9 Cerpen Anak yang Asik, Singkat, Lucu dan Mendidik

Cerpen anak – Salah satu media pendidikan yang sangat menghibur dan memberikan pesan banyak adalah cerita. Cerita pendek anak merupakan salah satu yang bisa digunakan para orang tua dan pendidik untuk menanamkan edukasi moral pada anak.

Hal tersebut dikarenakan, cerpen anak selalu memuat nilai moral yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang menarik. Sehingga anak tidak akan bosan ketika harus belajar melalui cerita pendek.

Berikut ini terdapat cerita pendek anak yang dapat dijadikan para orang tua pilihan dalam melakukan pendidikannya pada anak-anaknya.

Contents

Cerpen Anak Durhaka

Cerpen Anak Durhaka
cerpen anak

Kembalinya Putra Durhaka

pada suatu hari hiduplah seorang petani kaya di daerahnya. Petani tersebut memiliki perkebunan yang luas. Sang petani pun memiliki dua orang anak yang selalu dimanjakan dengan harta kekayaannya. Dengan kekayaan yang berlimpah disertai pelayan yang banyak, sang petani hidup bahagia dengan istri dan anak-anaknya.

Hingga pada suatu ketika anak yang lebih muda telah beranjak dewasa. Ia pun menjadi berani melawan ayah dan ibunya. Bahkan ia meminta bagian dari kekayaan ayahnya. Sang ayah dan ibu selalu menasehati anaknya agar tidak berbuat demikian karena tidak baik.

Namun, bukannya mengerti, sang anak malah marah dan emosi dan ia tidak mendengarkan nasehat dari ayah dan ibunya. Pada akhirnya karena terus memaksa, akhirnya sang anak mendapatkan bagian tanah yang inginkan. Setelah mendapatkan bagian, tidak menunggu waktu lama, sang anak langsung menjadikan tanah tersebut uang, dengan cara menjualnya.

Sehingga ia menjadi kaya dan memiliki banyak uang dari hasil penjualan tanahnya. Karena banyak uang, ia memiliki banyak teman. Namun sayangnya seluruh temannya buruk dan hanya ingin memanfaatkan kekayaannya saja. Temannya yang jahat memengaruhi dia untuk pergi ke negara lain dan hidup bersenang-senang di sana. Karena pengaruh buruk dari temannya, ia menjadi anak yang buruk dan jahat.

Ia menjadi bangkrut dari perusahaannya dan kehabisan seluruh uang yang dimilikinya. Ia menjadi gelandangan yang memiliki banyak hutang. Karena hutang yang dimilikinya, ia menjadi sangat kesulitan hidup di negara tersebut. 

Dalam keterpurukannya, ia menyesali segala perbuatannya dan ingin kembali menemui kedua orang tuanya, dan meminta maaf kepada orang tuanya. Kemudian ia pulang kembali ke desa tempat ia berasal dan ia bertemu dengan kedua orang tuanya.

Ia meminta maaf, dan orang tuanya memaafkannya. Akhirnya ia menjadi pemuda yang berbakti kepada orang tuanya, dan turut bekerja membantu kedua orang tuanya. Ia pun hidup dengan bahagia.

Olive dan Serigala

Pada suatu hari terdapat seorang ibu dan anak lelakinya yang nakal bernama Olive. Sang ibu sangat menyayangi anaknya, hingga pada suatu ketika sang ibu membeli bahan-bahan masakan ke pasar.

Sebelum ibu pergi ke pasar, sang ibu telah memberi peringatan pada anaknya, yaitu sang ibu melarang Olive untuk keluar meski dalam keadaan apapun, ibu menyuruh Olive agar tetap berada di dalam rumah.

Karena pemasaran dengan larangan ibunya yang tidak beralasan, Olive pun membangkang, ia tetap keluar rumah dan langsung pergi bermain dengan teman-temannya di dekat kolam yang ada di sebelah rumah neneknya. Olive biasa mengunjungi kolam tersebut untuk bermain. 

Karena lamanya bermain, si Olive pun jadi kelelahan dan lapar. Akhirnya ia bersama teman-temannya menuju kafe dekat kolam untuk membeli makan. Olive membeli ayam goreng dan jus untuk menghilangkan rasa laparnya. Setelah dari kafe, Olive pun pulang ke rumahnya karena sudah merasa puas untuk bermain.

Namun dalam perjalanan pulang, ia harus berjalan sendiri tanpa teman-temannya. Hal tersebut dikarenakan rumah Olive yang letaknya jauh dari kafe, sedangkan teman-temannya tinggal di rumah dekat dengan kafe. Saat berjalan sendirian, Olive merasa takut dan ia merasa ada yang mengikutinya.

Hingga ia menyadari bahwa ternyata ada seekor serigala besar yang mengikutinya dari belakang. Saat melihat serigala, Olive menangis karena takut dan saat itu pula ia menyesali perbuatannya yang tidak mematuhi ibunya.

Tetapi, Olive tidak kehabisan akal, ia langsung saja berbaring sembari menahan nafasnya, agar terlihat seolah-olah ia telah mati. Saat berbaring, serigala mendekati dan mengendus padanya, karena tidak terdapat nafas, akhirnya serigala menyangka ia telah mati. Kemudian serigala berbalik arah dan mencari mangsa lain.

Mengetahui serigala telah pergi, akhirnya Olive langsung lari kembali ke rumah. Ternyata sesampainya di rumah, Olive tidak menemukan ibunya, ibunya belum pulang dari pasar. karena merasa bersalah tidak mematuhi ibunya, Olive menyesal  dan langsung membersihkan rumahnya.

Akhirnya ibu Olive pulang dari pasar sambil membawa banyak bahan belanjaan. Sesampainya di rumah, ibu kaget melihat rumah yang bersih dan Olive yang diam di dalam rumah. Hingga akhirnya Olive menceritakan semua kejadian pada ibunya sembari menangis dan ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.

Sang ibu yang mendengar cerita Olive, langsung memeluk erat Olive dan bersyukur pada tuhan masih melindunginya.

Cerpen Anak Sekolah

Cerpen Anak Sekolah
cerpen anak

Malas Belajar

Hari Senin adalah hari dimana seluruh warga sekolah SD Tribakti Husada melakukan upacara bendera merah putih. Seusai upacara, para siswa beristirahat sejenak untuk kemudian belajar materi sekolah seperti biasanya.

Pada hari senin, siswa kelas 5 memiliki jadwal Matematika di jam pertama kemudian setelahnya Bahasa Indonesia, PKN dan jam terakhir adalah Bahasa Sunda. Setelah masa istirahat selesai, masuklah siswa kelas 5 untuk jam pelajaran pertama yaitu Matematika.

Pak guru langsung memasuki kelas dan menerangkan sebagian materi pada siswa kelas 5, setelah penyampaian materi, pak guru menyuruh siswa untuk mengerjakan halaman 5 dan halaman 6. Keadaan kelas menjadi sepi setelah pak guru menyuruh para siswa nya untuk mengerjakan soal.

Kemudian, sembari menunggu para siswanya mengerjakan soal, pak guru berkeliling di sekitar siswanya, hal tersebut dilakukan agar pak guru tahu siswa nya yang belum menguasai dan sudah menguasai.

Setelah selesai mengerjakan soal, sebelum pak guru keluar untuk berganti jam pelajaran, terlebih dahulu pak guru memberikan pesan kepada seluruh siswanya, untuk giat belajar dan mengerjakan soal materi perkalian dan juga pembagian soal cerita. Karena ulangan harian bisa saja dilakukan secara mendadak.

Setelah bel pulang berbunyi, para siswa pun pulang begitu juga dengan Ratna, Tiyas dan Desi. Mereka berjalan pulang karena memang tempat tinggal mereka tidak jauh dari sekolah dan rumah mereka berdekatan.

Pada saat perjalanan pulang, Desi yang baru saja mendapat hadiah boneka dari ibunya yang pulang dari Malang, langsung mengajak teman-temannya untuk bermain setelah pulang sekolah.

“Ayo nanti main ke rumahku, aku baru saja di belikan boneka baru sama ibuku yang pulang dari Malang kemarin.” Pinta Tiyas.

“Wah ,, Asyik. Nanti aku main ke rumahmu ya, ayo Ratna” jawab Desi.

“Aku gak bisa ikut, soalnya kau mau belajar Matematika seperti pesan pak guru. Aku takut nanti tiba-tiba ada ulangan mendadak. Jadi nanti aku mau istirahat terus kemudian aku belajar pelajaran soal cerita Matematika besok.” Tolak Ratna.

Akhirnya setelah mereka tiba di rumah, Desi dan Tiyas langsung makan dan berganti pakaian bersiap untuk bermain bersama, mereka bermain boneka bersama hingga larut malam, sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk belajar.

Sebaliknya dilakukan oleh Ratna, sepulang sekolah, Ratna langsung berganti pakaian, makan kemudian sholat dan tidur siang. Hal tersebut bertujuan agar saat malam, Ratna bisa semangat belajar dan tidak mengantuk saat belajar. Kemudian Ratna pun belajar hingga larut malam.

Keesokan harinya mereka bertiga berangkat bersama sambil berbincang pergi ke sekolah. Hingga tiba pada saat mata pelajaran matematika. ternyata benar, siang itu pak guru mengadakan ulangan secara mendadak. Ulangan diadakan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Ratna pun telah siap menghadapi ulangan, berbeda dengan Desi dan Tiyas yang terlihat sangat gugup ketika ulangan, karena mereka tidak belajar. Setelah selesai ulangan, hasil pun diumumkan, Desi dan Tiyas mendapatkan nilai yang buruk, sedangkan Ratna mendapatkan nilai yang paling bagus di kelasnya.

Mengetahui hal tersebut, pak guru pun meminta agar Desi dan Tiyas belajar bersama Matematika dengan Ratna. Akhirnya setiap malam, mereka bertiga belajar bersama agar mendapatkan nilai yang bagus saat ulangan.

Cerpen Anak Lucu

Cerpen Anak Lucu
cerpen anak

Keledai dan Penjual Garam

Alkisah, hiduplah seorang penjual garam yang menggunakan keledai untuk membawa garamnya. Garam diwadahi dalam sebuah kantong tas, yang kemudian di letakkan di atas punggung si keledai.

Banyaknya garam yang dibawa membuat keledai merasa keberatan, hingga pada suatu ketika keledai membawa banyak garam pada punggungnya dengan cuaca yang panas.

Keledai membawa garam dengan melewati sungai, tanpa sengaja, tas garam yang dibawanya jatuh ke sungai, sehingga hampir setengah garam menjadi larut ke air sungai. Kemudian sang keledai mengambil dan meletakkan tasnya pada punggungnya kembali. Si keledai, kaget merasakan tas nya menjadi sangat ringan.

Akhirnya keledai melakukan trik tersebut ketika disuruh oleh si penjual garam. Penjual garam yang mengerti hal tersebut merasa rugi, karena garam yang dibawanya menjadi berkurang dalam jumlah yang banyak dan menjadi tersisa sedikit.

Karena merasa dirugikan akhirnya penjual garam memainkan trik agar keledai tidak lagi menipunya. 

Keesokan harinya, penjual garam memasukkan tas katun yang tebal ke dalam kantong yang dibawa oleh keledai, tanpa merasa curiga, keledai pun berjalan melewati sungai. Saat itu keledai juga melakukan hal yang sama, ia kembali masuk ke dalam air untuk memperingan beban yang ia bawa.

Karena di dalam kantongnya berupa tas katun, akhirnya air pun terserap oleh tas katun yang dibawanya. Bukannya bertambah ringan, beban yang dibawa oleh keledai malah bertambah berat, dan keledai merasa sangat lelah.

Akhirnya untuk hari berikutnya karena takut menjadi berat, akhirnya keledai tidak pernah memainkan trik yang sama. Penjual garam pun menjadi senang karena ia tidak lagi mengalami kerugian garam.

Cerpen Anak Islami

Cerpen Anak Islami
cerpen anak

Dilarang Memukul Teman

Di suatu sekolah dasar sedang terdapat hari yang penting. Hari dimana pemenang lomba Agustusan akan diumumkan. Saat itu para siswa kelas 2 SD pergi keluar keras sambil berlarian mencari tempat untuk mendengarkan pengumuman lomba. Tentunya mereka berharap menjadi pemenangnya.

Para pemenang lomba Agustusan akan mendapatkan hadiah yang menarik yang telah disiapkan oleh panitia lomba. Begitu pula dengan Zahra, Zahra sangat antusias dan bersemangat mendengarkan pengumuman dari guru. Mengingat sebelumnya ia merupakan pemenang lomba dari makan kerupuk.

Zahra berdiri di barisan paling depan agar ia langsung bisa mendengar namanya disebut sebagai pemenang lomba. Saat anak-anak sedang bersiap, mendengarkan pemenang lomba, tiba-tiba saja Zahra terjatuh di dorong oleh Riris. Zahra yang tidak terima langsung memarahi Riris dan menanyakan alasan Riris mengapa mendorongnya.

Riris mengatakan bahwa ia ingin berada pada barisan paling depan, Zahra pun tidak mau mengalah, karena ia yang telah lebih dahulu menempati barisan depan. Merasa tak senang, akhirnya Riris pun melabuhkan tamparkan pada pipi Zahra. Sehingga terjadi keributan.

Guru yang melihat keributan, langsung menghampiri tempat keributan dan membawa Riris ke dalam BK untuk diberi penanganan lebih lanjut. Guru menanyakan pada Riris bagaimana ia bisa memukul temannya sendiri, Riris mengaku melihat tayangan di TV sehingga ia menirunya.

Akhirnya guru memberi nasihat kepada Riris dengan menceritakan suatu kejadian yang membuat Rasulullah marah. Dimana pada saat itu, terdapat dua orang yang sedang berkelahi, mereka saling memukul dan menggigit satu sama lain. mengetahui hal tersebut Rasul pun menjadi marah.

Mendengar cerita tersebut, Riris menjadi menyesali perbuatan yang telah ia lakukan pada Zahra. Setelah keluar dari ruang BK, Riris mencari dan menghampiri Zahra. Riris meminta maaf kepada Zahra atas perbuatannya yang menyakiti Zahra. Zahra pun memaafkan Riris. Mereka berdua pun akhirnya berteman dan tidak lagi ada pertengkaran.

Cerpen Anak Keluarga

Cerpen Anak Keluarga
cerpen anak

“Teman-teman, kalian mau kasih hadiah apa untuk hari ibu nanti,” ujar Tasya pada teman-temanya.

“Kalau aku sih dompet” tambah Tasya.

“Aku kemarin beli mawar, kata orangnya mau di antar pagi-pagi sekali” jawab Irma

Rina pun menyahut, “Ibu ku suka sekali buat kue, jadi aku mau ngasih buku resep tentang cup cakes buar ibuku bisa buat kue”

“Kalau aku kemarin sama papa sudah beli kalung yang cantik khusus mama,” ucap Tika, 

“Kamu mau ngasih apa Ris” tanya Tika padaku.

Ketika semua mata tertuju ke arahku, aku belum sempat menjawab, bel pulang sudah berbunyi, aku pun langsung bergegas pulang tanpa menjawab pertanyaan yang mereka lontarkan padaku.

Sesampainya di rumah, aku langsung melihat isi celenganku, saat kuhitung ternyata semuanya belum genap seratus ribu. Aku ingin membelikan mama kerudung warna pink yang disukai mama. Tapi uang yang ku punya belum cukup. Akhirnya aku pun menyimpannya dan berusaha memperoleh tambahan uang dari uang jajan yang setiap hari diberikan mama padaku.

“Ma, besok Riska mau bawa bekal lagi sama lauk telur” pintaku pada mama sebelum tidur.

“Iya Ris” jawab mama.

Keesokan harinya, aku mengeluarkan sepeda dari garasi untuk aku bawa pergi ke sekolah, mama menanyakan perihal kelayakan sepedaku, dan ku cek sepedaku masih layak untuk dipakai setelah kemarin di perbaiki oleh pak Diman.

Setiap hari aku membawa bekal nasi dan telur, hal tersebut agar aku bisa menyisihkan seluruh uangku, dan aku tidak perlu jajan. Uang jajan ku bisa ku gunakan untuk membantu mama dan memberinya hadiah untuk hari ibu.

Sepulang sekolah aku dan mama melihat televisi bersama, betapa kagetnya mama ketika melihat berita di televisi yang mengabarkan rumah saudara mama ambruk. Malam itu setelah mendengar berita, mama tertidur dengan mata yang sembab setelah menangis.

Keesokan harinya ketika aku bangun tidur, aku melihat mama telah duduk di depan mesin jahit kesayangannya. “Ris sini deh, cobalah songket sama baju kurung buatan mama, semoga cocok buat karnaval besok” pinta mama.

“Iya ma” turutku.

“Ma, Riska punya sesuatu buat mama” ku ucapkan sembari menyodorkan suatu amplop hadiah hari bu untuk mama. Aku sangat gugup, saat mama membuka amplop itu,

“Ris, mam gak perlu hadiah. Riska adalah hadiah terbesar yang diberikan Allah untuk mama” kata mama sambil memelukku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku pun langsung memeluk erat mama, 

“Ma bukan Riska, tapi mama adalah hadiah terindah yang diberikan Allah buat Riska” jawabku pada mama.

Cerpen Persahabatan

Cerpen Persahabatan
cerpen anak

Kisah Dua Sahabat dan Beruang

Toni dan Leo merupakan dua orang yang telah bersahabat sejak lama. Karena hari libur, mereka berdua berencana untuk berjalan menuju hutan menyusuri keindahan alam yang ada di hutan. Karena senangnya ketika di hutan, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah berjalan jauh ke dalam hutan.

Hingga mereka melewati batas yang telah ditentukan untuk dilalui. Karena terlalu masuk ke dalam hutan, mereka berdua tidak sengaja bertemu dengan seekor beruang lapar yang sedari tadi mengincar mereka. Karena takut, Toni pun langsung naik ke atas pohon dan meninggalkan Leo di bawah begitu saja.

Leo yang mengetahui hal tersebut berusaha keras mencari ide, Leo tidak memanjat, karena ia tidak bisa memanjat pohon. Setelah berpikir keras, Leo akhirnya ingat ia pernah mendengar bahwa hewan akan meninggalkan dan tidak menyukai orang yang telah mati. Akhirnya Leo berbaring di tanah dan menahan nafas dalam-dalam.

Melihat hal tersebut si beruang pun langsung menghampiri Leo yang terbaring di tanah seraya mengenduskan hidungnya. Tak lama kemudian beruang pergi meninggalkan Leo yang tengah berbaring.

Toni dari atas pohon melihat hal tersebut merasa penasaran, akhirnya setelah beruang pergi, ia pun langsung turun menghampiri Leo dan bertanya dengan penasaran.

“Apa yang dibisikkan beruang kepadamu? Mengapa ia langsung pergi?” tanya Toni

“Katanya aku disuruh menjauhi teman yang mementingkan diri sendiri sepertimu” jawab Leo

Merasa bersalah, Toni meminta maaf pada Leo.

Cerpen Kandungan Moral

Cerpen Kandungan Moral
cerpen anak

Sebuah Tongkat dan Nilai Moral

Alkisah pada zaman dahulu, hiduplah seorang kakek yang sudah tua dengan ketiga anaknya. Ketiga anaknya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang setara dan mereka semua adalah pekerja keras, sehingga seluruh warga kampung memuji kinerja mereka.

Namun bukannya bangga, sang kakek malah bersedih melihat ketiga anaknya. Meskipun ketiga anaknya pekerja keras, mereka selalu saja berdebat dalam suatu kesempatan bahkan hingga berkelahi. Keluarga menjadi tidak nyaman dan seperti tempat asing bagi si kakek.

Para warga desa pun mengolok mereka yang terus berkelahi sepanjang waktu. Sang kakek yang sedih pun mulai mencari rencana agar mereka tak lagi berkelahi. Akhirnya sang kakek memiliki rencana untuk menyatukan mereka. Tapi sayangnya sebelum melakukan rencananya sang kakek sudah jatuh sakit.

Dalam keadaan sakit, kakek memanggil ketiga anaknya, anaknya pun datang menghampiri sang kakek dalam keadaan terus saja berdebat. Kemudian sang kakek mengambil batang pohon yang berjumlah sepuluh batang. Kemudian kakek menyuruh anaknya untuk mematahkan batang satu persatu, yang terlebih dahulu mematahkan batang semuanya, maka akan dapat dihargai.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka langsung bisa mematahkan batang pohon satu persatu, kemudian mereka berdebat lagi dan saling klaim siapa yang pertama kali berhasil. Melihat mereka, sang kakek berusaha melerai mereka, sembari mengatakan bahwa permainan yang sebenarnya belum selesai.

Kemudian sang kakek mengambil batang lagi yang berjumlah sepuluh dan diikat dalam satu ikat. Kemudian kakek menyuruh ketiga anaknya untuk mematahkan batang tersebut dalam keadaan menyatu tanpa di pisah. Karena kesulitan ketiga anaknya menghampiri kakek seraya mengeluh tidak bisa mematahkannya.

Melihat hal tersebut, akhirnya kakek memberikan petuah pada ketiga anaknya.”Wahai anakku, tidak baik bagi kalian terus bertengkar dan saling menyalahkan satu sama lain. lihatlah batang pohon ini ia akan kokoh apabila bersama dan akan lemah jika terpisah satu persatu.

Masalah yang kalian hadapi akan dengan mudah kalian selesaikan apabila kalian bersama.” Mendengar nasihat dari ayahnya, ketiga anaknya pun menyadari bahwa apa yang mereka lakukan saat ini salah, sehingga mereka menjadi damai dan tidak saling bertengkar satu sama lain.

Pelajaran Paku dan Pagar

Pada suatu masa ada seorang anak yang pemarah. Ia mudah sekali marah dan emosi, saat ia marah, ia selalu mengucapkan kata-kata buruk yang terlintas di pikirannya. Hal tersebut membuat orang disekitarnya menjadi sakit hati dan menjauhinya.

Mengetahui hal tersebut sang ayah pun berusaha mencari cara agar dapat menghilangkan kebiasaan anaknya yang pemarah tersebut.

Pada suatu hari sang ayah memberikan sekantong berisi paku dan juga satu palu pada sang anak, “Anakku, apabila kamu marah kamu bisa menggunakan palu untuk menancapkan satu paku ini pada pagar belakang rumah”. Kata sang ayah.

Keesokan sang anak sangat marah dan tidak bisa dikendalikan hingga ia memaku semua pagar dengan seluruh paku yang ada dikantongnya, hingga sudah tidak tersisa lagi. Karena tahu pakunya habis, sang anak mengadukannya pada ayahnya. Kemudian sang ayah berkata, “karena pakunya sudah habis, sekarang pada saat kamu marah kamu bisa mencabuti seluruh paku ini hingga tidak ada yang tersisa”.

Keesokannya sang anak marah lagi dengan emosi yang meluap-luap ia mencabuti paku yang tertancap di pagar belakang rumahnya hingga bersih tak bersisa. Melihat hal tersebut, sang ayah menghampiri sang anak sembari berkata.

“Anakku apa yang kamu lakukan sudah bagus, sekarang cobalah kau tengok lubang bekas paku yang ada pada pagar, lubang itu tidak akan pernah hilang meskipun dilapisi dengan cat. Seperti itu juga perkataan, apabila kau menyakiti hati seseorang maka sebaik apapun kau meminta maaf, orang tersebut tidak akan mungkin melupakannya.”

Cerpen Perjuangan

Cerpen Perjuangan
cerpen anak

Filosofi Kopi Telur dan Kentang

Suatu hari ada seorang anak perempuan yang mengeluh tentang kehidupannya pada ayahnya. Ia menganggap bahwa hidupnya tidak bermanfaat dan terlalu menyedihkan. Ia mengatakan bahwa ia merasa sangat capek ketika harus berkelahi dan berjuang. Ia merasa bahwa masalah yang dihadapinya malah semakin bertambah.

Mengetahui hal tersebut, sang ayah membawa anaknya untuk masuk ke dalam dapur. Kemudian sang ayah mengambil tiga buah panci yang masing-masing diisi oleh air dan diletakkan di atas kompor. Panci pertama berisi kentang, panci kedua berisi telur, panci ketiga berisi kopi.

Kemudian sang ayah tanpa berkata sepatah kata pun mengajak anaknya untuk duduk menunggu air mendidih. Sang anak terus bertanya tanpa henti namun sang ayah tidak menjawabnya. Setelah mendidik, sang ayah meletakkan kentang, telur dan kopi dalam satu wadah berbeda.

kemudian menyuruh sang anak merasakan tekstur ketiganya. Karena penasaran, sang anak bertanya apa yang dimaksud ayahnya dengan melakukan hal tersebut, akhirnya sang ayah menjelaskan,

“anakku ketiga benda ini sama-sama dimasukkan dalam air yang mendidih, namun memberikan hasil yang berbeda.”

“lihatlah kentang yang awalnya keras menjadi empuk dan lunak, telur yang memiliki cangkang keras pun, menjadi lunak. Tetapi berbeda dengan kopi, kopi yang telah tercampur dalam suatu larutan yang mendidih, dapat menciptakan rasa yang baru.”

Cerpen Anak Bangsa

Cerpen Anak Bangsa
cerpen anak

Kehidupan Dua Tikus Berbeda

Alkisah hiduplah dua tikus, tikus yang satu hidup di kampung, sedangkan tikus yang satunya lagi hidup di kota. Tikus kampung sangat menikmati kehidupan damai di kampungnya. Tetapi ia ingin melihat keadaan kota di sepupunya yaitu tikus kota.

Tikus kampung pun kemudian pergi ke kota untuk mengunjungi sepupunya. Sebelum berangkat, tikus kampung menyiapkan beberapa oleh-oleh untuk sepupunya berupa makanan khas kampungnya. Sesampainya di kota, ia di sambut baik oleh sepupunya yaitu tikus kota.

Kemudian tikus kampung pun mengeluarkan makanan khas kampung yang ia bawa, melihat hal tersebut, tikus kota bukannya berterima kasih, ia malah bilang bahwa makanan itu sudah kuno. Dan tidak seharusnya dimakan di kota ini. Malam harinya, tikus kota membelikan beberapa makanan kota pada sepupunya, berupa pizza dan sebagainya.

Tikus kampung pun sangat menikmati makanan tersebut dan ia langsung merasa cocok berada di kota. Tetapi di pertengahan makan, ia di kagetkan dengan suara yang keras seperti suara hewan. Tikus kampung menanyakan hal tersebut pada tikus kota, dan tikus kota berkata, bahwa mereka hanyalah seekor anjing yang sering berkunjung kemari. Mendengar hal tersebut, tikus kampung merasa kaget.

Keesokan harinya tikus kampung langsung pergi meninggalkan sepupunya, ia kembali ke kampung dan ia berjanji tidak akan menginjakkan kakinya lagi ke kota. Dia berpikiran, lebih baik makan makanan kampung dari pada makan makanan kota yang lezat tetapi dikelilingi oleh anjing.

Ia merasa tidak aman apabila harus hidup berdampingan dengan anjing yang selalu mengincar tikus sebagai mangsa buruannya. Sebaik-baiknya anjing, anjing tetap lah anjing.

Baca Juga Puisi Sahabat

Itulah beberapa cerpen anak yang bisa dijadikan pilihan para orang tua untuk menanamkan pesan moral sekaligus pendidikan pada anak. Cerpen bisa dijadikan pilihan. Hal tersebut dikarenakan bahasa yang dimiliki oleh cerpen menarik dan ringan, sehingga mudah diterima oleh anak-anak. Ceritanya yang menarik menjadikan anak-anak mudah mengingatnya.

Satu pemikiran pada “9 Cerpen Anak yang Asik, Singkat, Lucu dan Mendidik”

Tinggalkan komentar