunanku, aku agak sedikit gugup sebenarnya jika harus bertemu secara langsung dengannya.

“eh .. iya” jawabku

“Tari, aku tahu kamu mau pergi, aku tahu kamu dapat beasiswa. Aku ingin mengatakan hal yang sangat penting padamu. Kumohon dengarkan aku. Apakah kamu bersedia untuk menungguku hingga nanti aku menikahimu” ucap Faid.

Seakan tubuhku lemas tak percaya, dengan cepat kubalas “iya”. Aku tidak menduga, perasaan yang selalu ku simpan selama 3 tahun, ternyata mendapat balasan yang sangat indah.

CERPEN CINTA ROMANTIS BIKIN NANGIS

Hidup Dalam Cinta

Hidup Dalam Cinta
www.viva.co.id

Pada suatu perusahaan kecil terjadilah kisah asmara, antara Roni dan Sinta. Mereka saling mencintai dalam kesederhanaan, karena bagi mereka, cinta mereka sudah merupakan hal yang mewah.

Karena telah lama berhubungan, Roni memberanikan diri untuk menemui orang tua Sinta dengan tujuan melamar sinta. Namun, Roni malah memperoleh olokan dari orang tua sinta.

“dengan pekerjaanmu yang seperti ini, saya tidak bisa memberikan anak saya padamu. Kamu hanya karyawan anak saya juga karyawan, mau dengan apa nantinya kamu menjalani hidup dengan anakku. Sinta akan bersekolah ke Amerika. Sebelum itu, akhiri sekarang juga. Sebelum aku yang mengakhirinya.” Ucap ayah Sinta.

Dengan perasaan hancur, Roni pulang. Ia berhenti di sebuah taman, sambil melamun dengan perasaan hancur. Tiba-tiba sinta datang memberi semangat pada Roni.

“Ron, meskipun aku pergi ke Amerika kau hanya untukmu Ron. Aku harap kamu bisa menuruti apa kata ayahku, kamu harus bekerja dengan keras sehingga kita bisa bersama” kata Sinta menguatkan.

Roni pun langsung  kembali bersemangat dan ia pun bekerja dengan sangat keras. Hingga akhirnya ia menjadi sukses. Ia memiliki rumah, mobil dan kekayaan lainnya. Ia pun langsung menuju rumah Sinta untuk kembali melamar Sinta dan ingin membuktikan pada orang tua Sinta bahwa ia telah sukses. 

Namun, naas, Sinta yang Roni kira belajar di amerika ternyata ia telah meninggal dikarenakan kanker yang di alaminya. Ternyata semua yang terjadi padanya hanyalah sandiwara orang tua Sinta dan Sinta, agar Roni tidak mengetahui kebenarannya. 

CERPEN CINTA ROMANTIS MENGHARUKAN

Waktu Tak Bisa Diulang

Waktu Tak Bisa Diulang
cerpen cinta

Penyesalan akan selalu datang namun tidak bisa merubah sesuatu yang telah terjadi. Merasa kehilangan setelah ia tiada adalah hal yang paling menyakitkan.

Rifki dan dila telah menjalin hubungan hampir satu tahun, namun belakangan ini sikap Dila sedikit aneh, hingga akhirnya Rifki mengajak Dila untuk menonton film favoritnya dan Rifki menanyakan perihal keanehan sikapnya,

“Dil, aku merasa kamu berubah, kamu gak sama kayak dulu. Apa aku berbuat salah kepadamu” tanya Rifki

“nggak ada rif” jawab Dila singkat

Merasa tak memperoleh jawaban yang memuaskan, Rifki akhirnya mengajak Dila pulang. Sesampainya di rumah, Rifki ingat jika besok adalah hari pertama mereka Jadian. Rifki menyusun rencana untuk memberikan Surprise pada Dila.

Rifki menghias taman dengan berbagai pernak pernik kesukaan Dila disertai dengan panorama lilin dan malam yang indah. Ketika persiapan telah selesai, Rifki menghubungi Dila, namun Dila tidak ada respon. Dila yang sibuk dengan selingkuhannya mengabaikan panggilan Rifki.

Hingga pukul 9, Dila tak kunjung datang dan akhirnya Dila mengirim pesan singkat bahwa ia tak bisa datang.  Dengan perasaan kesal dan kecewa, Rifky memutuskan untuk pulang. Namun, di perjalanan Rifki bertubrukan dengan truk, yang menyebabkan ia meninggal seketika di tempat. 

Dila tahu kabar tersebut setelah keesokan harinya, tak pikir panjang, dila langsung mengunjungi kediaman Rifky. Ia melihat kekasihnya terbujur kaku seakan ia tak percaya. Kemudian ibu Rifki memeluk Dila sambil memberikan handphone Rifky padanya.

Dila membukanya dan melihat video yang menunjukkan keadaan dimana Rifky mempersiapkan kejutan untuknya. Dila langsung nangis sejadi-jadinya hingga tak sadarkan diri, ia merasa bersalah telaah mengabaikan orang yang sangat mencintainya. 

Sejak kejadian itu, Dila menjadi wanita pendiam dan ia jarang sekali berbicara.

CERPEN CINTA ROMANTIS TENTANG HUJAN

Hujan dengan Cinta

Hujan dengan Cinta
www.youtube.com

Siang itu jam menunjukkan sebentar lagi sudah waktunya pulang. Tetapi aku tetap saja mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guruku. Tugas matematika memang sulit, aku sedikit malu jika aku harus bertanya pada temanku yang pintar.

Sehingga aku berusaha sekeras mungkin untuk mengerjakannya. Hingga akhirnya bel pulang telah tiba. Aku langsung pulang tanpa menghiraukan teman-temanku. Sampai di depan sekolah, hujan langsung deras, aku menelfon ayahku, ayahku bilang akan menjemputku setelah hujan reda.

Hingga akhirnya ada teman satu kelasku yang menawarkan tumpangan padaku, karena aku sendiri dan teman-teman telah pulang, aku pun terpaksa inut dengannya. Ketika di jalan kami tidak membicarakan apapun. Dan hanya berdiam saja. Namanya Irfan. Kemudian Irfan memecah keheningan di tengah hujan.

“Rara … hujannya semakin deras, kalau kita cari tempat berteduh gimana?” tanya Irfan sambil berteriak karena bising nya hujan.

“Iya” jawabku singkat.

Irfan dengan cepat kilat mencari tempat berteduh, dan akhirnya tibalah kami di depan sebuah toko untuk berteduh. Aku duduk di bangku pojok toko tersebut, Irfan yang memarkir kendaraannya, sembari mengibas-ngibaskan jaketnya menyusul duduk di bangku depanku sambil menatap ku. 

“Ra, apa aku punya salah padamu?” tanya Irfan

“maksudnya Fan?” tanyaku keheranan

“aku selalu memperhatikan kamu menghindariku setiap saat. Hingga aku bingung mungkinkah aku memiliki salah padamu?” tanya Irfan kembali

“enggak Fan, aku merasa biasa saja, mungkin itu hanya perasaan kamu saja Fan” jawabku agak gugup.

“Ra, aku bingung mengapa kebanyakan orang lebih memilih diam dalam cinta dari pada mengungkapkannya” sahut Irfan

“Diam dalam cinta, bukan karena ia tidak mau mengungkapkannya, namun ia tidak ingin orang yang ia cintai merasa tidak nyaman dan menjauhinya” jawabku dengan penuh kehati-hatian.

“Lalu bagaimana denganmu, apakah kamu bisa menahan perasaanmu untuk orang yang kamu sukai?” pertanyaan Irfan seakan ingin mengetahui sesuatu dariku

“tidak Fan, bagiku hanya aku yang tahu perasaanku saja sudah cukup” jawabku sambil menahan emosi air mata.

“lalu bagaimana kalau ada orang yang saat ini sedang menahan perasaan padamu” tanyanya yang  membuat aku tidak bisa menahan air mataku.

Dan benar, hujan pun berhenti. Lalu tiba-tiba aku meneteskan air mataku. Seolah Irfan dan juga Hujan ingin menunggu jawabanku.

“Aku diam karena aku tidak mau kau menjauh dariku. Terima kasih berkat kamu, aku bisa mengungkapkan perasaanku padamu.” Jawabku sembari menundukkan kepala ku agar ia tak tahu kalau aku sedang menangis.

Baca Juga Puisi Rindu

Cerpen cinta diatas bisa dijadikan sebagai penghibur kala sedang lelah dan mencari inspirasi dalam dunia percintaan. 

Tinggalkan komentar